Jakarta, Victoriousnews.com,-“Dunia saat ini mengalami kecanggihan teknologi yang serba cepat, murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Setiap orang juga merasakan dampak dari kecanggihan teknologi, mulai dari HP/Android, media sosial, televisi, internet dan sebagainya—yang semuanya bisa dikerjakan serba cepat. Seperti yang dikatakan Presiden Jokowi, dunia pendidikan saat ini tidak bisa lagi seperti dulu yang belajar mengetahui apa itu ilmu Akuntansi, Teknik, Hukum dan lainnya karena teknologi zaman dinamis, dunia berubah semakin cepat,” Ujar Ketua STT REM, Dr. Ariasa Supit, M.Si dalam kata sambutannya dalam acara Kuliah Umum Kepemimpinan di kampus Sekolah Tinggi Teologia Rahmat Emanuel (REM), Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2 No.4 G-K Kelapa Gading Jakarta Utara.
Lanjut Ariasa, STT REM berencana akan menggelar kuliah umum sebulan sekali. Hal itu guna menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa, tidak hanya belajar mengenai Teologi. Bagaimana menyiapkan mahasiswa yang siap di era perubahan cepat dengan kreatif dan inovatif dalam mengaplikasikan keilmuannya. “Mulai tahun 2018 STT REM telah membuat program, bahwa kuliah umum ini akan dilaksanakan sebulan sekali (setiap bulan). Dan mulai Januari ini menghadirkan Prof. Rhenald Kasali sebagai pembicara,” tutur Ariasa.
Dengan mengusung tema “Disruption—Menghadapi Lawan-Lawan Yang Tak Kelihatan”, kuliah umum yang gelar tanggal 8 Januari 2018, diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi S1 dan S2 STT REM, sejumlah dosen pengajar, Wakil Ketua 1, Pdt. Dr. Antonius Natan, M.Th, Pdt. Dr. Rahtomojati, Pdt. Dr. Lenny Chendralisan, Pdt. Dr. Ariasa Supit, M.Si (Ketua STT REM), Agung Suprio (Komisioner KPI Pusat), serta menghadirkan pembicara Prof. Rhenald Kasali, Ph.D (Guru Besar FEUI, Penulis, pendiri Rumah Perubahan) dan William Wiguna M.Pd, CPHR, CBA, CPI (Ketua Umum Aspirasi, Direktur Program Pasca Sarjana STT REM). Acara ini dipandu oleh Bapak Johan Tumanduk, S.H, M.M; M.Min, M.Pd.K (Direktur Eksekutif Conrad Supit Center) selaku Moderator.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat), Agung Suprio, mengungkapkan, bahwa tema Disruption ini memang sangat cocok dengan kondisi kekinian. Sesuai dengan UU No.32/2002, tentang penyiaran Indonesia, bahwa konsep penyiaran saat ini adalah anytime dan anywhere. “Kita menyiarkan sesuatu tidak menunggu waktu lama. Kita harus siap berubah untuk mengikuti teknologi. Contohnya, jika ada stasiun televisi yang tidak mau berubah dan tidak punya konten kreatif, cepat atau lambat akan bangkrut. Sebab sesuai data asosiasi penyiaran televisi, saat ini per hari, orang nonton televisi semakin menurun dibandingkan orang yang melihat internet/media sosial,” tukas Agung Suprio dalam kata sambutannya.
Baca Juga :Prof. Rhenald Kasali, Ph.D (Guru Besar FE-UI): Suka Tidak Suka, Kita Harus Hadapi Era Disruption
Menurut Agung, setiap hari rata-rata orang menonton internet melalui smartphone atau ipad 180 menit per-hari. Diperkirakan pada Tahun 2030 penyiaran televisi dan radio sudah tidak ada lagi. “Sekarang penyiaran sudah berubah. Penikmat televisi dan radio sudah mulai beralih ke Youtube, Facebook, Instagram dan lainnya menggunakan internet,” ujar dia.
Kata Agung, Disruption (era dinamis perubahan cepat teknologi) dibutuhkan KPI guna memberikan kreativitas dan inovasi baru. “Industri pertelevisian dan radio akan berusaha memberikan tontonan atau materi siaran yang lebih baik dan menarik masyarakat,” jelas Agung.
Seusai kuliah umum, sebagai bentuk terimakasih, panitia Kuliah Umum STT REM diwakili oleh Ketua STT REM, Dr. Ariasa Supit memberikan plakat kepada Prof. Rhenald Kasali. margianto