Kuliah Umum II STT REM: KASAL Laksamana Ade Supandi Tegaskan Keluarga Berperan Penting Dalam Membentuk Karakter Millenials Leadership

Hukum & HAM2044 Views

Jakarta, Victoriousnews.com,- Saat memberikan kuliah umum di STT REM dengan tema “Millenial Leadership”, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI, Ade Supandi., SE., M.A.P mengungkapkan bahwa,  masyarakat zaman sekarang berada dalam situasi serba ketidakpastian. Apalagi zaman yang terus berubah seperti dari zaman millenial, generasi X, generasi now hingga nanti mungkin generasi Z. “Yang pasti semua itu berkaitan dengan resources. Karena itu, ke depan harus  mempersiapkan resources terutama yang berkaitan dengan leadership. Teknologi sudah merubah banyak dunia seperti perubahan iklim atau cuaca akibat pemakaian AC, penggunaan telepon yang canggih dan teknologi lainnya. Nah, Indonesia termasuk negara yang sangat konsumtif sehingga menjadi pasar dari perkembangan teknologi dunia,” tutur KASAL yang hadir didampingi jajarannya antara lain Laksama Pertama Manahan Simorangkir dan perwira petinggi lainnya.

KSAL Laksamana TNI Ade Supandi ketika memberikan kuliah umum STT REM (2/2/2018)

Terkait dengan kepemimpinan, Laksamana Ade Supandi mengutip adagium bahwa tiap zaman ada pemimpin dan tiap pemimpin ada zamannya. Dia juga mengutip pandangan Presiden AS Franklin Roosevelt yang pernah menyatakan, kita tidak bisa membangun masa depan untuk generasi muda tetapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan. “Teknologi informasi bisa merubah dengan cepat seperti perdagangan dan pemasaran. Salah satu contohnya munculnya pemasaran online. Bahkan, sekarang kantor juga sudah banyak virtual, kalau ada hanya untuk alamat dan surat menyurat yang masih manual,” tukas  Laksamana kelahiran Batujajar- Bandung, 26 Mei 1960 ini.

                Suami dari Dra. Endah Esti Hartanti Ningsih dan telah dikarunia 2 anak (Anindita Rivy Larasati dan  Andaru Dhimas Nugraha Vidianto) mengatakan bahwa, keluarga itu memiliki peranan penting dalam membentuk kepemimpinan milenial. Misalnya, dengan memberikan teladan bagi istri maupun anak-anak di rumah. “Meskipun saya menjabat KASAL, tetapi anak-anak dan istri saya tidak pernah menikmati fasilitas kedinasan Angkatan Laut. Saya didik mereka untuk mandiri. Kedua anak saya itu mulai dari kecil, saya didik sederhana. Dari sekolah dasar sampai sekolah menengah, mereka menggunakan sepeda. Kalau mau kemana-mana/pribadi tidak boleh menggunakan fasilitas dinas angkatan laut, termasuk ongkos naik pesawat harus keluar uang pribadi,” papar Ade yang tercatat sebagai pejabat KASAL ke 25 ini.

Kika: Johan Tumanduk, SH.,M.M., M.Pd.K(Direktur Eksekutif Abraham Conrad Supit Center), KASAL Laksamana TNI Ade Supandi dan Prof. Dr. Abraham Conrad Supit (Ketua Yayasan Abraham Conrad Supit Center)

                Ade Supandi menjelaskan, meskipun orang sekarang memahami suatu teknologi tapi tanpa dibekali dengan pengetahuan yang mumpuni, tidak akan bisa. Untuk itu, pengetahuan-pengetahuan yang sepadan itu harus diberikan kepada para generasi sekarang. “Pengetahuan yang paling gampang itu sesuatu yang dia bisa terlihat, kalau tidak bisa lihat cuma di kepala nggak bakal bisa. Karena itu, dalam konsep transformasi pengetahuan, metode itu harus dipahami. Apakah itu dengan mata, telinga dan tangan. Kalau suatu pengetahuan lebih gampang diterima dengan omongan, ya pakai omongan, kalau dia harus perbuatan, yang dengan contoh. Kemudian keterampilan itu, yang kita nggak pernah melakukan pada anak-anak kita. Kemanjaan di lingkungan pendidikan itu akibatnya dia tidak bisa mandiri,” tandas Pria lulusan Lemhannas RI PPSA angkatan-17 (2011).

Lanjut Ade, para orang tua sekarang jarang melatih psikomotor anaknya untuk bersikap mandiri sehingga ketika dewasa akan kebingungan menghadapi sesuatu. Ade pun mencontohkan bagaimana pengusaha besar milik keluarga, banyak yang menjual perusahaannya karena anaknya tidak bisa melanjutkan bisnis tersebut. “Banyak pengusaha besar tidak bisa bertahan dalam mememilihara perusahannya, kenapa? Karena tidak melatih, karena anaknya tahu kesuksesan orang tua sekarang tapi bagaimana orang tua dulu mengalami hal yang sulit. Sekarang sudah naik mobil, mungkin dulu bapaknya naik becak kepanasan, anak ini nggak tahu. Begitu dia menghadapi persoalan bisnis tidak ngerti itu banyak terjadi banyak perusahaan besar khususnya family bisnis,” ulasnya.

Ade menambahkan faktor ketiga yang tak kalah penting adalah karakter. Dia pun meminta untuk para generasi sekarang membangun karakter yang baik dan kuat. Jika seorang tidak memilik karakter yang baik dan kuat, menurut Ade tidak akan berhasil. “Sikap karakter ini yang harus dibangun, kalau tidak kita akan selalu kalah global competitiveness. Di manapun kalau manusianya tidak punya kemampuan baik, tidak akan jadi,” kata Ade. margianto

Comment