PERTOBATAN MEMBAWA BERKAT

Ragam6211 Views

JAKARTA,Victoriousnews.com,-Seorang lulusan perguruan tinggi ternama di sebuah negeri, suatu kali diperhadapkan dengan permasalahan karier yang tak kunjung datang kepadanya. Berlembar-lembar surat lamaran telah disusun dan dikirimkan ke perusahaan-perusahaan, tetapi juga tak mendapatkan respon dan balasan. Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Penantian tinggal penantian saja. Keputusasaan hampir saja menghinggapi dirinya. Dalam kondisi setengah frustasi, dia menghampiri seorang pengusaha kaya. Dia coba sampaikan keinginannya, yaitu mendapatkan sebuah pekerjaan untuk karier hidupnya kelak. Sang pengusaha menerima, tapi hanya ada satu lowongan pekerjaan yang dapat diisinya, yaitu ‘Angon Bebek’ (Menggembalakan Bebek). Istilah yang agak aneh. Tetapi, lowongan pekerjaan inilah yang sangat terbuka untuknya.
Singkat cerita, pemuda ini menerima tawaran pekerjaan yang diberikan oleh pengusaha. Maka, terjadilah kisah ‘Seorang Sarjana Penggembala Bebek’. Ratusan Bebek kemudian berada dalam pengawasannya. Berbekal sebatang kayu berpanjang sedang di tangan kanannya, sang sarjana memulai petualangannya. Suara-suara Bebek yang membelah ladang dan masing-masing memilih jalan yang disukainya. Rasa frustasi pun kemudian menghinggapi sang sarjana. Sebuah kerikil kecil pun dilemparkan ke kerumunan Bebek yang coba membangkang dari gembalaannya. Seekor Bebek pun mati oleh lemparan kerikilnya. Toleh kanan dan kiri, dia membuang Bebek yang telah mati.
Namun, perilakunya ini secara tersembunyi diketahui oleh seorang pedagang keliling. Rasa takut pun kemudian menghinggapi diri sang sarjana. Tetapi, sang pedagang manawarkan jalan damai, bahwa jika tindakannya membuang Bebek yang telah mati tidak ingin disampaikan kepada pemilik Bebek-bebek itu, maka sang sarjana harus menimbakan air di kala sang pedagang membutuhkan air. Tawaran pun diterima. Rasa lelah pun mengghinggapi sang sarjana. Bergejolak pikirannya untuk mencari cara bagaimana dia tidak terus dihinggapi rasa takut. “Bagaimana pun saya harus berlaku jujur kepada pengusaha yang telah memberiku pekerjaan ini,” begitu terlintas dalam pikiran penggembala Bebek ini.
“Boss, maaf. Karena kurangnya pengalaman, ketika saya sulit mengendalikan perilaku Bebek-bebek, saya mengambiil Batu kecil dan melemparkan ke kerumunan. Maksudnya, agar Bebek-bebek tersebut terkendali. Tapi di luar dugaan, Batu kecil tersebut mengenai kepala seekor Bebek dan mati. Karena takut, saya membuang bangkai Bebek tersebut ke semak belukar. Tetapi, tindakan ini diketahui oleh seorang pedagang dan mengancam akan mengadukan tindakan saya itu kepada Boss. Karena takut, saya menerima tawarannya untuk menimbakan air di saat dia membutuhkan. Rasa lelah pun menghinggapi diri saya, Akhirnya, saya memberanikan diri menghadap dan memberitahukan keadaan yang sesungguhnya. Terima kasih sebelumnya telah memberikan kesempatan bekerja. Saya siap menerima resiko pemecatan,” demikian diucapkan penggembala Bebek.
“Terima kasih rekan kerjaku yang baik. Secara tidak kamu sadari dan ketahui, si pedagang sudah memberitahukan kepadaku perilakumu itu. Tetapi saya tidak mempedulikan itu, karena engkau telah bekerja sangat baik. Usahaku mengalami peningkatan yang signifikan ketika dirimu bergabung di perusahaan ini. Jangankan satu ekor Bebek yang mati, lebih dari itu pun, aku tidak akan melakukan pemecatan terhadapmu! Rekanku, terima kasih atas seluruh tenaga yang kamu dedikasikan di perusahaan ini. Dan, pada hari ini, aku menaikkan jabatan satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya. Kamu akan membawahi seluruh Penggembala-penggembala Bebek yang lain. Terimalah,” ucap sang pengusaha.
Kisah Sang Angon Bebek (Penggembala Bebek) ini diangkat Dr M Henry SE MSc saat menjadi pembicara dalam ibadah perdana di tahun 2019 dalam Ibadah Supit Family Ministry (SMF) yang diselenggarakan Senin malam pukul 17.30-19.30 WIB, 18 Februari 2019 di Lantai 6 Blok M Square Function Room. Mengangkat tema “Pertobatan Membawa Berkat” (Kisah Para Rasul 3:19), pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpangkal Kolonel ini berbicara seputar pergumulan hidup yang dilalui secara pribadi maupun bersama istri dan anak-anaknya. “24 tahun, istri saya berdoa. Saya tidak menyangka jika pada waktu tertentu, saya dapat mengikuti Jalan Kristus dan berdiri di depan umat untuk menyampaikan firman-Nya. Karena, selama itu, saya hanya berkonsentrasi mencapai cita-cita dalam karier militer agar mencapai pangkat Jenderal. Tetapi, hingga saya pensiun, saya hanya menyandang pangkat Kolonel. Saat sudah tidak ada tugas, saya dipertemukan dengan komunitas-komunitas yang luar biasa dan menyarankan agar saya dapat meniti pendidikan teologi. Selama 1,5 tahun saya belajar dan meraih gelar Doktor dengan predikat lulus terbaik Summa Cum Laude. Sepertinya masa depan selesai, ternyata Tuhan sediakan tempat yang terindah,” tandas M Henry.
“Tetapi seperti ada tertulis, ‘Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia,” ( I Korintus 2:9) semakin mempertegas penyampaikan khotbahnya. Sejumlah referensi ayat firman Tuhan termasuk Roma 5:12, Mazmur 51:5, I Samuel 15:22, II Petrus 3:1 dan seterusnya pun semakin mengokohkan diri sebagai pemberita kabar keselamatan di dalam kasih Kristus pada masanya. Tak heran, jika seorang omnya, Pdt Oke Supit SH MH MBA (73 tahun/kelahiran 10 Oktober 1944, pendiri dan pembina Persekutuan Doa Regatta/PDR) yang duduk di deretan kursi barisan ketiga dari depan tampak terpesona. Ibadah perdana SFM di kawasan Blok M (Jakarta Selatan) ini dihadiri sekitar 300 umat dari berbagai wilayah DKI Jakarta termasuk jemaat PDR, seperti Sri Ning Rahayu (kakak kandung Walikota Jakarta Timur periode 20 Desember 2012–2 Januari 2015, Drs. HR Krisdianto., M.Si), Eva Fonne Pendong (Calon Anggota DPRD Kabupatan Minahasa Selatan, Sulawesi Utara), dan lainnya. Bahkan mama mertua dan seorang tantenya, Grace Affan Supit dan Conny Arya Supit menyempatkan hadir meskipun baru tiba kembali ke tanah air setelah beberapa waktu berada di sejumlah negara termasuk di Eropa. Sang istri, Feba Affan Laluyan masih berada di sebuah negara di Eropa untuk urusan bisnis.

“Luar biasa. Seorang wanita yang memang Tuhan sudah tunjukkan dan tuntun untuk mendampingi saya. Doa yang dipanjatkan selama 24 tahun pun kemudian mencapai titik nadir. Saya pun mengambil keputusan untuk mengikuti Jejak Tuhan. Suatu pengalaman yang luar biasa juga ketika saya dan istri diundang oleh seorang pemimpin besar. Ketika itu, kursi yang diduduki istri saya, sebelumnya diduduki oleh Dr (HC) KH Abdurrahman Wahid/Gus Dur (7 September 1940–30 Desember 2009, Presiden Indonesia ke-4 periode 20 Oktober 1999–23 Juli 2001). Sungguh luar biasa,” tandas Dr M Henry dalam percakapan bersama pers usai menyampaikan khotbah.

Akhirnya, lantunan Reinhard (Personol Band Amigos) bersama sang puteri menjadi titik kulminasi pemanggilan umat-Nya terhadap Jalan Keselamatan. “Seringku tak mengerti, Jalan-jalan-Mu Tuhan; Bagai di belantara yang kelam…Tanpa seribu tanya, namun tetap percaya; Jejak-Mu Tuhan, sungguh sempurna… Seringku ‘tak mengerti,Jalan-jalan-Mu Tuhan; Bagai di belantara yang kelam… Tanpa seribu tanya, namun tetap percaya; Jejak-Mu Tuhan, sungguh sempurna…. Ajarku memahami, semua yang Kau ingini… Agar hidup ku puas ‘kan hati-Mu…, Bagi-Mu aku rela…Sepenuh hati menghamba, Serahkan diri genapi karya-Mu… Sering ku ‘tak mengerti, Jalan-jalan-Mu Tuhan; Bagai di belantara yang kelam…. Tanpa seribu tanya, Namun tetap percaya; Jejak-Mu Tuhan, Sungguh sempurna…. Ajarku memahami, Semua yang Kau ingini, Agar hidup… Serahkan diri genapi karya- Mu…Serahkan diri genapi kar… ya… Mu
Karya-Mu…” Sebuah lagu religi yang dipopulerkan Angel Karamoy (Aktris kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 16 Januari 1987) berjudul ‘Jejak-Mu, Tuhan’ semakin memantapkan diri sang kolonel untuk menggapai kedamaian bersama keluarga besar dan umat Tuhan.

Dr Kolonel Arh M Henry SE MSc sebelum pensiun sempat menduduki jabatan Inspektorat Kodiklat TNI AD. Ia mengambil keputusan untuk mengikuti Jejak Kristus medio November 2015. Sebuah kata pertobatan dibimbing oleh sang istri, Ev Feba Affan Laluyan yang terpanggil memberitakan kabar Injil keselamatan ke seluruh pelosok negeri maupun mancanegara sembari menjalankan usahanya. Henry menyelesaikan gelar doktor bidang teologi pada Mei 2018 dan ungkapan syukur dilakukan di kediamannya di kawasan Kemang (Jakarta Selatan) pada Jumat malam, 18 Mei 2018. (Epaphroditus Ph M)

Comment