Jakarta,Victoriousnews.com,-“Benarkah Tuhan Yesus Tidak Mengetahui Tentang Kedatangan-Nya? (Matius 24:36)”. Demikian tema yang diusung dalam acara Seminar Teologi yang diselenggarakan oleh Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM), di Kampus STT REM, Jl. Pelepah Kuning III Blok WE2 No. 4 G-K, Kelapa Gading-Jakarta Utara (Kamis, (20/6/2019).
Alasan yang mendasari STT REM mengangkat tema tersebut adalah karena belakangan ini banyak sekali pengkhotbah yang mengajarkan teks Kitab Matius 24:36, bahwa Yesus sendiri sebagai Anak, maka Ia sendiri tidak mengetahui perihal kedatangan-Nya kelak. Hanya Bapa sendirilah yang mengetahui tentang hal itu. Sesuai dengan teks di atas, sehingga memicu perdebatan dan pertanyaan, benarkah Tuhan Yesus Kristus tidak mengetahui tentang waktu kedatangan-Nya?.
Dosen tetap STT REM, Pdt. Reymon M Laimeheriwa, MA., Th.M., sebagai pembicara, menjawab pertanyaan sekaligus menjelaskan secara gamblang bahwa Yesus adalah Tuhan. “Yesus tahu dan pasti akan datang kembali. Karena teks dalam Matius 24:36 itu berkaitan dengan waktu kedatanganNya. Nah, jika banyak orang yang mengatakan bahwa Yesus tidak kedatanganNya, itu berarti melecehkan ketuhananNya. Pertanyaannya, kalau Dia tidak tahu, maka kapan ketuhananNya diakui? Menurut Alkitab, bahwa ketuhananNya itu sudah dimulai sejak kekekalan. Dan karena Dia sudah ada sejak kekekalan, maka Dia sampaikan tidak seorangpun yang tahu termasuk Dia, itu adalah sebuah perkataan dan pernyataan yang bukan karena tidak tahu. Tetapi karena penolakan Israel terhadap diriNya sudah dibuktikan melalui peristiwa silsilah, mulai dari Matius pasal 1 s/d 4. Bahkan peristiwa ajaran kotbah di bukit, mujizat dan perumpamaan, pelayananNya dan misi-misi yang lainnya. Hal itu membuktikan bahwa apa yang disampaikan itu semua sesuai bahwa Yesus adalah Tuhan. Karena Dia berkata, Aku adalah Alfa & Omega,” tutur Pdt. Reymon M Laimerheriwa, MA.,Th.M.
Lebih mendalam lagi Pdt. Reymon menegaskan bahwa Kitab Matius itu berbicara kerajaan Allah yang dimulai dengan cerita kelahiran Yesus, yaitu tibanya Raja di bumi (Mat. 1-2) dan berakhir dengan Amanat Agung, yaitu pengutusan para murid-Nya untuk membawa berita Kerajaan Allah sampai ke ujung bumi (Mat. 28:16-20). “Di dalamnya terdapat lima pemberitaan atau pengajaran khusus yang penting dan merupakan doktrin dasar dalam iman kita kepada Yesus Kristus: pertama, Khotbah di bukit (Mat. 5-7), yang mengandung hukum-hukum dan prinsip penting dalam Kerajaan Allah. Kedua, Persiapan dan pelatihan para murid-Nya untuk menyebarkan Kerajaan Allah (Mat. 10), yang menunjukkan kuasa dan cara pertumbuhan dalam Kerajaan-Nya. Ketiga, Tujuh perumpamaan (Mat. 13), yang memberitakan rahasia Kerajaan Surga. Keempat, Pengajaran tentang gereja (Mat. 18), yang memberikan pesan singkat tentang misi dan bentuk gereja. Kelima, Pemberitaan yang mengandung nubuatan tentang akhir zaman dan kedatangan Yesus kembali (Mat. 24-25), yang mempersiapkan kita bagi puncak zaman dan akhir segala sesuatu,” papar Pdt. Reymon.
Memperdalam pembahasan tersebut, mengemuka beragam pertanyaan, salah satunya adalah mengenai dosa yang menghujat Roh Kudus. Apa itu dosa menghujat Roh Kudus? Dosa menghujat Roh Kudus itu tercatat dalam Mat 12:31-32, “Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak“. Dosa menghujat Roh Kudus juga tercatat dalam kitab Mark 3:28-29 dan Luk 12:10. Pertanyaannya, apakah meninggalkan Tuhan Yesus pindah kepercayaan/keimanan itu termasuk dosa menghujat Roh Kudus dan tidak diampuni? Apabila seseorang berbalik percaya dan bertobat kembali setelah meninggalkan Tuhan apakah diampuni? “Seseorang yang semula percaya Yesus kemudian pindah keimanan itu termasuk dosa yang menghujat Roh Kudus dan dosa tidak diampuni. Nah apabila seseorang tersebut kembali berbalik dan bertobat kepada Tuhan, apakah Tuhan akan mengampuni? Tentu itu adalah hak prerogatifnya Tuhan. Sebab firman Tuhan berkata, dalam kitab 1 Yoh 1: 9, Jika kita mengaku dosa kita , maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Begitu pula tertulis dalam Yesaya 1:18, ‘Marilah, baiklah kita berperkara!–firman TUHAN–Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba’.,” ujar Pdt. Reymon. SM
Comment