Pdt Abraham Lewelipa Panjatkan Doa di Akhir Hayat Alm.Pdt Bigman Sirait

News, Ragam6910 Views
Pdt. Abraham ketika mendoakan Alm Pdt. Bigman di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading- Jakarta Utara

Jakarta,Victoriousnews.com “Adalah kesempatan berharga ketika saya dapat memanjatkan doa terhadap Bigman Fredore Leonard Sirait (dikenal Pdt Bigman Sirait) yang terbaring lemah di Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga Kelapa Gading (Jakarta Utara) pada Sabtu, 29 Juni 2019 sekitar pukul 11.30-12.30 WIB. Selama sekitar satu jam itulah, saya berdoa dalam Bahasa Batak Tapanuli, bahwa bahasa ini hanya dipahami oleh saya sendiri dan Pdt Bigman. Ini didasari pengalaman pelayanan Pdt Abraham Lewelipa di daerah Sidikalang (Sumatera Utara) selama tahun 1972 hingga 1982.Benarlah kata Firman yang tersurat dalam Pengkhotbah 8:8, “Tidak ada seorang pun berkuasa menahan angin, dan tiada seorang pun berkuasa atas hari kematian.Terima kasih untuk Pak Asiong atas kepekaan roh, sehingga menghantarkan saya ke rumah sakit. Kita berdua telah menjalankan amanat Tuhan. Tugas pelayanan suci amat mulia di Hari Terakhir hamba-Nya, Pdt Bigman Sirait,” Demikian catatan Pdt Abraham Lewelipa, Gembala Jemaat GBI Oirata (Pulau Kisar, Maluku Barat Daya, Maluku) seputar meninggalnya Pdt Bigman Sirait pada Sabtu, 29 Juni 2019 pukul 20.44 WIB. Ada jeda sekitar 8-9 jam dari doa-doa yang dipimpin Pdt Abraham Lewelipa sebelum meninggalnya Pdt Bigman Sirait menjelang pukul 21.00 WIB.

“Saya tidak menyangka dapat turut ambil bagian dalam pelayanan ini. Selain tidak kenal, saya mengemban pelayanan jemaat Tuhan di gereja terdepan kepulauan Indonesia, yaitu Oirata (Pulau Kisar) yang notabene lebih dekat dengan Timor Leste,” kata Pdt Abraham.

Pdt. Abraham bertemu dengan Ahok ketika melayat Alm Pdt. Bigman di RD Sentosa RSPAD, Jakarta Pusat

“Saya melihat bahwa hari itu adalah hari terakhir bagi Pdt Bigman, sehingga saya meminta kepada sang istri untuk khusus berdoa bagi sang suami,” jelas Pdt Abraham ketika ditanyakan, apa yang dirasakan saat memasuki dan berada di ruang perawatan. Sebelum mengakhiri napasnya yang terakhir, Pdt Abraham meminta kepada istri almarhum untuk mendoakan agar kehendak Tuhan saja yang terjadi. Mazmur 116:15 menyatakan,” Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.”

“Melalui liku-liku pelayanan Ev Lim Kin Siong (Asiong) dari Gereja New Life Church (YGM) saya pun dipertemukan. Melalui beliau, saya akhirnya bertatap muka dengan Pdt Bigman Sirait yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Bersama beberapa orang, termasuk sang istri, Ibu Greta Mulyati DS saya pimpin doa agar Tuhan memberikan yang terbaik bagi Pdt Bigman beserta keluarga. Selama sekitar satu jam, secara bergantian memanjatkan doa. Sementara berdoa, Roh Tuhan memberitahu kepada saya bahwa hari itu merupakan hari yang terakhir bagi Pdt Bigman. Saya pun meminta agar Ibu Greta berdoa secara khusus untuk sang suami. Sebuah doa yang disertai uraian air mata kasih. Selesai berdoa, saya meninggalkan tempat dan menuju ke tempat pelayanan lain di daerah Grogol (Jakarta Barat),” urai Pdt Abraham.

Pdt. Abraham mendoakan (tumpang tangan) Ibu Gretha Mulyadi DS (Istri Alm.Pdt. Bigman Sirait)

Kesedihan tidak selamanya dipertahankan. Di balik kesedihan akan bersinar seberkas cahaya terang. Mazmur 37:23-26 menyatakan, “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya, apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan atau anak cucunya meminta-minta roti, tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” Berkat generasi akan menyertai keturunan. Apa yang pernah ditabur oleh almarhum demi kemanusiaan dan demi keselamatan jiwa-jiwa, Tuhan akan mempahalai pelayanannya dengan berkat generasi sepanjang masa. Apa yang oleh almarhum berhenti menuai dalam masanya, tapi hasil penaburan tetap berlanjut.

Tak disangka, Ir Basuki Tjahaja Purnama MM alias Ahok (Gubernur DKI Jakarta ke-15 periode 19 November 2014-9 Mei 2017 dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ke-8 periode 15 Oktober 2012-19 November 2014l tampak hadir dan duduk di deretan kursi paling belakang di samping Pdt Abraham Lewelipa. “Selama ini, walaupun saya di Pulau Kisar, jauh dari hiruk-pikuk politik ibukota, bersama Jemaat GBI Alfa Omega di Desa Oirata (Pulau Kisar), kami tetap mendoakan Bapak Ahok,” bincang Pdt Abraham.

Pdt Bigman Sirait meninggal pada Sabtu, 29 Juni 2019 pukul 20.44 WIB dalam usia 58 tahun. Sebelum dikremasi pada Selasa, 2 Juli 2019, jenazah disemayamkan di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Ibadah penghiburan dilakukan pada Minggu, 30 Juni 2019 dan Senin, 1 Juli 2019 pukul 19.00 WIB yang disertai penutupan peri jenazah. Ibadah penghiburan dipimpin oleh Pdt Netsen (Gereja Reformasi Indonesia) dan Pdt Nikodemus Rindin. Pdt Bigman Sirait meninggalkan seorang istri, Greta Mulyati DS dan tiga anak, masing-masing; Kezhia Bianta Sirait, Keithy Dorothy Sirait, dan Kennan Jonathan Sirat serta opung untuk dua cucunya. ( EPM)

Comment