Buku Berjudul “Change” Mengisahkan Perjalanan Hidup Dr.Elia Henry Sty Mengenal Sang Juru Selamat

Kesaksian, Religi851 Views

Victoriousnews.com,-“Dari awal, saya tidak mau menjadi Kristen. Semakin mengeraskan hati, saya seperti dikejar terus, baik lewat mimpi, pikiran, atau lainnya. Ini artinya bukan saya yang memilih menjadi Kristen, tetapi Tuhan yang pilih saya,” tulis Dr M Elia Henry Setianingtyas SE MSc (dikenal Henry Sty) pada halaman bukunya yang terbit dan memegang hak cipta tahun 2023 ini. Kalimat itu pun sebelumnya telah dikutip vifamedia.com medio 5 Juli 2020. Yesaya 41:9 menyatakan, “Engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: Engkau hambaKu, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau.”

Beranjak dari hal inilah, Dr Elia Henry S menerbitkan karya buku berjudul CHANGE; Perjalanan Hidup Sepasang Suami-istri dalam Melayani Tuhan.

“Terpujilah nama Tuhan Yesus. Atas berkat, rahmat, hikmat, kemurahan, karunia serta penyertaan-Nya yang terus mengalir secara berlimpah-limpah, saya boleh menyelesaikan buku berjudul CHANGE,” demikian tulisan diawali.

Judul CHANGE atau Perubahan itu pun sempat dipertanyakan beberapa teman dekat, apa ada hubungannya dengan koalisi “Perubahan”? Memang, judul “Perubahan” itu juga yang digunakan salah satu bakal calon presiden untuk meraih simpati pemilih pada Pemilihan Umum tahun 2024 mendatang. “Tidak! Tidak ada hubungannya dengan hal itu,” tandasnya sembari menunjuk tahun terbitnya. “Saya lebih dulu mengeluarkan ide dan menerbitkannya dalam buku. Ide dan terbentuknya buku ini jauh sebelum koalisi itu disetujui oleh tokoh-tokoh politik pengusung. Pastinya, proses saya menulis hingga menentukan judul terjadi jauh sebelum buku itu terbit.

Change yang menjadi magnet ketika Dr Elia Henry S (dikenal Henry Sty) mengangkat dan mendokumentasikan sebuah karya buku setebal xii+324 halaman plus cover empat halaman. Diawali dengan judul CHANGE; Perjalanan Hidup Sepasang Suami-istri dalam Melayani Tuhan, penulis, dan penerbit PBMR (Penerbit Buku dan Majalah Rohani) ANDI di Jalan Beo 38-40 Yogyakarta (i), legitimasi buku (ii), Prakata (iii-vii), Daftar Isi (ix-x), Pendahuluan (xi-xii), Isi (1-314), Epilogue (315-318), dan Tentang Penulis (319-324) plus cover empat halaman luar dan dalam.

Dibuka dengan penjelasan bahwa ‘change’ merupakan istilah bahasa Inggris yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia dengan ‘berubah’ atau ‘perubahan’. “Satu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan di dunia ini adalah perubahan. Perubahan itu tidak bisa dihindari. Karena, perubahan dapat membuat (kualitas) kehidupan itu menjadi lebih baik dari hari ke sehari. Kita tidak perlu cemas dan mengkhawatirkan perubahan,” jelasnya.

Ditambahkan, seringkali kita berharap tidak ada yang berubah dalam hidup ini. Terutama ketika seseorang sudah hidup dalam (keadaan) kondisi yang nyaman, serba berkecukupan, tersohor, dihormati banyak orang, meraih jabatan tinggi, selalu dalam keadaan sehat, memiliki keluarga suportif, dan hal-hal menyenangkan lainnya. Sepertinya semua itu tidak ingin berlalu dalam hidup. Rasanya ingin berada pada situasi tersebut selama mungkin.

“Kondisi yang sangat dinamis menginspirasi saya untuk memberikan (menyematkan) judul CHANGE dalam penulisan ini, karena begitu banyak perubahan yang mewarnai dalam kehidupan saya terutama,” tulis Dr Henry S dalam prakata di halaman iv.

Perubahan yang dimaksud bukan sekedar tentang fisik tetapi menyangkut perubahan hidup seseorang. “Janganlah kamu serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna,” demikian Roma 12:2.

Buku CHANGE mengungkap sekelumit kisah hidup pribadi beserta istri dan keluarga yang menyertainya. Henry Setianingtyas lahir di Rumah Sakit Tentara Dr Kariadi (Semarang, Jawa Tengah), 20 April 1960. Lahir dari pasangan suami-isteri, Josephus Darmosuwito Dari dan Maria Susriati. Pasangan suami-isteri ini telah dipanggil Bapa di Sorga dan telah menikmati kebahagiaan Surgawi yang tiada tara.

Henry Setianingtyas merupakan putra keempat dari tujuh bersaudara putra-putri. Ayah dan ibunya yang telah memeluk Katholik memungkinkan Henry menerima baptisan dan disematkan nama Gerardus, sehingga menjadi Gerardus Henry Setianingtyas. Dalam perjalanan kehidupan kemudian, Henry diasuh keluarga yang beragama Islam dan sebagai seorang Muslim sebelum keberangkatannya ke Magelang (Jawa Tengah) untuk meniti pendidikan di Akademi Militer (Akmil). Hal tersebut cukup menimbulkan persoalan mengingat saat mendaftarkan diri untuk menjadi Taruna Akabri, dia menuliskan dalam surat-surat persyaratan masih menggunakan dokumen lama yang menyatakan status beragama Katholik. Sementara, saat sudah diterima di Taruna Akmil beragama Islam sesaat setelah mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan Allah SWT oleh Ustadz Zainul Arifin tiga hari sebelum keberangkatan ke Magelang. Akhirnya, status perubahan agama perlu disahkan secara kedinasan, yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat kembali di hadapan Allah SWT oleh Kepala Dinas Rohani Islam (Kadisrohis) Akademi Militer dan diberikan nama Mochamad untuk menggantikan nama Gerardus.

Berita perpindahan agama ini sampai ke telinga orangtuanya dan membuat mereka bersedih terutama sang ibu. Ternyata Kepala Dinas Rohani Katholik (Kadisrohkat) sempat menulis surat pribadi kepada orangtuanya dan menyatakan, bagaimana mungkin terjadi putra bapak-ibu dapat berpindah agama? Sang ibu hanya bisa berdoa dan menyatakan bahwa gembala yang baik akan terus mencari Domba yang terhilang. “Gembala yang Baik akan mencari Domba yang tersesat. Anak saya adalah Domba yang terhilang. Bapak sebagai gembala harus bisa mendapatkannya kembali. Jika dia dimenangkan (kembali), itu adalah proses domba yang hilang diselamatkan melalui proses yang dramatik,” demikian dituliskan.

Pria yang kemudian menyandang nama Dr M Elia Henry Setianingtyas SE MSc tersebut dikenal sebagai purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat pamungkas Kolonel Arhanud. Sepeninggal penugasan di Tentara Nasional Indonesia (TNI), suami Ps Feba Affan ini menduduki jabatan Direktur Utama di perusahaan swasta yang dibangun sang istri (Founder) sejak tahun 1996.

Raihan jabatan Direktur Utama pun dilalui dengan proses panjang dan berliku. Sang istri memulai dengan trading company, garmen, penjual kue kering hingga akhirnya dengan cara Tuhan yang ajaib boleh menjadi rekanan TNI sebagai penyedia alutsista dan boleh berkolaborasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia (RI) dalam pengerjaan prototipe drone berukuran 3 meter hingga 7,20 meter. Proyek ini terinspirasi dari penyampaian Ir H Joko Widodo (kemudian Presiden Republik Indonesia) saat berkampanye sebagai calon presiden tahun 2019. Kala itu ditegaskan bahwa untuk mengawasi negara kepulauan NKRI yang begitu luas yang perlu diawasi dengan langkah yang cerdas, efisien, dan efektif dengan menggunakan pesawat tanpa awak dan dapat dikendalikan dari jarak jauh, yang biasa disebut drone.

Suatu saat akan ada anak bangsa yang harus bisa mengembangkan drone dan digunakan untuk mengawasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti diamanatkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan bahwa setiap pengadaan alutsista TNI harus disertai pengembangan industri dalam negeri.

Duduk sebagai Direktur Utama pun dilalui dengan proses berliku. Karier militer yang dibangun belasan bahkan puluhan tahun sirna mencapai impian jabatan jenderal hanya karena memenuhi panggilan Juruselamat dunia, Yesus Kristus. Hari-hari akhir pengabdiannya di militer diisi tanpa kejelasan hingga kemudian purna tugas.

Keluarga ini pernah hanya memiliki uang sebesar Rp 1.500,- di suatu waktu. Tetapi kemudian tampil sebagai milyarder. Baginya, latihan tidak cukup di militer. Di kehidupan keseharian pun penuh latihan. Bagaimana bisa bertahan dengan Rp 1.500,- beserta istri dan anak jika bukan Tuhan yang memiliki sumber kehidupan yang memberikan kemampuan.

Bagaimana kisah sesungguhnya? Nikmati sajiannya dalam buku CHANGE! Hubungi: 0813-9838-2279 (Epaphroditus Ph M atau Epa). @epa_phm

Comment