MPK – PGI Gelar Konfernas Pendidikan & Gereja 2024 Selama 2 Hari Di Auditorium FK UPH Karawaci

Konfernas Dihadiri 700 peserta dari seluruh Indonesia

News, PENDIDIKAN555 Views

Victoriousnews.com,-Mengangkat tema “Kolaborasi Nyata Untuk Transformasi Sekolah Kristen” Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia bekerjasama dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menggelar  Konferensi Nasional Pendidikan dan Gereja 2024, di Auditorium Fakultas Kedokteran  Universitas Pelita Harapan (UPH), Karawaci, Tangerang- Banten, Selasa-Rabu, (23-24/7/2024). 

Konferensi Nasional selama 2 hari ini dihadiri oleh  Staf ahli Kemendikbudristek Prof. Dr. H. Muhammad Adlin Sila, MA, Ph.D (mewakili Menteri Mendikbud Nadiem Makarim); Drs. Sudirman Simanihuruk, M.Th (mewakili Dirjen Bimas Kristen Kemenag RI), Ketua Umum MPK Handi Irawan Djuwadi, Sekum MPK Jopie A Rory, Wasekum MPK Wahidin Wardiman,  Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom,  Sekretaris Umum PGI Pdt Jacky Manuputty, Rektor UPH Jonathan L Parapak serta diikuti 700 orang peserta dari seluruh Indonesia yang terdiri dari 7 unsur kolaboratif, yakni MPK wilayah, sinode gereja, yayasan pendidikan kristen, sekolah universitas, STT, serta pelaku dunia usaha.

Prof.Dr. Muhammad Adlin Sila memukul gong menandai dibukanya Konfernas Pendidikan & Gereja di Auditorium Fakultas Kedokteran UPH, Selasa (23/7/24)

Pada hari pertama, Konfernas Pendidikan-Gereja 2024 dibuka secara resmi dengan pemukulan gong sebanyak 3 kali yang dilakukan  Prof.Muhammad Adlin Sila (staf ahli kemendikbudristek), Rektor UPH  Dr. Jonathan L. Parapak, dan Ketua Umum MPK Handi Irawan Djuwadi. 

Setelah pemukulan gong, acara disusul dengan penampilan anak-anak asal Papua yang belajar di Sekolah Lentera Harapan (SLH) Karawaci unjuk kebolehan lewat tarian khas Papua. 

Konfernas hari pertama diisi dengan beragam acara, yakni: mendengarkan pemaparan Ketum MPK Handi Irawan sebagai Keynote Speaker, Focus Group Discusion (FGD) terkait Identifikasi Fokus Permasalahan dan Alternatif Solusi, serta Kerangka Program Aksi Nyata Kolaborasi untuk Solusi, serta  testimoni kondisi sekolah yang ditangani Task Force 3T.

Pdt. Gomar Gultom (Ketum PGI): Kita Harus Merespons Cepatnya Teknologi Digital

Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom dalam kata sambutannya, mengatakan, bahwa tugas panggilan mengajar itu adalah perintah Yesus ketika Ia berkata: Karena itu pergilah… dan ajarlah mereka” (Mat 28:19-20). “Olehnya, disadari betul, bahwa tugas mengajar dan mendidik  ini bukanlah sesuatu yang komplementer, tetapi merupakan hakekatnya sebagai gereja. Maka peran MPK sangatlah sentral dan strategis dalam perjalanan gereja. Namun kehadiran MPK, sebagai perpanjangan tangan gereja, tidak boleh dijadikan alibi oleh gereja untuk melepaskan diri dan tanggung-jawab dalam bidang pendidikan ini. Di satu sisi gereja dan MPK harus berkolaborasi dalam hal ini, dan di sisi lain, gereja pun harus terus mengembangkan pelayanan dan tanggung-jawabnya dalam bidang pendidikan ini, tidak bisa sepenuhnya oleh MPK,” ujar Pdt Gomar. 

Pdt. Gomar menyitir adagium yang disampaikan oleh Charles de Gaulle semasa Perang Dunia II: Perang terlalu berharga bila diserahkan hanya kepada serdadu: Pendidikan terlalu berharga bila dserahkan hanya kepada para guru dan Yayasan. Pendidikan harus masuk dalam agenda pastoral gereja. “Tujuh puluh tahun lebih sudah usia MPK, ini adalah sebuah perjalanan panjang. Selama ini MPK dan PGI mencoba untuk berjalan beriringan, dan seiring itu pulalah harapan kita, gereja-gereja beriringan jalan dengan lembaga-lembaga pendidikan di sekitarnya,” ungkap Pdt Gomar. 

Ketum PGI juga mengatakan bahwa, perjalanan bersama ini semakin dibutuhkan kini, terutama dengan perubahan masyarakat yang begitu cepat, mendasar dan meluas sebagai akibat transformasi budaya digital. “Kita sama-sama  menyaksikan, bahkan mengalami, bagaimana proses-proses digital yang begitu cepat telah menggerus kesabaran kita, dan banyaknya pilihan yang tersedia oleh layanan internet telah mengakibatkan kedangkalan berpikir di kalangan siswa-siswi kita, belum lagi budaya instan yang dikembangkannya,’ tandas Pdt Gomar.

Prof Muhammad Adlin Sila (Staf Ahli Mendikbudristek) : Diharapkan Agar Para Guru Bersedia Ditugaskan Mengajar Di Daerah 3 T

Sementara itu, Prof. Dr. H Muhammad Adlin Sila, M.A, Ph.D (Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Hubungan Kelembagaan & Masyarakat) dalam kata sambutannya mengungkapkan bahwa, mendukung pencanangan tranformasi pendidikan Kristen yang digagas MPK & PGI. “Saat ini Kemendikbudristek juga telah melakukan perubahan besar-besaran mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Target kemendikbud dengan merekrut tenaga pendidik dari Aparatur Sipil Negara atau yang dikenal dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), baru  mencapai  500-800 ribu guru atau saat ini masih belum  mencapai 1 juta guru pendidik. Dan nantinya diharapkan guru-guru tersebut  dapat mengajar di daerah yang berkategori  3 T (Terpuruk, Tertinggal, Terlupakan),” ujar Prof Adlin.

Lanjut Prof Adlin, pemerintah juga masih terus mengembangkan “kurikulum merdeka” dengan menjadikan sekolah yang nyaman dan aman untuk peserta didik. Jadikan kurikulum merdeka ini adalah sebuah gerakan. “Bagi mereka yang menguasai teknologi digital itulah yang bisa menyesuaikan dengan era kekinian. Yang dimaksud dengan kurikulum merdeka ini bukan bebas dari apapun. Tetapi memberikan keleluasaan kepada para pendidik (guru) untuk melakukan kurikulum sesuai kebutuhan yang diajarkan kepada peserta didik,”pungkas Prof Adlin dalam kata sambutannya mewakili Menteri Nadiem yang berhalangan hadir. 

Ketum MPK Handi Irawan:  CSR Dapat Membantu Sekolah Berupa Dana Tunai

Kepada wartawan, Ketua Umum MPK Indonesia, Handi Irawan Djuwadi, mengatakan, bahwa apa yang telah dilakukan oleh MPK dan sekolah swasta, saat ini sebenarnya  sedang berkompetisi dengan budgetnya pemerintah. “Sekolah swasta seperti Kristen itu, memikirkan bagaimana budget dari pemerintah itu agar bisa mengalir tetapi sekaligus memikirkan sumber dana yang lain, yaitu dari swasta. Kalau pemerintah kan budgetnya BOS Biaya Operasional Sekolah), baik negeri dan swasta  diatur pemerintah. Makanya, peran swasta melalui bantuan dana Coporate Social Responsibility (CSR) bagi sekolah kristen, sebagai solusi mendukung biaya  operasional sekolah. Jika pihak sekolah menerima bantuan operasional dari CSR, maka di sisi lain pelaku usaha dan industri dapat menjadikan CSR sebagai keringanan dalam hal pembayaran pajak” ujar Handi didampingi oleh Sekum MPK Jopie Rory & Wasekum MPK Wahidin Wardiman.
Ki-ka: Sekum MPK Jopie A Rory, Ketum MPK Handi Irawan dan Wasekum MPK Wahidin Wardiman

Handi juga berharap agar dukungan dana CSR, dapat berupa dana tunai seperti yang telah dilakukan di berbagai negara seperti Amerika. “Selama ini dukungan CSR hanya berupa benda/barang. Makanya saya berharap bantuan CSR pun dapat berupa dana cash, seperti yang terjadi di berbagai negara,” paparnya. 

Handi juga berharap kepada pemerintah yang baru, dana tunai dari CSR untuk bantuan sekolah dapat disetorkan sebagai pengurang pajak. 

Ketika ditanya apakah MPK mendukung  pemerintahan baru melalui program Makan Bergizi Gratis? “Memang untuk beberapa tempat program ini bagus, tetapi mesti diimbangi dengan program jangka panjang. Karena program makan gratis itu kan sifatnya snapshot atau program yang sifatnya kampanye. Tetapi masyarakat juga harus diedukasi, setelah mendapatkan makan gratis ini ya harus diperhatikan mengenai pencegahan kesehatan, gizi yang lebih baik. Dugaan saya, makan  gratis ini sebagai sarana mengedukasi jangka panjang, terutama untuk mencegah agar tidak terjadi kasus anak stunting. Karena di Indonesia ini masih ada 23 – 30 persen kasus stunting. Dan stunting itu bisa menurunkan IQ,” ungkap Handi.

Handi menyebut,  bahwa, selain memicu IQ rendah, akibat stunting juga bisa memicu tubuh menjadi lebih pendek. “Bangsa mana yang postur tubuhnya tinggi? Belanda salah satunya. Kenapa? Karena gizinya tercukupi, minum susu dan keju. 50 tahun lalu orang Korea juga pendek. Tapi sekarang anak-anaknya postur tinggi, karena gizinya terjamin luar biasa,”ujarnya. 

Sebelumnya, ketika menjadi keynote speaker,  Ketum MPK Handi Irawan menyebutkan bahwa pentingnya kolaborasi nyata dari berbagai pihak untuk mengembangkan dunia pendidikan. 

“Gereja, lembaga pendidikan kristen, juga dunia usaha akan bergerak bersama dalam ladang pelayanan Tuhan, melalui dunia pendidikan Kristen. Tahun ini MPK telah banyak melaksanakan progam, tapi transformasi belum berjalan, sebab itu dibutuhkan kolaborasi yang lebih nyata dan solid,” tukas Handi sebagai keynote speaker pada hari pertama, Selasa (23 Juli 2024). 

Handi juga berharap melalui Konfernas dapat menghasilkan rencana strategis, tidak hanya sekadar masukan, tetapi ada perencanaan jangka panjang, serta resolusi radikal, tidak hanya semata implementatif. Selain berkualitas tapi tetap terintegrasi dengan Kristus.

“Sesuai dengan visi MPK, kita butuh kolaborasi, dan adanya kreativitas. Mari kita sambut transformasi sekolah Kristen,” tegas Handi

Sedangkan Sekum MPK, Drs Jopie A Rory, SH, MH menjelaskan, bahwa seluruh peserta Konfernas MPK-PGI ini berasal dari 445 yayasan sekolah anggota MPK, 100 orang lebih dari 23 MPK-Wilayah se-Indonesia, tamu undangan dari pilar penting MPK yakni; Pemerintah, Dunia Usaha (Perusahaan), pengusaha serta Aras Gereja nasional.

“Pimpinan sekolah dan STT yang dimiliki gereja juga ada. dan saat ini MPK sedang memproses keanggotaan baru, yang bila disetujui atau disahkan dalan Rakernas nanti, jumlah anggota MPK menjadi 500,” ungkap Sekum MPK Jopie Rory.

Pada hari kedua (Rabu, 24/7/24) selain FGD (Pilot Project Aksi Nyata Kolaborasi Pilar MPK), presentasi hasil 7 FGD, peserta juga akan mengikuti diskusi panel dengan narasumber Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom,  Prof. Dr. Djawantoro Hardjito, Prof. Darwin Darmawan, dan Prof. Yafet Yosafat W. Rissy. SM