IMAN KRISTEN TIDAK BERTENTANGAN DENGAN IMLEK

Religi8076 Views

Banyak orang memanfaatkan momen ini untuk berkumpul dengan saudara/ keluarga berlibur bersama keluarga. Ada sebagian orang Kristen menyambut imlek dengan sukacita, dan yang lain tidak merayakan sama sekali. Kelompok kedua ini merayakan Imlek dianggap kafir dan bertentangan dengan firman Tuhan.

Perayaan ini diwarnai oleh kisah motologis yang kurang tepat secara perspektif Kristen. Tradisi pengusiran roh-roh jahat melalui lampion dan petasan berlawanan dengan alkitab. Motivasi pemberian angpao tidak selaras prinsip iman Kristen. Apakah kita harus menolak perayaan Imlek? Tidak, kita perlu menyadari bahwa orang-orang Kristen dipanggil untuk mentransformasi budaya (Kej 1:26); (Yoh 17:15-19). Tidak ada budaya yang bebas dari destrasi dosa. Tiap budaya memiliki elemen-elemen tertentu yang rusak oleh dosa. Tugas orang Kristen bukan meniadakan semua elemen budaya itu tetapi menambah elemen yang berdosa dengan firman Tuhan. Kita dipanggil untuk menyuguhkan keunggulan nilai-nilai Kristen dan memasukan ke dalam praktik-praktik budaya tertentu.

Dengan kata lain kita memberikan landasan filosofi kristiani pada masing-masing elemen budaya. Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia, salah satu yang kita lakukan adalah adaptasi budaya. Ini dilakukan oleh Rasul Paulus dalam pelayanannya, (1 Korintus 9 :19-23), dia rela menjadi segala-galanya demi Injil Yesus Kristus. (1Korintus 15 :33). Misalnya; homoseksualitas, di lingkungan orang-orang kafir atau di kuil-kuil berhala pada zaman Paulus. Prinsip mengasihi (angpao); (1 Yoh 4:7-12). Hal-hal yang bersifat netral seperti, lampion, angpao; baju tidak usah diributkan, yang penting tidak memaknai mitos-mitos.

Pdt. Abraham Conrad Supit (Gembala Senior GBI REM)

Dalam hal  adat istiadak ada banyak hal positif dan ada juga yang negatif. Dalam hal-hal yang mistik dan negatif, orang Kristen yang sudah lahir baru harus menanggalkan dosa, yaitu meninggalkan hubungan kita dengan iblis. Tanggalkanlah adat istiadat yang disusupi oleh iblis di dalamnya. Lain hal adat istiadat yang berhubungan dengan moral. (1 Korintus 9: 20-22). Pakaian yang kita pakai tidak ada salah, jika pakaian itu sopan dan teratur. Jangan mengikuti kegiatan-kegiatan yang menjurus kepada sesuatu yang dapat menyakiti hati Tuhan, yaitu kegiatan-kegiatan yang ada unsur mistik di dalamnya, maupun unsur-unsur moral yang sudah agak miring (rusak).

Banyak budaya di dunia ini yang iblis sudah memiliki “Saham“ di dalamnya, sehingga ada banyak unsur magis dan agak sedikit kacau  dalam masalah moral di dalamnya, karena itu orang Kristen harus berhati-hati.

Perlu diselamatkan, hidup menanggalkan dosa yang ada hubungan dengan iblis, menanggalkan semua yang bersifat negatif termasuk adat istiadat yang ada hal-hal mistik. Berdasarkan para ahli perayaan Imlek dimulai sejak dinasti Sia. (2200 thn sebelum Kristus). Kemudian pergantian  berbagai dinasti, berubah pula pareyaan Imlek. + sekita tahun 104 sebelum Kristus, tanggal tahun Baru Imlek ditetapkan hingga saat inii. Pada penguasaan komunis di Tiongkok tahun baru Imlek dihapuskan diganti tahun baru Masehi. Upacara yang tidak boleh orang Kristen; misalnya sembahyang dewa Dopur (upacara penghantara dewa dopur naik ke langit). Yang baik yang dilakukan 1 minggu sebelum Imlek.

Makna Imlek dalam Kekristenan.Imlek =family event orang saling mengucap Gong Xi Fat Cai (selamat banyak rejeki) (semoga sejahtera). Ini pada hari raya Imlek (Tahun baru Imlek). Sin Tjia = pesta menyambut musim semi, dengan sembahyang kepada sang pencipta disebut perayaan Cap Go Meh. Perayaan imlek berasal dari kebudayaan petani, disajikan 10-12 macam kue yang mewakili lambing-langbang Shio (12). Yang bermakna kemakmuran; panjang umur; keselamatan; kebahagiaan; yang merupakan hidangan kesukaan para leluhur. Kue –kue sebagai symbol hamparan; kue lapis=lambing rejeki yang berlapis; kue mangkok dan kue keranjang. Bubur sangat dihindari pada hari Imlek, karena melambangkan kemiskinan.  Meja sembahyang ada 12 macam makanan dan dihiasi dengan gambar naga berwarna merah untuk memenggil  leluhurnya. Di rumah malam Imlek, pintu-pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rejeki bisa masuk dengan leluasa.

Orang Kristen Tionghoa tidak ada salahnya merayakan Imlek. Bahkan ada beberapa momen penting untuk bisa memanfaatkan bakti kita kepada orang tua. Ada pepatah Cina kuno terkenal; “ sewaktu kita minum air, ingatlah sumbernya”,  Hal ini menunjukan respek yang dalam terhadap orang tua dan leluhur mereka yang menjadi tradisi bagi banyak orang. Karena orang tua memberi mereka kehidupan, maka wajarlah bila mereka anak-anak memperlihatkan respek demikian, yang berperan penting dalam perayaan tahun baru Imlek. Merespek dan mengasihi orang tua merupakan hal yang penting bagi orang Ktisten, karena mereka mengindahkan nasehat ilahi, “Dengarkanlah bapamu yang telah menyebabkan engkau lahir, dan jangan memandang rendah ibumu hanya karena ia sudah tua” (Amsal 23:22).

Mereka juga mentaati  Alkitab. “Hormatilah Bapamu dan Ibumu, juga adalah perintah pertama yang disertai janji”. Agar baik keadaanmu dan engkau hidup untuk waktu yang lama di bumi”. (Efesus 6 :2-3). Orang Kristen ingin mengasihi dan menghormati orang tua mereka. Alkitab juga menghargai pertemuan keluarga yang membina, (Ayub 1:4); (Lukas 15: 22-24). Tetapi Tuhan memerintahkan “ jangalah seorangpun menjadi Tukang ramal atau mengadakan hubungan dengan roh-roh orang mati (Ulangan 18:10) orang Kristen juga ingin menghormati “Bapak, yang kepadanya setiap keluarga di sorga dan di bumi berutang nama”. (Efesus 3;14). Siapakah sang Bapak itu ? Ia adalah pencipta dan pemberi kehidupan kita. Allah (KPR 17:26). Karena itu sewaktu kita mempertimbangkan kebiasaan Tahun Baru Imlek, sebaiknya kita bertanya. Bagaimana pandangan Tuhan terhadap kebiasaan-kebiasaan ini? Apakah hal ini diperkenankanNya (1 Yoh 5: 2,3). Tuhan Yesus Memberkati***