Stephen Tambayong: NARKOBA MERUPAKAN MASALAH SELURUH ELEMEN BANGSA

Ragam2645 Views

JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,-Sebagai wujud kepedulian bersama serta dengan semangat menuju Indonesia Bersinar (Bersih dari Narkoba), Dewan Pengurus Pusat Institusi Penerima Wajib Lapor Badan Koordinasi Nasional Garda Mencegah Dan Mengobati (DPP Bakornas GMDM) bersama Persekutuan Anak Hamba Tuhan (PAHAT) menyelenggarakan Seminar Bahaya Penyalahgunaan Narkotika dan Deklarasi Indonesia Bersinat kepada masyarakat serta kalangan anak-anak muda di lingkungan PAHAT. Hal ini ditujukan untuk memberikan informasi yang jelas mengenai situasi dan fakta tentang narkoba, peredarannya, dampak buruk yang ditimbulkannya, aspek hukum, serta perihal rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba itu sendiri (pecandu narkoba),

Kegiatan dilaksanakan sebagai wujud keprihatinan atas meningkatnya penyalahgunaan serta peredaran gelap narkoba dan penyalahgunaannya di tengah masyarakat khususnya di kalangan generasi muda penerus bangsa di seluruh Indonesia, khususnya di kalangan anak muda. Kegiatan ini dilakukan untuk, pertama; Dukungan masyarakat (elemen masyarakat) terhadap pemerintah khususnya instansi terkait seperti Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Badan Narkotika Nasional (BNN) serta Kejaksaan agar tidak ragu dan takut dalam menindak tegas segala bentuk pelanggaran hukum terkait kejahatan narkoba (penyalahgunaan, peredaran gelap narkoba, pabrik atau produksi rumahan narkoba, penyelundupan termasuk tindak tegas oknum-oknum dari instansi terkait atau yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung di dalamnya) di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kedua, Membangun kewaspadaan masyarakat untuk tidak lengah terhadap kejahatan narkoba khususnya di lingkungan masing-masing, siap perang terhadap kejahatan narkoba, serta tidak mudah dipecahbelah sehingga kekuatan terpecah dan mudah dikalahkan. Dengan mempertahankan situasi yang Damai dan Bersatu akan menjadi benteng yang kuat bagi masyarakat untuk menangkal segala bentuk kejahatan narkoba. Ketiga, Mendeklarasikan masyarakat yang mendukung Indonesia Bersih dari Narkoba (Indonesia Bersinar). Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pesan positif kepada masyarakat bahwasannya pemerintah serius menangani permasalahan tersebut serta diharapkan peran serta masyarakat agar dapat bergerak bersama dalam kepedulian dan turut menjadi memiliki rasa tanggung jawab atas upaya pencegahan dan penangguilangan narkoba.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk Seminar dan Talkshow bertema “Indonesia Darurat Narkoba dan Kebangsaan” ini dilaksanakan pada Sabtu pukul 09.00 sampai dengan 16,30 WIB, 24 November 2018 di Lantai 3A (Glow Fellowship) Thamrin Residences Apartment (Tanah Abang, Jakarta Pusat) dan menghadirkan nara sumber penggiat anti narkoba dari kalangan pemerintah (eksekutif) maupun organisasi masyarakat yang intens mendukung pemerintah dalam hal pemberantasan narkoba di Indonesia. Pada sesi seminar hadir sejumlah narasumber termasuk Irjen Pol Drs Arman Depari (Deputi Bidang Pemberantasan BNN), AKBP Maria Sourlary SH MH (Direktur Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Provinsi/BNNP DKI Jakarta dan sekitarnya), Brigadir Jenderal Polisi Dr Victor Pudjiadi SPB FICS DFM (Staf Ahli BNN, Peraih 16 Rekor Museum Rekor Indonesia, dan 39 Rekor Original Rekor Indonesia/ORI), Pdt Jefry Tambayong SH MTh (Ketua Umum GMDM dan Ketua Umum Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba/FOKAN), Richard Stevanus Nayoan (Yayasan Pionir dan Calon Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 pada Pemilihan Umum Serentak tanggal 17 April 2019), dan Yerry Patinasarany (Ketua Umum Yayasan Ronny Patinasarany).

Pada sesi talkshow hadir sejumlah nara sumber termasuk Yerry Patinasarany, Marshal Blessing Generasi Muda Kristen Indonesia), Michael Howard (Founder Net Heart Ministry), dan Raditya Oloan Panggabean berserta istri, Alexandra Arimbi Joanna atau lebih dikenal dengan Joanna Alexandra. Selain dihadiri Sandy Nugroho (Finalis Indonesian Idol). “Hari ini, lakukan apa yang orang lain tidak lakukan. Ke depan, dapatkan apa yang orang lain tidak dapatkan,: tandas Richard Nayoan di hadapan peserta.

Stephen Tambayong (Jaket Army Paling Kanan)

Ketua Pelaksana Indonesia Bersinar, Stephen Tambayong menjelaskan maksud dilaksanakan kegiatan penyuluhan mengambil tempat di sebuah gereja yang notabene menjadi pusat bisnis di Jakarta ini. “Harus peduli dengan bahaya narkoba. Karena, hal ini bukan menjadi permasalahan golongan tertentu, tetapi menjadi permasalahan seluruh elemen berbangsa dan bernegara di Republik ini. Yang harus menyukseskan Program Indonesia Bersinar itu seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh-tokoh agama dan gereja. Rumah ibadah harus berani menjadi tempat yang mendeklarasikan bebas dari narkoba. Perlu saya sampaikan bahwa gereja-gereja harus peduli, karena orang-orang dan para pengguna narkoba menggunakan gereja sebagai tempat transaksi narkoba. Selama itu, kita tidak pernah degar tes urine atau penyuluhan, pembinaan terhadap bahaya narkoba. Tidak pernah dengar pendeta-pendeta menyampaikan firman Tuhan atau berkhotbah membahas isu tentang bahaya narkoba. Sebab itu, anak-anak GMDM dan PAHAT melihat hal ini dan terusik untuk menyelenggarakan seminar atau pembinaan terhadap hal ini. Kalau bukan kita siapa lagi. KIta mau jadi pionir di bangsa ini, khususnya di gereja dan terjun menyelenggarakan bimbingan atau penyuluhan tentang bahaya narkoba dan peduli terhadap para pengguna narkoba bagi generasi muda bangsa,” jelas Stephen Tambayong yang menjadi Calon Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 pada Pemilihan Umum Serentak tanggal 17 April 2019 ini.

Ketua Biro PAHAT Gereja Bethel Indonesia/GBI, Pdp Hans Mathus Tjahjadi SPak mengurai, acara tersebut lahir dari suatu kerinduan dari anak-anak hamba Tuhan (PAHAT) untuk menjadi berkat bagi Indonesia lewat gerakan anti narkoba ini. “Tidak sedikit, anak-anak hamba Tuhan terlibat narkoba juga. Sehingga, pada hari ini kita juga mendeklrasikan komitmen untuk terbebas dari narkoba bagi anak-anak hamba Tuhan khususnya dan masyarakat pada umumnya. Melalui acara ini dimaksudkan agar peserta yang terdiri atas siswa sekolah menengah pertama dan atas serta mahasiswa-mahasiswi dapat memahami terhadap bahaya narkoba. Kita ingin Indonesia bersih dari narkoba. Kita rindu anak-anak muda dapat bergerak dan bersatu menyerukan ‘Say No to Drug’,” jelasnya.

“Metode sulap untuk menjelaskan tentang bahaya narkoba oleh seorang nara sumber merupakan hal yang menarik dan mudah dimengerti di kalangan siswa dan kaum muda. “Dengan model ilustrasi sulap yang disampaikan dokter Victor dari BNN tentang bahaya narkoba tentu mempermudah audience untuk dapat memahami dan mengerti tentang dampak atau bahaya narkoba. Peserta lebih mudah mengerti maksud yang disampaikan oleh nara sumber. Ini juga merupakan terobosan baru dalam penyuluhan. Di kalangan anak-anak muda, metode sulap seperti itu lebih dapat dimengerti dan lebih mudah dicerna, sehingga peserta tidak borring atau tidak bosan terhadap materi seminar yang disampaikan,” tambah Hans.

Terhadap bahaya merokok, kedua generasi muda ini berpendapat bahwa perokok perlu tahu diri dan diatur oleh pemerintah. “Ini menjadi polemik bangsa. Secara hitungan pajak tercatat paling besar. Tetapi, di sisi lain, kematian akibat merokok tercatat mencapai ribuan per hari dan lebih dari dua ratus ribu meninggal per tahun. Dua ratus ribu lebih hanya ditukar demi pajak. Istilahnya, nyawa manusia dibuat tumbal demi pemasukan pajak atau uang. Ini bahaya. Ini akan terus saya suarakan jika pada tahun 2019 saya dipercaya menjadi wakil rakyat di legislatif. Saya akan buat lingkungan-lingkungan yang bebas narkoba dan bebas asap rokok. Lingkungan sekolah-sekolah, gereja, dan kantor-kantor harus berani mendeklrasikan bahwa tidak sembarangan dapat merokok. Mereka hanya diperbolehkan merokok di tempat-tempat yang telah disediakan untuk itu. Mereka tidak boleg meracuni asap yang ditimbulkannya terhadap yang tidak merokok. Masalah merokok atau tidak memang pilihan. Tetapi, aspek yang ditimbulkan itu yang tidak boleh disebarkan di sekelilingnya. Sehingga, seluruh elemen masyarakat harus dapat mengerti dan memahami bahwa merokok tidak boleh di sembarang tempat,” tegas Stephen Tambayong. “Ini dibutuhkan ketegasan dari pemerintah agar ke depannya lebih dibuat suatu peraturan bahwa jika merokok ada batasan umurnya. Benar-benar harus tidak dijual bebas dan dibuat harga yang tinggi. Selama ini kita menyaksikan anak-anak sekolah sudah dapat membeli rokok di pinggir-pinggir jalan. Perlu diedukasi bagi para penjualnya dan diberikan pengertian kepada generasi muda, karena mereka ini yang akan memimpin negara kita. Pemerintah harus tegas terhadap hal itu. Yang memiliki jabatan teratas harus dapat memberikan contoh yang lebih baik. Jika mereka tidak bisa memberikan contoh, bagaimana rakyat dapat melihat untuk dicontoh yang baik. Berilah contoh untuk tidak merokok sembarangan. Mulai berhenti merokok akan lebih baik. Kita akan buat petisi dan kumpulkan anak-anak muda yang benar-benar ingin Indonesia bersih dari narkoba juga terbebas dari asap rokok yang ditimbulkannya secara sembarangan. Petisi akan kita serahkan kepada wakil-wakil rakyat di lembaga legislatif baik provinsi maupun pusat (DPR),” tambah Hans Tjahjadi.

Ditambahkan, penyuluhan atau seminar bagi kalangan muda gereja akan diteruskan di waktu-waktu mendatang. “Ini adalah awal yang bagus untuk melangkah selanjutnya. Kita sudah memulai suatu momentum yang luar biasa. Ke depannya pasti lebih baik lagi,” pungkas Hans. (Epaphroditus Ph M)