Kuliah Umum STT REM ke 22: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Saksikan Prosesi Serah Terima Jabatan Ketua STT, Dari Dr. Ariasa H Supit, M.Si Kepada Pdt. Dr. Yogi Dewanto.,MBA

Hukum & HAM, News4149 Views
Dr. Ariasa Supit, M.Si Menyerahkan Bendera STT REM kepada Pdt. Dr. Yogi Dewanto. Disaksikan secara langsung oleh Gubernur DKI, Anies Baswedan

JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,- Kuliah Umum Kepemimpinan yang digelar oleh Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emanuel (STT REM) bekerjasama dengan Conrad Supit Center adalah yang ke 22 terhitung sejak awal tahun 2018. Kuliah Umum  yang diselenggarakan di Kampus STT REM, Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2, No. 4 G-K, Kelapa Gading-Jakarta Utara (Senin, 12/8) pukul 16.30 Wib ini menghadirkan Gubenur DKI Jakarta, Anies R.Baswedan.,SE., M.PP.,Ph.D sebagai pembicara–mengangkat tema “Kepemimpinan Urban Saat Ini” dipandu oleh Direktur Conrad Supit Center,Johan Tumanduk., SH.,M.M., M.Pd.K dan Pdt.Steven R Palit, M.Th sebagai MC.

Tampak hadir dalam acara tersebut adalah Ketua Yayasan Conrad Supit (Pdt. Dr. Abraham Conrad Supit), Ketua STT REM (Dr. Ariasa Supit, M,S.Si), Ketua baru STT REM (Pdt. Dr. Yogi Dewanto, M.BA), Pdt. Dr. Binsar Pangaribuan (Wakil Ketua STT REM/Gembala Cabang GBI Victorious Famly Kelapa Gading) dan jajaran pengerja GBI Vifa, Pdt. Sephard Supit, Sahrianta Tarigan mantan Anggota DPRD DKI Jakarta, Rico Sinaga pengggiat LSM, Ketua PGPI DKI Jakarta (Persekutuan Gereja- gereja Pantekosta Indonesia) Pdt. Jason Balompapueng, mahasiswa dan civitas akademika STT REM, jajaran pengurus PERWAMKI (Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia),serta ratusan tamu undangan dari berbagai denominasi gereja.  Acara dibuka  dengan doa yang dipimpin  oleh Pdt. Dr. Binsar Pangaribuan. Kemudian disusul penampilan paduan suara mahasiswa menyanyikan lagu Mars STT REM.

            Ada yang menarik dalam Kuliah Umum kali ini, yakni diawali dengan prosesi serah terima kepemimpinan STT REM yang baru, yakni dari Dr. Ariasa H Supit.,M.Si (Ketua STT REM sebelumnya) kepada Pdt. Dr. Yogi Dewanto, M.BA. Acara ini ditandai dengan penyerahan bendera almamater STT REM dan disaksikan secara langsung oleh Gubernur DKI Anies Baswedan dan tamu undangan yang hadir. “Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir di kampus STT REM. Kita tahu bersama, bahwa beliau adalah sosok yang sangat mengerti betul tentang Jakarta. Karena memang kita semua tinggal di Jakarta. Kita mau belajar banyak tentang kepemimpinan Pak Anies, khususnya di DKI Jakarta. Dan pada hari ini kepemimpinan saya di STT REM sudah selesai dan akan digantikan oleh Pdt. Dr. Yogi Dewanto. Saya sendiri akan fokus sebagai Ketua Pusat Kajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia dan juga fokus membantu Bapak Presiden di Istana. Saya yakin melalui kepemimpinan Bapak Yogi STT REM ke depan semakin maju dan semakin luar biasa,” tutur Dr. Ariasa Supit,M.Si dalam sambutannya, kemudian menyerahkan bendera STT REM secara resmi kepada Pdt. Yogi Dewanto,

Gubernur Anies Baswedan ketika menyampaikan Kuliah Umum di STT REM

Sebelum memaparkan materi, Gubernur Anies memuji moderator yang sangat memahami dan hafal sekali profil dirinya. “Luar biasa moderator, Pak Johan Tumanduk ini. Kalau membaca menggunakan teks itu sih biasa. Tapi ini tanpa teks, beliau hafal sekali nama lengkap ibu saya, anak-anak saya dan seluruh profil saya. Ini luar biasa,” tukas Gubernur Anies.

Dr. Ariasa ketika menyampaikan kata sambutan

Dalam paparannya kuliah umumnya, Gubernur Anies, mengungkapkan bahwa dirinya tidak pernah membayangkan akan menggunakan seragam dengan berbagai tanda pangkat bintang 3 dan jabatan (Gubernur DKI Jakarta), seperti dikenakannya dalam kuliah umum. “Ada pejabat yang tidak pemimpin, ada juga pemimpin tapi tidak pejabat. Seseorang dikatakan sebagai pemimpin, karena ada yang dipimpin secara sadar dan sukarela. Kalau sebagai Gubernur, dengan jajaran struktural yang ada, mereka mau tidak mau, suka atau tidak suka, harus mau dipimpin Gubernur. Itu pola kepemimpinan yang lama, tapi sekarang saya menerapkan kepemimpinan berbasis gerakan, sebagaimana dahulu diterapkan para bapak pendiri bangsa” Ujar Pria  kelahiran 7 Mei 1969 yang juga mantan Rektor termuda di Indonesia, yakni usia 38 tahun menjadi Rektor Universitas Paramadina Jakarta.

Menurut Anies, ia merupakan tipe pemimpin yang menerapkan model kepemimpinan kolaboratif; menempatkan pemerintah daerah sebagai kolaborator yang mengkolaborasi sejumlah unsur pihak terkait, yakni pemda itu sendiri, masyarakat, swasta, dan pakar/ahli. Salah satu contoh penerapan kepemimpinan kolaboratif, yakni program pembangunan taman-taman kota. “Kami mau mengatur taman. Kami tahun ini membangun 50 taman, setiap tahun 50 taman, direnovasi, diubah. Tapi cara bangunnya tidak seperti biasanya, kalau biasanya, kalau membangun taman, maka kami bikin tender, disain, kemudian kontraktor mengerjakan, satu tahun selesai. Kalau sekarang tidak. Kami datang ke taman itu, mengajak seluruh warga sekitar taman itu, kumpul, rumuskan anda butuhnya apa, taman ini mau dibuat seperti apa, kebutuhan anda apa saja, dan ini istilah kita ‘Taman Maju Bersama’. Komunitas-komunitas terlibat, yang arsitek silakan kasih ide, yang ahli lansekap berikan, taman itu dirancang secara bersama-sama. Kami merekrut khusus fasilitator. Jadi ada fasilitator, pemerintah, ada masyarakat, ada pakar, segi empat ketemu,” Paparnya.

Pdt. Dr.Binsar Pangaribuan membuka kuliah Umum dengan doa

            Lanjut Anies, ada sejumlah fokus masalah yang dihadapi pemda, yakni diantaranya masalah turunnya permukaan tanah 7 – 20 cm per tahun, inilah salah satu pertimbangan Gubernur Anies menolak proyek reklamasi. Selain itu, Anies juga menyebutkan masalah tingginya angka kemiskinan, yakni secara statistik Anies mengemukakan, bila batas rata-rata penghasilan per bulan ditarik ke angka 1 juta rupiah per bulan, maka ada 3 juta orang yang terkategori miskin, dan inilah yang menjadi fokus penanganan pemprov DKI. “Disamping itu, masalah akses air bersih, 47% penduduk Jakarta tidak punya akses air bersih; masalah rumah tinggal, sekitar 49% penduduk tidak mempunyai tempat tinggal,” tandas Gubernur DKI ini.

Sebagai Gubernur,  Anies bercerita saat dirinya berkunjung ke Pulau Sebira.  Sekalipun secara jarak kedekatan dengan daratan, lebih dekat dengan Lampung, tapi pulau ini masih masuk wilayah Kepulauan Seribu. Dulu, transportasi ke Pulau Sebira, hanya dilayani oleh 2 kapal, dengan waktu tempuh 8 jam perjalanan, itupun hanya ada 2 kali dalam seminggu, tetapi kini Gubernur Anies, membuat kebijakan transportasi ke Pulau Sebira menjadi 2 hari sekali ada kapal, dan dengan waktu tempuh menjadi 2 jam. “Masyarakat Pulau Sebira kini merasa Jakarta itu dekat, tidak jauh seperti dulu. Ini merupakan kunjungan Gubernur DKI kedua, sejak pertama kali Gubernur DKI datang pada 1991. Sambutan penduduk Pulau Sebira itu luar biasa. Mereka sempat menangis ketika rombongan Gubernur pamitan kepada penduduk. Karena mereka tidak membayangkan, kapan lagi Gubernur mau peduli dan berkunjung ke sana,” urainya.

Di penghujung acara, Ketua STT REM yang baru Pdt.Dr. Yogi Dewanto menyerahkan plakat sebagai kenang-kenangan kepada Gubernur DKI Jakarta. SM