Jakarta,Victoriousnews.com,-“Setelah bertobat beberapa tahun yang lalu, saya terpanggil untuk melakukan pelayanan di berbagai penjara di Indonesia. Saya juga rindu untuk melayani di Rutan Polda Metrojaya ini. Dan saya bisa melayani disini karena dibantu oleh Kadiv Propam Polda, Bapak Kombes Pol Bhirawa. Saya bilang kepada beliau, saya ingin melayani para warga binaan di Rutan Polda. Puji Tuhan, tiba-tiba beliau memberikan HP Ibu Charlot dan diizinkan pelayanan di sini,”ujar Pdt. Edy Wagino.,M.Th ketika menyampaikan firman Tuhan di hadapan 80 orang lebih warga binaan di Rumah Tahanan Krimsus Polda Metro Jaya, Minggu (25/9/22) pukul 15.30 sd 17.00 wib.
Dalam kotbahnya, Pdt. Edy Wagino mengusung tema “Hidup Yang Diubahkan” yang terambil dalam 2 Korintus 5:17, ‘Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, dialah ciptaan yang baru’. “Bagi yang sebelumnya suka ribut-ribut,resek,mabuk, dan sebagainya, itu harus ditinggalkan. Sudah seharusnya tidak ada lagi dalam kehidupan kita. Kita harus bersih-bersih semua. Kalau kita menyadari sama-sama orang berdosa, harusnya kita lebih saling mengasihi,” tutur Pdt. Edy kemudian mengajak para warga binaan untuk membaca Alkitab Lukas 5:27-30.
Lanjut Pdt. Edy, jika membaca kitab Lukas 5, mengapa Lewi digolongkan sebagai orang berdosa? Karena pada zaman itu Lewi seorang pemungut pajak. Lewi memungut pajak yang tidak sesuai aturan pada saat itu. Disitulah dia melakukan korupsi. “Nah, bagaimana caranya supaya hidup kita berubah? Pertama, Salah satu kunci hidup Lewi diubahkan adalah Ketika berjumpa dan mengikut Yesus (Luk 5:27). Bayangkan saja, orang yang banyak merugikan masyarakat pada waktu itu tiba-tiba berubah. Kedua, Setelah berjumpa Yesus, hidupnya diberikan kepada Tuhan dan melayani (Luk 5:28). Ketiga, Menjadi Berkat bagi orang lain (Luk 5:29),” papar Pdt. Edy.
Untuk menguatkan keimanan para warga binaan, Pdt. Edy Wagino juga menyampaikan kesaksian ketika mengalami serangan jantung. “Tragedi yang paling mengerikan adalah ketika seseorang mengalami kematian. Saya berharap, kita semua jangan takut dengan kematian. Tahun 2015, saya kena serangan jantung di tengah jalan ketika menyetir mobil. Kemudian saya dilarikan ke RS Harapan kita dan diobservasi selama 8 jam. Di tengah kondisi kritis, dokter katakan, kamu tidak boleh pulang dan harus segera pasang ring. Pada waktu saya dibawa ke ruangan ICCU, Tuhan berbicara kepada saya, ‘justru dalam kelemahanmu kuasa Tuhan jadi sempurna’. Disitulah saya mengambil tindakan langkah iman, tidak mau pasang ring. Padahal telah terjadi penyempitan, tinggal 1 persen nyawa saya. Kemudian saya masih terus berdoa. Dan saya bertanya, Tuhan ini suara Tuhan, suara saya atau suara setan? Akhirnya saya bilang ke keluarga, semua menangis dan bilang tidak sayang kita. Keputusan saya tidak pasang ring, dikira pamitan untuk meninggalkan keluarga. Padahal saya beriman, kalau ini kehendak Tuhan, Tuhan pasti pulihkan saya. Selama 2 tahun saya beriman, akhirnya dokter menemukan 2 penyempitan itu hilang dan 99 persen itu turun drastis. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Seiring berjalannya waktu, sampai hari ini saya mengimani bahwa saya sudah sembuh,” urai Pdt. Edy.
Masih kata Pdt. Edy, bahwa tragedi yang paling mengerikan dalam kehidupan seseorang itu bukan sebuah kematian, tetapi kehidupan tanpa tujuan. “Hidup kita harus punya tujuan. Artinya, kita mau berjumpa Yesus melalui Alkitab/firmanNya. Sehingga firman Tuhan itu mengubah hidup saya. Kita harus berproses. Pengalaman saya di penjara sampai 6 kali. Sampai suatu ketika saya mendengar firman Tuhan yang disampaikan oleh Pdt. Wieweko Mulyono, dia sampaikan Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu. Yang baru sudah datang. Mendengar ayat ini saya menangis seperti anak kecil. Karena benar-benar saya pingin punya niat untuk berubah,” pungkas Pdt. Edy Wagino yang bertobat sejak 1996.
Dalam pelayanan tersebut, Pdt. Edy Wagino didampingi oleh Bunda Charlot (Ketua Persekutuan Doa Rutan Polda Metrojaya), Ev Celia Budiman (Pemimpin Pujian), Pdt. Lutherius Nehe (Pemain Musik) serta sejumlah pengurus jurnalis yang tergabung dalam Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki). SM