Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham (Ketum BPP GBI): Selama Pandemi Covid, Program GBI Hanya Satu, Yaitu Menolong Orang Lain!

Nasional, News, Ragam1717 Views

Jakarta,Victoriousnews.com,-Dalam rangka menyambut Natal,pengurus DPP Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) melakukan kunjungan ke  kantor Badan Pekerja Pusat Gereja Bethel Indonesia (BPP GBI),  di Graha Bethel,  Jalan A.Yani no 65, Cempaka Putih, Jakarta Pusat (Jumat, 9/12/22).  Pengurus Perwamki yang hadir disambut hangat oleh Ketum BPP GBI, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, Sekretaris II, Pdt. Naftali Untung, M.Th dan   Sekretaris  III Pdt. Jauhar Wahyudi, M.Th.

ki-ka: Pdt. Naftali Untung,M.Th (Sekretaris II), Pdt, Dr.Rubin Adi Abraham (Ketum BPP GBI) dan Pdt, Jauhari Wahyudi, MTh ( Sekretaris III) 

Pada kesempatan tersebut, tujuh orang pengurus inti Perwamki yang hadir  adalah Stevano Margianto (Ketua Umum Perwamki), Agus Panjaitan (Sekum), didampingi sejumlah pengurus bidang organisasi: Dedi P Tambun,  Victor Ambarita, David Pasaribu, Robby Go, & Ronaldy Hehakaya.

Dalam pertemuan yang akrab tersebut, GBI menyampaikan sejumlah informasi penting mengenai kegiatan yang telah dilakukan selama kepemimpinan Pdt.Rubin Adi Abraham. “Yang terkini, kami concern dalam penanggulangan bencana gempa di Cianjur. Jadi tim GBI sudah turun ke lapangan pada hari pertama (hari H+1) atau terhitung selama 24 jam  pasca bencana gempa itu terjadi. Di sana kami melakukan bakti sosial selama 3 Minggu. Kami juga mengunjungi korban bencana sekaligus menyalurkan bantuan sandang pangan.  Serta  kolaborasi dengan Tim dokter GBI, dan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Selain tim Tagana Jabar, juga dibantu oleh tim Tagana dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Yogyakarta. Kebetulan tidak ada gereja GBI di Cianjur yang terdampak gempa. Hanya saja ada beberapa jemaat yang menjadi korban gempa. Ada 12 KK jemaat GBI yang rumahnya rusak ringan dan berat. Yang rusak berat sudah kita bantu,”tutur Pdt. Rubin sembari menambahkan segala bantuan yang diberikan BPP GBI berasal dari donasi seluruh jemaat GBI yang ada di seluruh Indonesia.

Mengenai Sidang Sinode GBI yang direncanakan pada bulan Agustus 2023, menurut Rubin Adi ada beberapa perubahan mekanisme dan teknis acara dari sidang sinode sebelumnya. Perubahan itu sudah disepakati pada sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) tahun 2021. “Sidang Sinode tetap akan dihadiri ribuan hamba Tuhan di SICC Sentul, namun pemilihan Ketum akan diwakili oleh para anggota Majelis Pekerja Lengkap yang terdiri dari sekitar 140 orang saja meliputi: Dewan Pendiri, Majelis Pembina, Badan Pengurus Pusat, Badan  Pengurus Daerah dan Pendeta Perwakilan Daerah GBI,” tukas Pdt. Rubin.

Di Era Pandemi Covid, Program GBI Saat Ini Hanya Satu Yaitu Menolong Orang Lain

Ketika pandemi covid19 menerpa, hampir seluruh dunia termasuk Indonesia merasakan dampaknya di berbagai bidang, termasuk melambatnya pertumbuhan ekonomi. Gereja pun mengalami dampak yang luar biasa. Berbagai program yang dicanangkan pun tidak bisa berjalan maksimal, karena ada kebijakan pemerintah yang melarang kerumunan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Tidak ada kegiatan tatap muka. Semua dikerjakan di rumah (work from), dan komunikasi serba online via zoom.

Nah, hal itulah yang dirasakan oleh  Pdt. Rubin Abraham ketika dirinya terpilih menjadi Ketua Umum Sinode GBI akhir bulan Agustus 2019. “Akhir bulan Agustus 2019 saya terpilih menjadi Ketum. Kemudian 6 atau 7 bulan Pandemi covid. Ini adalah pergumulan yang berat. Berbagai program yang telah ditetapkan tidak bisa dijalankan secara maksimal. Tapi kita tetap melakukan segala hal yang bisa kita kerjakan.  Ketika menggelar rapat zoom dengan pimpinan daerah, ada pertanyaan dari salah satu ketua BPD. Pak ketum program kita berantakan semua, bagaimana kita menjalankan?. Kemudian saya berdoa dalam hati. Karena pertanyaan ini menentukan arah pelayanan GBI ke depan. Lalu saya mendapatkan suatu Rhema, satu ayat sederhana beri mereka makan diantara 5000 orang yang berhimpun itu. Makanya program kita sekarang hanya satu, yaitu menolong orang lain. Jadi semua program yang sudah ada sebelumnya, kita arahkan untuk menolong orang lain. Dengan keuangan  yang jumlahnya tidak terlalu besar di BPP, karena sinode GBI itu SDM dan keuangannya ada di gereja-gereja lokal,” ujar Pdt. Rubin menambahkan bahwa sekarang GBI sudah memiliki hampir 7000 gereja lokal yang tersebar di seluruh Indonesia.

Lanjut Rubin, dengan keuangan yang ada, kita  membagikan uang tersebut kepada seluruh propinsi di Indonesia. Agar mereka juga bisa membantu masyarakat. Misalnya membantu perbaikan gereja,lingkungan, mesjid dan sebagainya. “Hak itulah kita harapkan menjadi trigger agar daerah-daerah melakukan hal yang sama, termasuk gereja-gereja digerakkan untuk hal tersebut,” paparnya.

Program ‘menolong orang lain’ itu berlanjut memberikan perhatian kepada para hamba Tuhan yang kesulitan keuangan akibat pandemi covid. “Waktu itu saya bertanya-tanya dan mencari informasi data, berapa jumlah hamba Tuhan yang kesulitan keuangan. Karena masalah gereja ditutup selama Pandemi. Setelah didata ada sekitar 1600 pendeta gembala. Walaupun faktanya, GBI ini juga ada gereja besarnya atau mega church, tetapi gereja kecil di pelosok desa juga banyak sekali. Jujur saja, menggalang dana pada masa Pandemi saat itu susah sekali. Akhirnya kita mendapat ide untuk mengundang penyanyi rohani. Puji Tuhan ada terkumpul 30 orang lebih untuk menyanyi di YouTube dan penyanyinya semua tidak dibayar, karena misinya untuk menolong hamba Tuhan yang kesulitan keuangan. Ternyata respons penonton Youtube luar biasa. Mereka pun tergerak menyalurkan sumbangan melalui transfer via rekening atau QRIS yang kita bubuhkan di tayangan Youtube.  Kalau tidak salah dana yang terkumpul 2,2 Milyar. Menurut saya itu besar. Kemudian dana itulah kita salurkan untuk para hamba Tuhan tersbut. Bahkan dana tersebut ada tambahan sekitar 6 milyar dari para donatur yang tergerak memberi. Pada waktu itu, kita bisa mengcover kebutuhan hamba-hamba Tuhan di pedesaan itu kira-kira untuk 6 bulan. Setelah 6 bulan, kita minta mereka yang masih membutuhkan bantuan dapat menghubungi ketua BPD masing-masing,” ungkap Pdt. Rubin.

Selain memberikan bantuan kepada hamba-hamba Tuhan, GBI juga menyalurkan bantuan ke NTT ketika terjadi badai seroja. “Banyak sekali kerusakan yang terjadi di sana. Kami juga menerjunkan Tagana di sana. Bantuan kita salurkan, termasuk perbaikan gereja-gereja yang rusak. Nah, ketika saya berdoa agar Tuhan melindungi dan memulihkan daerah NTT, disitulah saya kembali mendapatkan Rhema, yang paling menderita itu saudaramu dari GMIT. Karena GMIT pasti jumlahnya lebih banyak dari GBI. Kemudian kita salurkan dana 100 juta melalui ketua sinode GMIT agar diberikan kepada anggota gereja yang terkena bencana. Ketua sinode mengucapkan terimakasih, karena GBI sudah menjadi saudara di masa kesusahan,” tandasnya. SM