Pdt. Dr. Melianus Ferry H Kakiay (Ketum GBIN): Pilpres Itu Sementara, Persahabatan Itu Selamanya! Jangan Sampai Gara-Gara Beda Pilihan, Kita Tidak Bersahabat

Nasional, News910 Views

Victoriousnews.com,-Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan nomor urut tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang siap bertarung dalam Pilres  2024, pada Senin (13/11/2023). Ketiga pasangan capres-cawapres, yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (nomor 1) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (nomor 2) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (nomor 3).

Lalu bagaimana sikap umat Kristen dalam menghadapi Pemilu 2024? Ketua Umum Gereja Bethel Injili Nusantara (GBIN), Pdt.Dr. Melianus Ferry Haurissa Kakiay., M.Th, mengatakan, bahwa dalam menghadapi pemilu  orang Kristen tidak boleh diam. Artinya, kita harus bertanggungjawab untuk masa depan bangsa ini. “Pemilu adalah salah satu bagian dari tanggungjawab kita bersama untuk memilih pemimpin yang memiliki kapasitas, untuk memimpin bangsa ini ke depan lebih baik lagi, dari yang sudah baik ini. Pemilu adalah  pesta demokrasi. Namanya juga pesta,  berarti sukacita, girang-girang. Karena itu, masing-masing kita harus pakai hak pilihnya. Dengan pilihan-pilihan calon-calon tertentu. Sesuai dengan analisa dan rekam jejak masing-masing. Karena masing-masing kita pasti sudah  punya pilihan, kita tidak bisa larang kan?,” ujar Hamba Tuhan yang kerap disapa Pendeta Ferry ketika ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

 Ferry menjelaskan,  menjadi pemilih yang bertanggungjawab itu, artinya, Pertama; sebelum memilih, kita dapat membuat analisa, membuat penelitian, mendengar sana-sini serta mempelajari siapa kira-kira yang memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu dalam kepemimpinan untuk membawa bangsa ini ke depan, lebih maju, lebih hebat. Kedua, kalau kita sudah mempunyai pilihan-pilihan tertentu, maka kita harus doakan calon tersebut. Jangan sampai menjelek-jelekkan calon yang lain. Justru kita harus menjadi pemilih yang dewasa, dimana kita menyampaikan visi-misi atau kelebihan-kelebihan dari calon /jago pilihan kita. Jangan mengungkit hal-hal negatif dan masa lalu. Itu tidak perlu. Kita harus jalan ke depan. Masa lalu kita tidak bisa rubah. Oleh karena itu kita harus memilih pemimpin yang betull-betul punya visi misi jelas.

Ketiga, Kita harus memilih pemimpin yang berani. Kita tahu Bung Karno adalah pemimpin atau Bapak Proklamator, Soeharto Bapak Pembangunan, Habibie adalah Bapak teknologi, Gus Dur bapak bangsa/pluralisme. “Kalau Jokowi menurut saya pemimpin pemberani. Karena saya amati beliau sering ngomong, kita harus memilih pemimpin yang  berani. Kemudian saya cek, beraninya dia ini apa? Beraninya Pak Jokowi itu  berhadapan dengan negara-negara luar. Seperti negara-negara Eropa. Salah satunya adalah program hilirisasi. Kemudian dia menstop ekspor nikel kita ke luar negeri. Sehingga Pak Jokowi seperti dimusuhi. Tapi karena dia berani, dia bilang ‘you kalau mau barang-barang kita dan segala macam, datang ke Indonesia dan investasi di sini. Bangun pabrik di sini, ajari juga bangsa kita supaya sama-sama maju. Apalagi visi ke depan Indonesia maju. Saat ini kita harus memilih pemimpin yang betul-betul bisa melanjutkan pembangunan ke depan,” tandas Gembala GBIN Kapernaum ini bersemangat.

Sebagai hamba Tuhan dan pemimpin umat, Pdt Ferry mengingatkan kembali agar  kita jangan jadikan tempat ibadah dan sekolah sebagai ajang kampanye. “Aturan yang dikeluarkan KPU seperti; sekolah dan tempat ibadah jangan dipakai sebagai ajang  kampanye. Hal itu harus kita taati. Kita kan bisa kampanye di luar sekolah, gereja dan lain-lain. Hal itu menunjukkan bahwa kita jujur dan kita taat kepada aturan. Itu yang penting. Pesan saya, pendeta atau hamba Tuhan jangan menggunakan tempat ibadah, apalagi langsung menghimbau jemaat untuk memilih capres sesuai pilihan pribadinya. Itu namanya mengarahkan dan bisa membuat perpecahan  bagi jemaat. Karena masing-masing orang punya pilihan. Kita hargai masing-masing pilihan. Kalau perlu kita buat edukasi cara memilih, supaya dia mengerti bagaimana memilih seseorang. Sekali lagi, mari kita cermati dan analisa calon yang akan kita pilih, apakah dia seorang nasionalis? Apakah calon siap berkorban unruk kepentingan bangsa ? Apakah dia seorang pemimpin pemberani yang akan membela kepentingan masyarakat. Jangan hanya membela kepentingan kelompok tertentu saja, golongan atau hanya pribadi saja,” ungkap Ferry.

Di akhir perbincangan Pdt.Ferry juga menghimbau kepada seluruh umat Kristen maupun hamba Tuhan yang kerap memakai media sosial, sepert; Facebook,Whatsapp, Tiktok dan sebagainya, agar bijak dalam menyampaikan komentar menyikapi situasi pemilu yang makin menghangat. Jangan sampai gara-gara beda pilihan kita bertengkar dan tidak berteman. “Pilpres itu sementara. Tapi persahabatan itu selamanya. Jadi jangan gara-gara beda pilihan, kita tidak berteman lagi. Kita masing-masing punya pilihan, namanya pesta demokrasi. Maka biarlah kita nikmati pesta demokrasi dengan masing-masing pilihan dan tetap kita bersahabat.  Dan tetap kita berteman. Karena firman Tuhan dalam Mazmur 133 berkata: Sungguh alangkah baiknya dan indahnya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun……”. Di dalam kerukunan, pertemanan, persahabatan yan baik itu, ada berkat Allah yang tercurah, jika pesta ini kita jalani dengan baik, dengan gembira, dan kita tetap menjadi bangsa yang rukun. Wow luar biasa, Tuhan akan memberkati bangsa kita ini. Sehingga ke depan, bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, kuat, diberkati Tuhan dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia,” pungkasnya.  SM