EDDY CHANDRA, Mantan Aktor Film, Kini Jadi Pelukis Yang Takut Akan Tuhan

FacebookMessengerTwitterPinterestLinkedInWhatsAppLineGmailYahoo MailEmailPrintPrintFriendlyShare
Eddy Chandra dan hasil karya lukisannya

Jakarta,Victoriousnews.com,- Nama Eddy Chandra sebenarnya bukan orang baru dalam kancah perfilman  nasional. Namun karena perannya kerap berganti-ganti profesi, sehingga sulit sekali orang mengenalnya. Mungkin inilah salah satu kelebihan dari 4 sang aktor yang sudah membintangi 27 judul film nasional.  Pria yang pernah membintangi  sinetron “Keluarga Rahmat” ini masih saja bersemangat dalam melukis. Ternyata sang aktor ini mempunyai profesi ganda. la tidak saja pandai berakting di depan kamera tapi pandai juga melukis. “Profesi saya yang sebenarnya memang pelukis. Tapi tak menutup kemungkinan untuk terjun ke dunia film,” Ujar Eddy.

Menurutnya, sebelum terlibat dalam film nasional, Eddy mengawalinya dengan melukis. Banyak orang-orang film yang dikenalnya cuma karena lukisannya. Karena seringnya berhadapan dengan orang-orang film akhirnya ia diajak untuk main film. Pertama agak risih  juga. Biasa pegang kuas dan kanvas lalu akting di depan kamera. Apalagi film pertamanya ia harus berperan sebagai komandan polisi dengan pangkat mayor. Namun berkat saran dari teman-temannya terutama sang sutradara akhinya  ia dinyatakan berhasil melakoninya. “Pertama kali saya main film judulnya Tantangan Alam Semesta,” tukasnya.

Setelah itu ia keterusan main film hingga membintangi 27 film. ‘ Menjadi pemain film ada kebahagiaan sendiri buat Eddy. Ia menilai dan segi seni, bukan materi. “Kalau saya main film cuma karena materi, wah  enggak mungkin seperti ini hidup saya. Apa yang diharapkan dan dunia film. ltulah sebabnya saya tidak pernah minta peran. Tapi diberi peran oleh sutradara. Peran-peran yang sangat terkesan buat pelukis ini adalah film’ “Kuburan Angker”, “Gadis Diatas Roda”, “Bisikan Setan”, “Sentuhan Rumput Bergoyang”, dan masih banyak lagi.

Pria kelahiran  Jakarta 17 Januari 1942 ini memulai karir sebagai pelukis sejak kecil.  “Saya pernah diajari melukis oleh pelukis terkenal Siaw Tek Kwi alias Otoswatika. Beliau adalah pelukis cerita dan  komik jin Kwi, orangnya sangat baik dan terkenal sekali saat itu.  ‘ Kemudian saya mulai ikut pameran lukisan tahun 1982 yang diresmikan oleh Gubernur DKI Tjokropranolo”. “Semuanya karena Tuhan itu baik. Kalau bukan karena Tuhan,  saya tidak ada apa-apanya. Pak Supit pernah nasehati saya, ‘ Ed, kalau kita beserta dengan Tuhan, tanah itu bisa berubah jadi emas. Lukisan kita walaupun tidak terlalu bagus, bisa laku. Biar lukisan bagus kayak apapun,jika tidak disertai Tuhan, maka tidak bisa laku. Hal itulah yang saya terapkan sampai sekarang,” tutur Eddy yang hidupnya saat ini senantiasa mengandalkan Tuhan Yesus.

Meski usianya sudah tidak muda lagi, tetapi Eddy masih semangat dalam melukis dan berkarya. “Sebelum saya melakukan aktivitas, selalu saya awali dengan doa. Karena saya yakin dan percaya bahwa Tuhan Yesus pasti menolong dan memberkati setiap umatNya,” papar Eddy yang menganut aliran Naturalis dalam lukisannya.  GT

 

Related posts