Jakarta,Victoriousnews.com,- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menguraikan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017. Dari sisi asumsi makro, realisasinya hampir mendekati target yang ditetapkan pemerintah. “Kalau dilihat asumsi makro secara keseluruhan di 2017, betapa sangat dekat realisasinya dengan yang ada di asumsi,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers “Ekonomi Makro dan Realisasi APBN-P 2017” di Kementrian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (2/1). Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan dan pejabat eselon.
Menurut Sri Mulyani, untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2017, pemerintah menargetkan 5,05 persen, namun masih belum final. Sebab, hingga saat ini realisasi pertumbuhan ekonomi yang ada baru sampai kuartal III, sehingga angka bisa berubah tergantung dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal IV.”Kita akan lihat realisasinya pada kuartal ke empat,” katanya.
Sedangkan inflasi sepanjang tahun 2017 berada di 3,6 persen dan dinilai masih positif, karena masih di bawah proyeksi pemerintah sebesar 4,3 persen. Tingkat Suku Bunga SPN 3 bulan juga di bawah target pemerintah sebesar 5,2 persen dengan realisasi 5,0 persen. “Nilai tukar Rupiah agak lebih rendah dibandingkan asumsi yaitu Rp 13.384, dibandingkan asumsi Rp 13.400 per USD,” jelas Menkeu.
Untuk harga minyak mentah Indonesia USD 48 per barel dan realisasi menjadi USD 50 per barel, tetapi masih akan berubah karena saat ini harga minyak tidak stabil. Sedangkan lifting minyak target 815.000 barel per hari dan realisasi hanya 801.000 barel per hari. “Lifting gas adalah 1.129.000 barel setara minyak per hari atau lebih kecil dibandingkan asumsi (1.150.000 barel setara minyak per hari),” papar Sri Mulyani. “Yang barangkali patut dilihat adalah nilai tukar dan suku bunga SPN, yang sudah mulai menunjukkan tren yang meningkat atau normalisasi secara segi kinerja,” sambungnya.
Lanjut Sri, realisasi ini menunjukkan adanya pemulihan ekonomi Indonesia di 2017. Karena itu, dia berharap perbaikan ekonomi di tahun 2017 dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi yang makin positif lagi. “Di 2016 rata-rata negatif dan tahun 2017 momentumnya pembalikan,” tandasnya. Epaproditus/Margianto