JAKARTA, VictoriousNews.com — Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) merayakan Hari Ulang Tahunnya ke-65 pada Sabtu (9/2/2019) di Britama Arena Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta. Perjalanan LAI selama 65 tahun ini sudah berupaya dan berusaha mewujudkan Alkitab untuk Semua. Ini menjadi tagline (slogan/motto) LAI dalam melanjutkan perjalanan bagi umat Kristiani di Indonesia.
LAI memang memiliki visi besar tersebut mewujudkan Alkitab untuk Semua. Hal tersebut sudah dibuktikan LAI yang telah menerbitkan Alkitab dalam bahasa Indonesia dan 33 bahasa daerah; Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama dalam 108 bahasa daerah. Samapai saat ini pun LAI masih dalam proses penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah yang masih dipergunakan di pelosok-pelosok terpencil di Indonesia.
Kita mengapresiasi LAI yang mampu bekerja dan melayani dengan sebaik-baiknya. Menurut Pdt. Dr Anwar Chen, Kepala penerjemah Alkitab di LAI, menyatakan bahwa semua terjemahan Alkitab yang dicetak dan diterbitkan LAI langsung diterjemahkan dari bahasa aslinya. Terjemahan Perjanjian Lama (PL) dari bahasa Ibrani (Kuno) dan terjemahan Perjanjian Baru (PB) dari bahasa Yunani. Kedua bahasa tersebut, Bahasa Ibrani dan Yunani, adalah bahasa asli (asal) dari Alkitab. Jadi penerjemahannya tidak melalui bahasa perantara, misalnya bahasa Indonesia.
Melalui penerjemahan Alkitab, LAI secara tidak langsung berperan melestarikan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Dua tahun terakhir, LAI menerbitkan Alkitab dalam bahasa Mentawai di Sumatera Barat dan bahasa Yali Angguruk di Papua. Selain itu, sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, sejak 2004 LAI dalam kemitraan dengan gereja-gereja dan pemerintah setempat turut melaksanakan program pemberantasan buta aksara (PBA).
Bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Boeven Digoel, sejak 2018 hingga kini PBA telah dilaksanakan di dua distrik Kabupaten Boven Digoel, diikuti lebih dari 600 peserta. LAI berharap pada 2019 program yang sama dimulai di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dengan target 1.000 peserta.
Perjalanan panjang LAI dalam proses penerjemahan Alkitab ini karena anugerah Tuhan dan juga dukungan dari gereja-gereja, lembaga-lembaga Kristiani, dan mitra LAI, baik personal maupun institusi. Karena itu, dalam HUT ini LAI mengundang mereka. Tampak hadir sejumlah pemimpin aras gereja, lintas denominasi gereja, lembaga-lembaga keumatan, lembaga-lembaga Kristen, Sekolah-sekolah dan Perguruan Tinggi Kristen, dan lain-lain. HUT ini diperkirakan hadir 1.000 orang lebih. Acaranya pun ditampilkan sangat menarik. LAI mengucap syukur atas kemitraan yang terjalin erat dengan semua pihak dalam mewujudkan misi menghadirkan Alkitab bagi semua kalangan.
Karya Ilahi
Lahirnya LAI berawal dari kerinduan untuk memenuhi kebutuhan Alkitab bagi umat Kristiani di Nusantara yang amat kaya bahasa dan budaya. Betapa tidak, lebih dari 700 bahasa tersebar di seluruh kepulauan Indonesia yang lebih dari 17.000 pulau.
Melanjutkan karya Lembaga Alkitab Belanda sebelumnya, di era kemerdekaan para tokoh yang membidani lahirnya Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) menyadari pula betapa pentingnya menghadirkan satu lembaga lintas gereja yang menjawab kebutuhan akan Alkitab dan bagian-bagiannya di tanah air.
Walaupun tenaga luar negeri masih dibutuhkan pada tahap awal, putra-putra bangsa dididik secara khusus untuk mengambil alih tanggung jawab penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di seluruh pelosok negeri. Karya pertama yang dilahirkan dari kolaborasi lintas-bangsa dan lintas-gereja itu adalah Alkitab Terjemahan Baru yang diterbitkan pada 1974. Terjemahan ini sekaligus menandai peran Alkitab yang mempersatukan gereja-gereja di Indonesia.
Sejak Konsultasi Nasional Alkitab Terjemahan Baru di Cipayung pada 1968, Gereja Katolik Roma sepakat dengan LAI untuk mengupayakan dan menerbitkan Alkitab yang diakui dan digunakan bersama. Kerjasama lintas-gereja ini mengukir babak baru dalam sejarah penerjemahan Alkitab di seluruh dunia.
Sebagai badan logistik gereja-gereja untuk pengadaan Alkitab, LAI mendapat pengakuan negara sebagai lembaga yang berhak dan berwenang untuk menerjemahkan, mencetak, dan menyalurkan Alkitab.
Rangkaian Kegiatan HUT ke-65 LAI
Kegiatan HUT ke-65 LAI diawali dengan Kebaktian Syukur dan Perayaan HUT. Kegiatan berikutnya adalah:
Perayaan Alkitab Dayak di Grha Oikoumene yang sekaligus pengucapan syukur 180 tahun Yubileum Sinode Gereja Kalimantan Evangelis (GKE);
Praise and Worship dan Seminar “Penerjemahan Nama Ilahi dalam Alkitab” di Jakarta pada Mei; Bekerja sama dengan Kelompok Kerja Pelayanan Anak (KKPA) Jakarta akan diselenggarakan “Jambore Anak Nasional 2019” (Jamnas 2019), di Bumi Perkemahan Batu Tapak, Cidahu, Sukabumi, yang juga akan diluncurkan “Gerakan Anak Membaca Kabar Baik Untuk Anak secara Nasional”.
Sepanjang bulan Agustus akan diadakan Pekan Alkitab di Balikpapan, Tarakan, Berau, dan Tanjung Selor; September 2019, LAI akan menyelenggarakan seminar penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa daerah di Minahasa; Dan, pada November 2019 akan diadakan Pekan Alkitab bekerja sama dengan gereja-gereja dan umat Kristiani di Solo, Magelang, Purwokerto, dan Cirebon.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan