Ketika Iman Pendeta Abraham Lewelipa Diuji Tuhan, Uang Puluhan Juta di Rekeningnya Diminta Kembali Pemiliknya

Kesaksian, News3988 Views

Pdt. Abraham Lewelipa berbincang serius dengan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)

Pendeta Abraham Lewelipa tercenung. Dia berulang kali membaca SMS (Short Message Service) atau pesan pendek yang masuk di HP (handphone) bututnya yang bernomor 081247078919. Telah terkirim uang sebesar Rp 45 juta, tapi mohon maaf, uang itu harus dikirim kembali. Demikianlah pesan singkat yang dikirim dari nomor itu.

Ini dia Pantai ‘NAMANHERI SERE’ Ciptaan Tuhan, Unik mempesona batu karang, menakjubkan- mencegah Tsunami di Pulau KISAR

Saat itu, bulan April 2012, ketika Pdt Abraham sedang berjuang membangun gereja di kampungnya, GBI “Jemaat Alfa Omega” Desa Oirata (Pulau Kisar, Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku). Pastinya, dia sangat membutuhkan dana. Dan, ketika dana itu masuk ke rekening BCA nomor 6850177340 atas nama Abraham Lewelipa, uang itu diminta kembali pemiliknya. “Ya, Tuhan, apakah ini sebuah ujian untuk saya?” serunya. Pdt Abraham pun menangis dan teringat peristiwa beberapa tahun sebelumnya, tepatnya tahun 2009 juga pada bulan April. Percaya atau tidak, peristiwa yang sama terjadi. Seseorang telah mengirim uang lewat nomor rekening tersebut dan diminta kembali oleh pemilik uang tersebut. Jumlahnya? Amazing, Rp 45 juta. Jadi, Pdt Abraham dua kali dikirimi uang dari dua orang pengusaha yang berbeda dan tidak saling mengenal di nomor rekening yang sama dan dengan jumlah yang sama oleh si pengirim. Mereka salah transfer uang untuk transaksi bisnis. Hermawan Lili (kontraktor di Taman Surya, Cengkareng, Jakarta Barat) dan Adi Sutomo (pengusaha di Karawaci, Tangerang, Banten) menelepon dan mengatakan salah transfer uang masing-masing sebesar Rp 45 juta, sehingga total Rp 90 juta. “Dua orang pengusaha ini minta agar saya mengembalikan uang itu. Saat itu juga, saya kembalikan kepada mereka jumlah uang tersebut Rp 90 juta secara utuh tanpa menunda waktu,” ujar Pdt Abraham Lewelipa, Gembala GBI “Alfa Omega” Desa Oirata (Pulau Kisar, Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku).

Ini dia, Pantai ‘KIHAR SERE’, ciptaan Tuhan. VOC (Belanda) saat pertama kali berlabuh dengan kapal mengubah sebutan KIHAR menjadi nama untuk Pulau KISAR
Tampak dari Kejauhan. Ini dia Pulau KISAR. Pulau berbatu karang, mempesona menahan tsunami disebut YOTOWAWA DAISULI
Ishak Gideon Lewelipa (Putra Kandung Pdt. Abraham Lewelipa) mengabadikan beberapa foto pemandangan pantai di  Pulau Kisar

 I Korintus 9:27 menyatakan, Tetapi aku melatih tubuhku, dan menguasai seluruhnya supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. Ibrani 13:5 menyatakan, Jangan kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena, Allah telah berfirman, Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan sekali-kali tidak meninggalkan engkau. Ayub 23:10-12 menyatakan, Tuhan tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.

“Berdasarkan ayat-ayat firman Tuhan itulah, saya segera mengembalikan uang itu kepada pemiliknya, sebab sebagai pendeta atau hamba Tuhan, apa pun jabatan rohani yang kita sandang, karunia apa pun yang melengkapi pelayanan kita, membuat banyak mukjizat Tuhan terjadi di mana-mana dan banyak orang kagum, tetapi pada akhir hidup kita di dunia ini akan masuk ke neraka, walau pun sebagai pendeta yang mempunyai nama besar, jika tidak mentaati firman Tuhan akan binasa. Matius 7:21-23 menyatakan, Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku; Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku; Tuhan, Tuhan! bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mukjizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah, Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata; Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan,” tegas Pdt Abraham Lewelipa.

Ini dia, Pantai ‘NAMA SERE’ Pintu gerbang untuk kapal laut dan perahu, berlabuh di Pulau KISAR

Kisah hidup dan pelayanan Pdt Abraham yang diurapi Tuhan begitu luar biasa dan mencengangkan ini mengundang reaksi positif dari tokoh-tokoh negeri ini. Ir Basuki Tjahaja Purnama MM alias Ahok (Gubernur DKI Jakarta ke-15 periode 19 November 2014-9 Mei 2017 dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ke-8 periode 15 Oktober 2012-19 November 2014) meminta penjelasan tentang Pulau Kisar.

Pulau  Kisar termasuk pulau terluar Indonesia. Setidaknya terdapat 91 pulau terluar Indonesia dan salah satunya adalah Pulau Kisar ini. Pulau Kisar menjadi bagian dari wilayah Maluku Barat Daya/MBD (Provinsi Maluku) dan terletak di Selat Wetar. Pulau ini berada di sebelah timur laut dari Pulau Timor Leste. Praktis, pulau ini berbatasan dengan negara Timor Leste (sebelumnya Timor Timur dan menjadi bagian wilayah Indonesia, tetapi pada 20 Mei 2002 telah menjadi wilayah dan negara tersendiri). Bahkan, penduduk pulau ini lebih dekat bepergian ke Australia daripada ke Ambon yang menjadi ibukota Provinsi Maluku. Sebuah pulau yang berada pada 8°6’10” Lintang Selatan dan 127°8’36” Bujur Timur. Sebuah pulau yang terdiri 9 desa dan terbagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Pulau-pulau Terselatan dan Kecamatan Kisar Utara. Di Kecamatan Pulau-pulau Terselatan tersebut, terdapat Desa Oirata, desa kelahiran Pdt Abraham Lewelipa pada tanggal 18 April 1952. Sebuah pulau yang berbatu karang, miskin, dan merupakan daerah terpencil, terabaikan, dan tertinggal. Bahkan, Harian Kompas medio 22 Oktober 1987 menyematkan judul “Maluku Tenggara, Maluku Sengsara”

Pdt. Abraham Mendoakan (tumpang tangan) kepada Letjen TNI (Purn) Evert Erenst Mangindaan SIP, dikenal EE Mangindaan (Wakil Ketua MPR-RI)

.Letjen TNI (Purn) Evert Erenst Mangindaan SIP, dikenal EE Mangindaan (Wakil Ketua MPR-RI) menyatakan, “Pada waktu merebut Timor Timur (kini Republik Timor Leste), saya ke Pulau Kisar dengan menumpang Helikopter. Saya menyaksikan, Pulau Kisar adalah daerah yang kering dan miskin. Tetapi, jika Pdt Abraham mengembalikan uang sebesar Rp 90 juta, sementara uang yang ada di rekening beliau hanya Rp 65 ribu, adalah hal yang sangat luhur. Ini membuktikan hati seorang hamba Tuhan yang jujur dan tulus. Jangankan uang yang sudah di dalam rekening dikembalikan, uang di luar rekening pun berusaha untuk direbut. Ini seringkali terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Kita harus belajar takut kepada Tuhan seperti yang telah dicontohkan oleh pendeta dari Desa Oirata ini.”

Pdt. Abraham menyampaikan kesaksian saat ibadah perayaan Paskah MPR/DPR/DPD-RI Tgl.18 April 2017 di lantai 2 Gedung Nusantara MPR-RI (Senayan Jakarta)
Pdt. Abraham mendoakan Dra Tri Budi Utami MSi (Bagian Risalah Rapat DPR-RI) di gedung Parlemen

Dra Tri Budi Utami MSi (Bagian Risalah Rapat DPR-RI dan mantan Kepala Sekretariat Komisi III DPR-RI) menyatakan, rohnya merasa terbakar saat pertama kali bertemu dan mendengar kesaksian Pdt Abraham Lewelipa di Persekutuan Doa Oikumene (PDO) MPR/DPR/DPD-RI di Ruang Lantai 2 Gedung Nusantara MPR-RI (Senayan, Jakarta) pada tanggal 18 April 2017. “Saya teringat firman Tuhan, Janganlah kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala, dan layanilah Tuhan (Roma 12:1). Rasa kagum terhadap perjuangan dan kegigihan beliau dalam melayani, sehingga pada waktu hadir dalam Rapat Panitia Natal 2017 ternyata ada acara Bakti Sosial Diakonia (bantuan dana) untuk memberikan bantuan kepada beberapa yayasan, panti asuhan, dan pimpinan gereja di daerah, langsung saya teringat kepada Pdt Abraham. Atas pimpinan Roh Kudus, saya mengusulkan agar GBI Alfa Omega (Oirata, Kisar) sebagai penerima bantuan,” Tri Budi Utami.

Pdt. Abraham bersama Yohannes OI Tahapari, SH, MSi (Kepala Biro Pemberitaan Parlemen/DPR-RI)

Yohannes OI Tahapari SH MSi (Kepala Biro Pemberitaan Parlemen/DPR-RI yang juga Ketua PDO MPR/DPR/DPD-RI mengapresiasi dengan menelepon secara pribadi Pendeta Abraham menjelang Perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 MPR/DPR/DPD-RI yang dilaksanakan pada Rabu, 24 Januari 2018 di Ruang Pustaloka (Gedung Nusantara IV DPR RI), Jalan Gatot Subroto (Senayan, Jakarta) untuk hadir menerima bantuan dana sebesar Rp 15 juta dan diserahkan oleh Aryo PS Djojohadikusumo (Anggota DPR RI periode 1 Oktober 2014-30 September 2019) dari Fraksi Partai Gerindra sebagai Kepala Seksi Dana.

Pdt. Abraham mendoakan Itet Tridjajati Sumarijanto MBA (Anggota DPR RI F-PDIP periode 1 Oktober 2009-30 September 2019)

Itet Tridjajati Sumarijanto MBA (Anggota DPR RI periode 1 Oktober 2009-30 September 2019) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP)) meminta khusus untuk didoakan terkait tugas-tugas dan pekerjaannya di Dewan seusai mengikuti ibadah di PDO MPR DPR DPD-RI.

Pdt. Abraham bersama Hermawan Lili (Pengusaha-pelaku salah transfer)

Hermawan Lili (pelaku salah transfer uang) merasa takjub atas peristiwa tersebut. “Jika saya tidak salah kirim uang sebesar Rp 45 juta dan Bapak Andi Sutomo tidak juga salah kirim uang dalam jumlah sama yaitu Rp 45 juta, sehingga total menjadi Rp 90 juta, sementara saat itu uang Pdt Abraham dalam rekening tabungan BCA hanya Rp 65 ribu, dan bagaimana saat saya minta untuk dikembalikan, dan jika saat itu Bapak Pendeta tidak mengembalikannya, jalan cerita menjadi sangat berbeda, mungkin saja terhenti sejarah pelayanan bapak di Desa Oirata (Kisar). Nilai sebuah kejujuran dan ketulusan hati bapak pendeta mengembalikan uang sebesar Rp 90 juta itu turut mengangkat Bapak menjadi kesaksian hidup, memberkati banyak orang, di antara bangsa-bangsa.

Rekening Pak Pendeta di BCA nomor: 6850177340 a/n ABRAHAM LEWELIPA adalah rekening mukjizat yang turut menghantar sejarah pelayanan Bapak di Pulau Kisar ke permukaan. Kejujuran dan ketulusan hati bapak dalam pelayanan yang suci dan mulia mendorong para donatur umat Tuhan membantu rekening mukjizat BCA nomor: 6850177340 a/n ABRAHAM LEWELIPA itu, termasuk saya pun demikian, sehingga saya komitmen mendukung pelayanan bapak Pendeta setiap bulan untuk kepentingan ladang Tuhan di daerah terpencil seperti Pulau Kisar bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus Sumber kemakmuran dan Kepala Gereja,” kata Hermawan Lili. 

Sebuah pengakuan dan pengalaman religi yang diskenariokan Tuhan melalui dua pribadi umat Tuhan melakukan salah transfer terhadap seorang hamba-Nya yang belum pernah menyaksikan limpahan uang puluhan juta rupiah, sementara dia sendiri membutuhkan dana pembangunan gereja dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kiranya mukjizat Tuhan menyediakan yang terbaik bagi hamba-Nya di sepanjang waktu.(EPM)