JAKARTA, VICTORIOUSNEWS.COM,- “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, karena selama 9 tahun berdiri dan sudah memberangkatkan hampir 15.000 orang peserta ziarah ke Holyland, PT. HMT belum pernah mengalami kejadian seperti ini. Lewat kejadian ini menjadi perhatian khusus kami untuk perbaikan yang lebih baik lagi di kemudian hari,” kata Direktur Utama PT. HMT Tours and Travel, Ronny Benyamin Tambayong kepada MBN di ruang kerjanya, Rabu (31/10/2018).
Permohonan maaf ini disampaikan ketika ada beberapa peserta wisata ziarah terkendala masuk ke Negara Israel dengan keberangkatan bulan Oktober 2018 melalui PT. Hidup Makmur Terencana (HMT Tours and Travel) membuat pihak manajemen HMT Tours & Travel) menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya kepada para peserta wisata. Ini dilakukan, karena pihak manajemen tidak ingin mengecewakan para peserta dan pelayanan terbaik kepada konsumen adalah prioritas utama bagi perusahaan yang sudah berdiri selama 9 tahun ini.
” Seluruh peserta ziarah yang terkendala masuk ini juga sudah ditangani dengan sangat baik oleh TIM HMT selama berada di Mesir dan Jordan. Mereka diberikan pelayanan maksimal serta diberikan bonus itinerary tambahan selama di Mesir dan Jordan” tambah Ronny.
Melalui Tim Legal PT. HMT Andre Victor, SH, MH dan Mohammad Hasan, SH, pihak manajemen juga memberikan klarifikasi terkait ketidaknyamanan tersebut. Salah satunya disebutkan bahwa HMT telah memproses dan mengurus semua pengajuan visa Israel untuk keberangkatan Oktober 2018 ini sesuai ketentuan yang berlaku di Israel melalui partnernya yang berada di Israel, dalam hal ini The Land Tours (TLT). “Kami informasikan bahwa HMT bekerja dengan sangat baik dan menyajikan semuanya tepat waktu untuk mendapatkan visa,” kata pihak TLT dalam suratnya kepada PT. HMT terkait visa tersebut.
Tak hanya itu, pihak TLT juga sudah mendapatkan approval Letter (Surat Persetujuan) masuk ke Israel untuk seluruh group HMT bulan Oktober 2018 dari pejabat berwenang di Ministry Israel. Namun ternyata terjadi di lapangan, terdapat miss-administrasi antara pihak TLT dengan Ministry Israel yang menyebabkan group HMT bulan Oktober ini terkendala masuk ke Israel.
Untuk itu sebagai bentuk pertanggungjawaban, dalam surat klarifikasinya, pihak TLT bersedia memberangkatkan kembali seluruh peserta wisata ziarah Oktober 2018 ini melalui HMT Tours & Travel pada Januari, Februari atau Maret 2019 mendatang, sesuai tanggal yang diminta peserta. Adapun untuk semua biaya keberangkatan akan ditanggung pihak TLT sehingga lagi tidak dibebankan kepada para peserta ziarah. Sedangkan untuk group keberangkatan HMT pada bulan November 2018 dan seterusnya, pihak manajemen akan tetap memberangkatkan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, dan tidak ada kendala untuk masuk ke Israel.
Sementara, pihak TLT sendiri dalam suratnya kepada PT. HMT mengakui bahwa hal ini bukanlah kesalahan di pihak HMT tetapi masalah internal di Israel, di samping untuk aplikasi visa di kantor Israel. Di Israel, TLT berkolaborasi dengan HMT dan mereka sudah menerapkan visa untuk semua group pada Oktober 2018 oleh sistem. “Tetapi pada saat ini di Israel, ini masalah teknis dan sistem, dan yang menentukan group-group tersebut akan menerima izin khusus dari otorisasi pelayanan resmi,” kata Eduardo Yosef, Silvera Incoming Departement TLT dalam keterangannya.
Dalam suratnya Eduardo juga menerangkan, pihaknya telah menerima surat persetujuan dari Kementerian berwenang sehingga semua group HMT bulan Oktober dapat memasuki Israel. Surat persetujuan ini juga jaminan dan berlaku masuk Israel untuk group HMT bulan Oktober 2018.
Namun pada 25 Oktober 2018, kata Eduardo, tanpa diketahui TLT dan HMT, Kementerian membatalkan surat persetujuan tanpa alasan yang jelas dan kemungkinan ada masalah tehnis/administrasi yang terjadi . Inilah alasan mengapa group itu terkendala bisa masuk Israel. Saat ini kami terus mengurus dan berkoordinasi dengan pihak terkait guna mengetahui titik permasalahannya ,” kata Eduardo Yosef.
Untuk itu ia menegaskan, TLT dan HMT bukan yang utama dalam situasi ini. Namun keduanya bersama-sama akan memikul tanggungjawab bahwa setiap turis yang tidak dapat masuk ke Israel tahun ini dapat melakukannya tahun depan, tanpa biaya. “Kami di TLT akan menanggung biaya terestrial sesuai dengan nama dan nama keluarga dari setiap penumpang yang terkena dampak selama bulan Oktober ini,” kata Yosef.
Tanggal 2 November 2018 2 group HMT berjumlah 83 orang sudah kembali masuk ke Israel dan berziarah. Semua group HMT bulan November 2018 sudah bisa masuk ke Israel tanpa halangan. GT