Jakarta,-Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki) yang didirikan tangggal 28 Okotber 2003, kini telah genap berusia 17 tahun. Nah, dalam rangka merayakan HUT sweet seventeen Perwamki memilih dua hari bersejarah, yakni Hari Sumpah Pemuda & Hari Pahlawan untuk menggelar rangkaian acara menarik. Pertama, Diskusi Webinar tanggal 28 Oktober (Bertepatan Hari Sumpah Pemuda) dengan mengusung tema “Persekusi Terhadap Umat Kristen, Mengiba Atau Melawan” dengan menampilkan narasumber: Bonar Tigor Naipospos (Setara Institute), Pdt. Antonius Natan (Pengamat Sosial), Celestino Reda (Pengamat Media), Agus Panjaitan (Wartawan Spektrum), serta dimoderatori oleh Uya Pinta dan Paul Maku Goru.
Setelah sukses dengan diskusi webinar, Perwamki kemudian menggelar puncak acara HUT bertepatan dengan hari Pahlawan, Selasa 10 November 2020 di Hotel Aston Bellevue Radio Dalam, Jakata Selatan. Mata rangkaian acara menarik tersaji dalam puncak HUT ke 17 “Malam Cinta Bagi Negeri” bertajuk Berkarya & Memberi Yang Terbaik, diantaranya: Peluncuran Mars Perwamki, Peluncuran buku ‘Pers Kristiani & Makna Kehadirannya’, Musikalisasi Puisi, Tarian Etnik Maluku, Pemotongan Kue HUT serta memberikan penghargaan kepada 17 tokoh inspiratif dan 4 tokoh kategori khusus (penasehat Perwamki). Para tokoh yang memperoleh penghargaan ini dinilai telah memberikan sumbangsih bagi masyarakat, gereja, bangsa dan negara.
Menurut Ketua Panitia, Emanuel Dapa Loka, para tokoh yang mendapat penghargaan adalah orang-orang hebat yang dengan tuntunan mata kakinya, bagai musafir berjalan kian ke mari, menyorotkan matanya melihat kehidupan sesama. Yang mereka lihat itu kemudian turun ke hati, diolah dalam batin lalu muncul dalam aneka tindakan kemanusiaan. “Inilah yang dalam istilah Jakob Oetama, Tokoh Pers Indonesia sepanjang masa, disebut sebagai ‘Kemanusiaan Transedental’ yang konkret dirasakan oleh sesama,” ujar wartawan yang juga penulis biografi ini.
Sedangkan Ketua Umum DPP Perwamki, Stevano Margianto mengatakan, bahwa, di usia Perwamki ke 17 ini menjadi catatan sejarah yang luar biasa. Karena, saat ini Perwamki sudah memiliki Mars Perwamki, meluncurkan buku dan memberikan penghargaan kepada 17 tokoh inspiratif. “Saya sangat berterimakasih kepada Bapak Eman sebagai Ketua panitia dan Bapak Roy Agusta sebagai Sekretaris panitia, serta teman-teman panitia yang telah bekerja keras menyukseskan HUT Perwamki ke 17. Saya sangat bangga karena kini Perwamki telah memiliki Mars Perwamki, buku Pers Kristiani, dan memberikan penghargaan kepada para tokoh untuk pertama kalinya sejak Perwamki didirikan,” tukas Margianto.
Ketujuh belas tokoh inspiratif dan empat tokoh kategori khusus pilihan Perwamki tersebut adalah: Dr. Rahmat Effendi (Tokoh Toleransi), Gus Ruchul Maani (Tokoh Ormas Non Kristen), Alm. DR (HC) Drs. Jakob Oetama (Tokoh Pers Inspiratif), Sugeng Teguh Santoso, SH (Tokoh Pengawal Hukum), Dr. Stefanus Roy Rening, SH (Tokoh Pemikir Hukum), RG Setio Lelono (Tokoh Advokasi Gereja), Handoyo Budhisejati (Tokoh Organisasi Katolik), Djasermen Purba (Tokoh Ormas Kristen), Mayjend. dr. Albertus Budi Sulistyo (Tokoh Kesehatan), J. Irwan Hidayat (Tokoh Jamu Herbal Inspiratif), Sandec Sahetapy (Tokoh Penggerak Budaya),drg. Aloysius Giyai, M.Kes (Tokoh Inovatif Kesehatan), Dr. Christiany Eugenia Tetty Paruntu (Tokoh Perempuan), Jerry Pattinasarany (Tokoh Inspiratif Muda), James Koleangan (Tokoh Pengusaha Muda), Christie Damayanti (Tokoh Disabilitas Inspiratif), dan Pdt. Rubin Adi Abraham (Tokoh Sinode). Sedangkan 4 tokoh dengan kategori khusus adalah: Pdt. Dr. Antonius Natan (Sekum PGLII DKI Jakarta/Penasehat Perwamki), Pdt. Dr. Mulyadi Sulaeman (MPR- Sinode GSPDI/Penasehat Perwamki), Pdt. Dr. Japarlin Marbun (Mantan Ketum Sinode GBI/Penasehat Perwamki) dan Jhon SE Panggabean, SH, MH (Advokad Senior, Ketum Marga Panggabean Sejabodetabek/Penasehat Perwamki).
Aloysius Giyai ketika mendapat kesempatan berbicara, berbagi pengalaman dalam memberikan hati dan pikirannya melayani masyarakat Papua. “Sebagai dokter, saya sangat terikat oleh sumpah. Maka saya tidak akan membiarkan seorang pun meninggal, apa pun taruhannya baik jabatan maupun nyawa. Saya pasti membela kehidupan siapa pun. Jabatan dan nyawa saya pertaruhkan,” tandas dr. Alo yang juga Direktur RSUD Jayapura ini.
Kerelaannya mempertaruhkan segalanya dipicu oleh pengalaman masa lalu yang sangat berat bahkan diikuti banyak tragedi. “Saya tidak mau itu terulang kepada orang lain. Saya berusaha keras untuk itu walau banyak juga kelemahan kami,” ujar mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua ini. Alo lalu bercerita, beberapa kali dia “melanggar” peraturan dengan tetap memberikan pelayanan secepat-cepatnya kepada mereka yang belum terdata. “Sekali lagi ini urusan nyawa. Jadi saya harus bergerak cepat, sedangkan hal administratif tetap bisa diurus kemudian,” ujarnya.
Sementara itu, Setio Lelono yang dinobatkan sebagai Tokoh Advokasi Gereja menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diterimanya. Setio mengungkapkan bahwa dia mengurus IMB Gereja sebagai tugas yang sewajarnya sebagai seorang Katolik. Menjadi terasa berbeda karena dia mengurusnya di wilayah yang “tidak mudah”, yakni Jawa Barat, khususnya Bekasi.
Meski tidak mudah, Setio telah berhasil mengurus tiga buah IMB gereja, yakni Gereja Santa Clara, Gereja Santo Mikael dan Gereja Santo Yohanes Paulus II. Ketiganya berada di wilayah Kota Bekasi. “Saya atau kita beruntung punya walikota Pak Rahmat Effendi yang sangat mau mengayomi semua masyarakatnya. Kita berterima kasih kepada Bang Pepen dan masyarakat Bekasi,” ucap Setio.
Rahmat Effendi atau yang akrab disapa Pepen mengatakan bahwa perbedaan keyakinan, suku dan agama sebagai anugerah Tuhan. “Tuhan menciptakan keberagaman itu untuk umat-Nya, dan harusnya disyukuri. Kalau di hati kita ini tumbuh keikhlasan bersyukur, kita tidak perlu mempertentangkan keyakinan satu dengan lainnya. Nah, merawat pluralisme itu bagian rasa syukur yang harus dipertahankan dan dikembangkan bersama. Semua yang ada di kota Bekasi ini bertanggung jawab membangun kota ini,” katanya pada sebuah kesempatan di ruang kerjanya.
Sebagai pemeluk Islam, Pepen paham betul bahwa Islam adalah rahmat bagi sekalian alam, karena itu ia selalu mengajak masyarakatnya untuk hidup harmonis, agar benar-benar menjadi rahmat bagi siapa pun. Namun Pepen menyadari, hal ini tidak mudah dilaksanakan. “Kan ada masyarakat yang berpikir ‘pokoknya’, yang merasa yang dia pikir itulah yang paling benar. Namun gak apa-apa, biarkan saja dan perlu dikasih pengertian terus,” kata Rahmat. SM