Victoriousnews.com,-Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 sebanyak 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota di berbagai daerah di Indonesia, pada hari Rabu, 27 November 2024 mendatang.
Hal yang paling menarik dan menyedot perhatian publik adalah Pilkada di DKI Jakarta. Karena Jakarta merupakan Ibukota negara serta barometer Indonesia mini, sebelum resmi pindah ke Ibukota Nusantara, Kalimantan Timur .
Dalam Pilkada DKI Jakarta, KPU telah menetapkan 3 pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Yakni: nomor urut 1 pasangan Ridwan Kamil-Suswono (didukung multi Partai); nomor urut 2 Pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardhana (Independen) dan nomor urut 3 pasangan Pramono Anung-Rano Karno/Si Doel (didukung PDIP).
Menanggapi figur yang diusung sebagai Cagub-Cawagub DKI Jakarta, Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Injili Nusantara (GBIN), Pdt. Dr. Melianus Ferry Haurissa Kakiay, M.Th menilai, bahwa masing-masing pasangan calon pemimpin tersebut adalah orang yang baik dan kompeten di bidangnya.
“Kita lihat Jakarta ini istimewa, karena masih menjadi Ibukota Indonesia. Walaupun rencananya akan pindah ke IKN. Tentu sebagai Ibukota, itu serba kompleks, ada banyak kepentingan secara nasional. Sehingga diperlukan pemimpin yang mumpuni di berbagai bidang. Pemimpin yang mempunyai kapasitas untuk memimpin jajarannya. Agar seluruh lapisan masyarakat Jakarta bisa terlayani dengan baik. Intinya, sebenarnya simple saja, yang dibutuhkan masyarakat Jakarta adalah agar bisa hidup nyaman dan aman. Masyarakat bisa makan, minum, bekerja, dan berdagang. Itu saja bisa membuat mereka senang, tanpa harus dibatasi dan dibebani dengan hal-hal yang membuat mereka susah,” ujar hamba Tuhan yang akrab disapa Pendeta Ferry ini mengawali perbincangan.
Menurut Ferry, jika menakar kompetensi pasangan cagub-cawagub tersebut, ketiganya mempunyai kapasitas dan kemampuan yang baik. Artinya, mereka telah memenuhi syarat untuk dicalonkan,tinggal masyarakat yang menentukan pilihannya.
“Jika menimbang paslon nomor satu, dia mempunyai kekuatan secara politik itu karena didukung oleh banyak partai.Tetapi kekuatan individunya tinggal kita lihat rekam jejaknya. Sebelumnya dia pernah memimpin dimana. Karena sehebat-hebatnya orang didukung oleh kekuatan politik dan lain-lain, masyarakat sekarang sudah pintar dan tidak gampang terpengaruh. Sedangkan Paslon nomor dua, yaitu Dharma-Kun. Saya melihat orang ini sederhana, merakyat, tidak janji muluk-muluk, rendah hati, jujur, tulus, pintar, punya kemampuan serta independen. Rekam jejaknya, dia mantan wakil BSSN, seorang jendral polisi dengan pangkat Komjen. Jujur saja, kalau Dharma Kun ini saya tidak bicara soal kekuatan politik dan lain-lain.Tetapi yang jelas, dia memenuhi kriteria seorang pemimpin. Dan masyarakat Jakarta sudah lama, memilih calon yang didukung oleh partai, kini saatnya mesti ada terobosan baru yang independen. Yang tidak membawa misi atau visi dari partai. Tetapi betul-betul visinya adalah untuk membangun masyarakat Jakarta. Apalagi Dharma Kun punya slogan Jakarta Aman. Kalau saya jujur saja akan pilih Dharma Kun,” tandas Ferry
Yang terakhir, lanjut Ferry, paslon ketiga Pramono-Doel. Pramono ini seorang yang punya pengalaman di Kantor Presiden. Dia juga punya hubungan lobi cukup kuat. “Saya lihat kinerjanya bagus, selama menjadi Seskab di bawah pemerintahan Pak Jokowi. Dia juga pintar atur negara ini dari Sabang sampai Merauke. Jadi menurut saya beliau tidak cocok kalau pimpin Jakarta. Pak Pramono, lebih cocok kalau urus negara. Atau lebih baik jadi calon Presiden masa depan. Tetapi sekali lagi, terlepas dari semuanya itu, mereka semua orang baik. Karena telah memenuhi syarat untuk menjadi Cagub-Cawagub DKi Jakarta,” ungkap Ferry.
Skala Prioritas, Pemimpin Jakarta Harus Punya Solusi Atasi Kemacetan
Menurut Ferry, setidaknya ada 3 skala prioritas yang harus dibenahi oleh peminpin masa depan Jakarta. Pertama, masalah transportasi dan kemacetan lalu lintas. Kedua, soal lapangan pekerjaan, dan ketiga adalah soal hunian/rumah. “Kedepan, agar masyarakat Jakarta hidup layak dan lebih baik, maka seorang pemimpin harus segera merealisasikan pembangunan rumah petak, bagi masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal,” tandasnya.
Dari Gubernur ke Gubernur, Toleransi Beragama Cukup Baik
Bicara toleransi antar umat beragama di Jakarta selama ini telah berjalan cukup baik. Kita dapat rasakan bersama, mulai dari era Gubernur Sutiyoso, Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok, hingga Anies Baswedan, di Jakarta cukup baik dalam merawat kerukunan antar umat beragama. “Masing-masing Gubernur itu punya keistimewaan dan cara tertentu dalam merawat dan memupuk keberagaman. Walaupun masih ada saja gangguan tetapi bisa segera diatasi dengan cepat oleh masing-masing Gubernur tersebut,” urai Ferry.
Di akhir perbincangan, Pdt Ferry berharap kepada siapapun yang terpilih menjadi pasangan Gubernur maupun Wakil Gubernur, agar menjadi “Bapak” bagi rumah besar kota Jakarta yang dapat mengayomi banyak anak yang harus dilayani dengan seadil-adilnya. Karena hanya seorang “Bapak” yang memiliki hati tulus dan jujur yang dapat memberikan kebahagiaan dan kenyamanan bagi keluarga besar di kota ini. “Saya juga berharap kepada masyarakat Jakarta, gunakan akal sehat cerdik dan cerdas dalam memilih seorang pemimpin yang akan memimpin kota Jakarta. Supaya kita jangan menyesal selama 5 tahun ke depan. Ya kalau saya, inilah kesempatan untuk memilih orang yang rendah hati seperti Pak Dharma Kun,” pungkasnya. SM