Jakarta,Victoriousnews.com,-Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK) bekerjasama dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menggelar Konferensi Nasional (KonferNas) tentang Gereja dan Pendidikan 2023. Acara yang diadakan di Penabur International School, Jalan Boulevard Bukit Gading Raya Blok A5-A8, Kelapa Gading, Jakarta Utara, dibuka Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, Selasa, (25/7/23).
Tampak hadir dalam acara pembukaan itu antara lain: Dirjen Bimas Kristen Dr. Jeane Marie Tulung S.Th, M.Pd (mewakili Menteri Agama), Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Fritz Manuputty, mantan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, staf ahli Mendikbudristek Prof.Dr. H Muhammad Adlin Sila, MA, Ph.D, Rektor UPH, Dr. Jonathan L Parapak, M.Eng, SC dan Ketua yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia & Kebudayaan (Menko PMK), Prof.Muhadjir Effendy, dalam arahannya, mengatakan, melalui momentum KonferNas Gereja & Pendidikan Kristen 2023 ini, agar melanjutkan semangat berkolaborasi dalam menciptakan generasi pemimpin bangsa melalui pendidikan Kristen yang berkarakter kebangsaan dan beriman.
“Pendidikan karakter adalah konteks yang sangat penting di abad 21 ini untuk mengatasi berbagai macam tantangan, terutama krisis moral yang diderita oleh masyarakat dunia, termasuk melanda Indonesia. Untuk itu, arah kebijakan pemerintah dalam mendukung kualitas pendidikan Kristen dan pendidikan keagamaan yang lain agar menghasilkan peserta didik yang berkarakter kebangsaan dan sekaligus berkeimanan kuat,” ungkap Prof. Muhadjir.
Menko PMK, Prof Muhadjir juga mengajak seluruh peserta KonferNas agar bersyukur atas konsep Pancasila yang telah ditetapkan para pendiri bangsa. Karena, sila pertama Pancasila tentang Ketuhanan yang menaungi dan mendasari semua sila yang ada. “Bagaimana kita pahami sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama ini memberikan jiwa kepada sila-sila berikutnya. Ketika kita memilih melayani Tuhan, melalui sekolah pendidikan berbasis Kristiani atau keagamaan, itu artinya kita telah dengan penuh kesadaran menempatkan sila pertama itu di atas sila-sila yang lain. Hal itu juga berarti dalam hidup kita dan segala tindakan kita selalu berada dalam bimbingan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan seharusnyalah seluruh bangsa Indonesia, di dalam sepak terjangnya, dapat melayani Tuhan di semua sektor; baik sektor ekonomi, politik, pendidikan dan lainnya. Melayani Tuhan dimanapun mestinya selalu bersandar kepada sila pertama,” tandas Menko PMK.
Lanjut Menko PMK, pembinaan guru dan tenaga pendidikan merupakan faktor utama yang dapat menghasilkan generasi bangsa yang berkarakter kebangsaan serta berkualitas menuju Indonesia Emas. Mewakili pemerintah, peranan dan sumbangan Majelis Pendidikan Kristen ini sudah sangat saya kenal, karena sebelumnya saya pernah membidangi Pendidikan. Dan selama ini kerjasamanya masih sangat akrab dan berkelanjutan. Saya sangat menghormati prestasi, raihan ranking yang dicapai oleh beberapa lembaga pendidikan di bawah MPK, “ungkap Menko PMK Prof Muhadjir mengakhiri arahannya.
Sementara itu, dalam kata sambutannya, Dirjen Bimas Kristen, Dr. Jeane Marie Tulung, S.Th, M.Pd mewakili Menteri Agama, mengatakan, bahwa, sudah tepat dan pada tempatnya, jika konferensi Nasional ini mempertemukan para stake holders mulai dari pemerintah sebagai regulator sekaligus penyelenggara pendidikan keagamaan Kristen. “Kita harus memberikan sumbangan yang terbaik bagi mutu pendidikan kita. Hati dan pikiran kita tegak lurus pada pengabdian yang terbaik kepada Republik ini, kepada umat, kepada jemaat, kepada masyarakat, kepada bangsa dan negara melalui instrumen pendidikan. Dan mari kita satukan langkah melalui kerjasama yang lebih sinergis, kolaboratif dan berkelanjutan di masa mendatang,” ujar Dirjen Bimas Jeane Tulung.
Menurut Jeane, saat ini telah disusun rancangan teknokratis dalam RPJMN 2024-2045 dan rumusan akademik disebut Indonesia Emas 2045, dimana kedua dokumen itu kesesuaian dengan pilar Megatrend dunia 2045. “Gambaran Indonesia emas ditekankan dalam upaya membangun SDM dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Bahkan Presiden Jokowi telah menggambarkan visi Indonesia 2085 yang pilarnya adalah: Pertama, SDM Indonesia, yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain. Kedua, masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, relijius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Ketiga, Indonesia menjadi pusat pendidikan teknologi dan peradaban dunia. Keempat, Masyarakat dan aparatur pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi. Kelima, terbangunnya infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia. Keenam, Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik. Ketujuh, Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia,’ ungkap Dirjen Bimas.
Kolaborasi Menuju Transformasi Sekolah’ Kristen di Indonesia
Tema Konferensi yang berlangsung 25- 26 Juli itu adalah “Kolaborasi Menuju Transformasi Sekolah Kristen di Indonesia”. Menurut Ketua Panitia, Johan Tumanduk, S.H., M.M., M.Min., M.Pd.K, tema ini dipilih karena melihat kenyataan bahwa masalah pendidikan yang kompleks pasti membutuhkan kolaborasi untuk mencari, merumuskan dan mewujudkan aksi nyata sebagai solusi. Terlebih, sekolah Kristen memiliki banyak pemangku kepentingan seperti gereja, yayasan, perguruan tinggi Kristen, Sekolah Tinggi Teologia (STT), serta dunia usaha yang perlu berkolaborasi bersama. Melalui kolaborasi, banyak sumber daya menjadi lebih efisien. Bahkan, kolaborasi juga memungkinkan terciptanya kreativitas dan inovasi. Johan Tumanduk menambahkan, Konfermas ini diikuti lebih dari 500 peserta. Mereka terdiri atas pimpinan dari gereja-gereja, yayasan, perguruan tinggi Kristen, STT, lembaga pelayanan dan juga para pengusaha dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki beban untuk memajukan pendidikan.
“MPK juga akan menjalin kerja sama yang dituangkan dalam bentuk MOU dengan berbagai pilar tersebut. Dengan pilar perguruan tinggi misalnya, MPK bekerja sama dengan Ukrida, UKI, UPH, Maranatha, UKSW dan Petra. Dengan pilar STT, MPK bekerja sama dengan STT SAAT, STT Bandung, STT Amanat Agung dan STT Mawar Saron,” ujar Johan.
Sementara itu, Ketua Umum MPK, Handi Irawan, MBA, M.Com, mangatakan, bahwa, tujuan dari kerja sama dengan perguruan tinggi Kristen dan STT adalah untuk mendorong lebih banyak lulusan yang akan menjadi guru. Juga, diharapkan bahwa perguruan tinggi Kristen dan STT ini akan memberi pelatihan guru-guru Kristen di Indonesia yg berjumlah lebih dari 100.000. Guru yang berkualitas sudah tentu sangat penting dalam meningkatkan kualitas sekolah dan akhirnya bisa menciptakan lulusan sekolah Kristen yang berkualitas pula.
Masih menurut Handi, kerja sama tersebut juga diharapkan dapat membantu sekolah-sekolah Kristen yang terkelakang untuk bisa mempunyai kurikulum yang baik. Handi Irawan selanjutnya menambahkan bahwa dengan pilar Yayasan yang sekolahnya sudah kuat, MPK akan menjalin kerja sama dengan menjadi fasilitator bagi yayasan dari sekolah yang relatif belum kuat terutama sekolah Kristen yang berada di Indonesia bagian Timur. Sekolah- sekolah besar seperti BPK Penabur, Pelita Harapan dan Kalam Kudus, diharapkan dapat membantu sekolah Kristen yang membutuhkan pertolongan.
MPK juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pelayanan di bidang pendidikan. Beberapa di antaranya adalah EduGuide yang sudah berpengalaman di bidang konsultasi manajemen sekolah kristen. Juga yayasan Trampil dan yayasan TBN yang banyak memberi pelatihan kepala sekolah dan guru-guru. Lembaga pelayanan Pesat, IDN dan TCI adalah lembaga yang juga menjalin kerja sama dengan MPK dan bersama-sama serentak melakukan penandatanganan MOU.
“Kami percaya bahwa sekolah Kristen yang kuat, bukan hanya membantu pertumbuhan gereja tetapi juga baik untuk bangsa Indonesia. Kita membutuhkan generasi yang lebih berkualitas melalui pendidikan yang pastinya berkualitas juga,” kata Dr. Drs. Jopie JA Rory, SH, MH yang menjabat Sekretaris Umum.
Jopie Rory menjelaskan, bahwa, MPK sendiri adalah lembaga yg sudah berdiri sejak tahun 1950, saat ini memiliki anggota sebanyak 400 yayasan dan sekitar 7.000 unit sekolah tersebar di seluruh Indonesia. “Saat ini, MPK memiliki 50 pengurus di pusat dan sekitar 250 di seluruh wilayah Indonesia,” pungkas Jopie. SM