Sambutan Walikota Jaksel, Tri Kurniadi Dalam Perayaan Natal PGLII: Kiranya Natal Membawa Kebahagiaan Buat Kita Semua

Hukum & HAM2512 Views
H.Tri Kurniadi (Walikota Jakarta Selatan)

Jakarta, Victoriousnews.com,-Perayaan Natal Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) yang digelar di Grha Karmel ITC Permata Hijau Jakarta Selatan (15/1) telah berlangsung lancar. Acara yang mengangkat tema : “Celebration, Salvation,  & Reconsilation ini tampak dihadiri oleh pemerintah Jakarta Selatan dan pimpinan aras gereja nasional, yakni: H. Tri Kurniadi.,SH  (Walikota Jakarta Selatan mewakili Gubernur DKI), Pdt. Dr. Nus Reimas (Ketua Majelis Pertimbangan PGLII),  Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketua Umum PP PGLII), Pdt Dr. Freddy Soenyoto, MTh (Sekum PP PGLII), Pdt. Royke Bovie Rori  (Ketua Umum PW PGLII DKI Jakarta), Pdt. Dr. Antonius Natan (Sekum PW PGLII DKI Jakarta),  Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang (Ketua Umum PGI), Pdt. Gomar Gultom M. Th (Sekum PGI), Dr. Maya Malau, M.Pd (perwakilan dari Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI), Lisa Mulyati S.Sos., M.Si (Pembimas Kristen DKI Jakarta), para hamba Tuhan serta umat Kristen di Indonesia.

                Walikota Jakarta Selatan H.Tri Kurniadi, mewakili Gubernur DKI Jakarta, dalam kata sambutannya,  memberikan apresiasi tinggi bagi setiap orang yang mempersiapkan perayaan Natal, “Diantara kesibukan kerja yang menumpuk, kita berharap perayaan natal setiap tahunnya bisa menjadi budaya baru untuk kebersamaan terutama bagi 7 aras gereja. Biarlah kita jalin kebersamaan dengan sekitar kita yang sering terabaikan. Kiranya natal membawa kebahagiaan buat kita semua,” demikian kata  Walikota Jaksel Tri Kurniadi.

Sedangkan, Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang, mengatakan, bahwa, PGI bergembira bisa menghadiri acara ini. “PGI melihat bahwa setiap kita memiliki tugas yang sama sebagai warga negara di negara dengan masyarakat majemuk. Dan untuk menghadapi tahun politik, Pendeta Lebang mengatakan agar semua gereja tidak terlibat politik. Henriette mengakui bahwa gereja memang telah terpolarisasi namun kita harus tetap menyadari bahwa gereja berasal dari firman yang sama,” tandas Ketua Umum PGI, Henrriette.

Paduan Suara Mahasiswi STT REM turut mengisi acara Natal PGLII

Dalam khotbahnya, Ketua Umum PGLII Pendeta Dr. Ronny Mandang mengatakan bahwa Celebration diungkapkan dengan suatu alasan, di mana kehadiran Yesus di muka bumi sesungguhnya kesukaan besar bagi semua kaum. Setiap kita diingatkan bahwa, Hari Raya Natal adalah momentum pernyataan kesukaan besar di antara bangsa-bangsa yang sedang mengalami kesulitan besar. “Kita harus membawa kesukaan besar di tengah kesulitan besar!, ” demikian kata Pendeta Mandang.

Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketum PGLII) ketika menyampaikan firman Tuhan

Begitu juga dengan Salvation, Lanjut Pdt. Mandang,  yang diungkapkan karena kehadiran Yesus yang menyelamatkan setiap manusia yang percaya kepada-Nya. Natal adalah kabar keselamatan besar, karena Yesus adalah Tuhan yang memberikan keselamatan. Lalu Rekonsiliasi yang diungkapkan para malaikat, di mana Natal juga merupakan momentum perdamaian, mengingat kita sebagai orang percaya adalah orang-orang yang memegang amanat pembawa damai sejahtera. Setiap kita yang meletakkan percaya pada Bayi Natal itu dengan sendirinya berdamai dengan Tuhan. Namun tidak berhenti di situ saja kita juga harus berdamai dengan diri sendiri, bahkan juga berdamai dengan lingkungan sekitar kita, dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Berbicara mengenai perayaan Natal PGLII yang mengangkat tema Celebration, Salvation, Reconsiliation (Lukas 2), Sekum PW PGLII DKI Jakarta, Dr. Antonius Natan, mengatakan, bahwa, Natal mengingatkan kita  bahwa Kelahiran Yesus adalah suatu peristiwa yang perlu dirayakan dan disyukuri.

Trio Sekum. Kika: Pdt. Dr. Antonius Natan (Sekum PW PGLII DKI Jakarta), Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Sekum BPH PGI) dan Pdt Dr. Freddy Soenyoto, M.Th (Sekum PP PGLII)

“Peristiwa dimana manusia mendapatkan anugerah kehidupan. Dunia menjadi fokus sorga agar relasi yang rusak dipulihkan. Karya penebusan Yesus diawali dengan Allah menjelma menjadi manusia, mempersamakan martabatNya menjadi manusia sehingga manusia layak untuk menjadi penghuni Sorga. Dan tentu saja manusia yang ada saat ini perlu melakukan respon dengan memperbaiki hubungan antar sesama manusia dan terutama pemulihan terhadap diri sendiri. Manusia diciptakan dengan serupa dengan Allah dengan pengertian bahwa manusia hendaknya memiliki Personality yang sama dengan Allah, memiliki Karakter yang sama dengan Allah. Proses inilah yang terus menerus dikerjakan manusia dari hari ke hari hingga tahun ke tahun hingga ajal menjemput. Maka kita perlu bersukacita menjalani hidup bersama dengan proses yang Tuhan kehendaki. Mari masuki tahun 2018 bersama dengan Allah kita cakap menanggung segala perkara,” pungkas Dr. Antonius kepada Victorious. Margianto/foto: Roy, Antonius