JAKARTA, Victoriounews.com, Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun Provinsi Sulawesi Utara ke-55 yang jatuh pada tanggal 23 September 2019 lalu, Persekutuan Hamba Tuhan Kawanua (PAKATUAN) wilayah Jakarta dan sekitarnya menggelar ibadah dan doa syukur di Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Jemaat Ekklesia Jl. Kayu Mas Timur No. 7 Pulo Gadung Jakarta Timur (Minggu, 29/9 2019). Kegiatan yang dimulai pukul 18.00 Wib ini dihadiri sekitar 100 orang hamba Tuhan. Tampak hadir dalam acara tersebut adalah Pdt. Dr. Alma Shepard Supit (salah satu ketua PGI), Pdt. Dantje Wulur, MA Pendeta (Gembala GPdI Ekklesia/ mantan Sekretaris Umum PGPI), Prof. Dr. dr. James Tangkudung, Sport.Med., M.Pd, (Guru Besar Ilmu Olahraga Universitas Negeri Jakarta UNJ), Ompu Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon Dr. Jooner Ramber, SE., MM yang juga tokoh adat Tapanuli Selatan, sejumlah hamba Tuhan dari KGPM serta mantan gangster Amerika, Michael Howard.
Pdt. Dr. Shephard Supit dalam kotbah singkatnya mengutip ayat Alkitab yang terambil dalam Kisah Para Rasul 10:1-4. Ayat ini mengisahkan tentang seorang Perwira pasukan Italia bernama Kornelius yang takut akan Tuhan. “Setidaknya ada 3 alasan mengapa Tuhan menjawab doa Kornelius. Pertama, karena dia Saleh (ayat 2). Kedua, Karena takut akan Tuhan dan tekun berdoa (ayat 2b). Ketiga, Banyak memberi kepada orang lain (Ayat 4). Begitu juga dalam kehidupan kita sebagai umat Kristiani, jika kita mengikuti teladan Kornelius, maka Tuhan pasti mencurahkan berkat yang luar biasa,” ungkap Pdt. Shephard Supit. Dalam pertemuan tersebut, Prof. James Tangkudung mengajak para hamba Tuhan agar saling peduli dan mendoakan. Prof Tangkudung juga sharing firman Tuhan yang terambil dalam kitab Hosea 6: 1-4.
Dr. Jooner Rambe, Raja Kristen Tapsel Yang Diberi Karunia Kesembuhan Begitu pula Dr. Jooner Ramber, SE., MM yang dipercayakan sebagai Ompu Daulat Raja Agung Panuturi Hasadadon Tapanuli Selatan menyampaikan kesaksiannya luar biasa. Daulat Raja Agung Panuturi, Dr. Jonner Rambe, SE merupakan Raja Tano Tombangan (Tantom), Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), mendapatkan gelar tertinggi dalam kerajaan, dan resmi menyandang gelar baru, Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon Rambe dalam sebuah acara silaturahmi raja-raja se Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) di Istana Hasadaon ; Kota Tua, Kecamatan Angkola Tantom
Daulat Raja Agung Panuturi Rambe diangkat menjadi baginda di Tantom adalah atas dasar musyawarah raja-raja, hatobangan, tokoh agama, masyarakat, pemangku adat kepala desa se-Tantom untuk kemudian dirinya mendapat pengakuan dari sejumlah sultan dan raja di Nusantara.
Dikatakannya bahwa penabalan dirinya menjadi baginda di Tantom yakni pada tanggal 29 Desember 2009 lalu yang dilaksanakan dalam sebuah acara adat di Istana Hasadaon. Acara penobatan mereka ini diadakan dengan suatu pesta besar mulai tgl 27 s/d 29 Desember 2009, dihadiri oleh 3000 orang masyarakat TapSel, yang terdiri dari 48 marga sebagai Mora atau Hula-Hula. Disamping itu pesta ini dihadiri juga oleh Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Harajaon, Raja-Raja tapanuli Selatan, Alim Ulama dan Undangan lainnya.
Pesta ini berlangsung secara meriah sekali siang malam, karena ditampilkan juga Gondang sebangunan Tapanuli Utara dan Uning-Uningan Tradisional Tapsel. Selain itu, kepada raja-raja se Tabagsel ini bahwa dirinya juga sudah mendapatkan pengakuan sekaligus juga menjadi anggota dari Asosiasi Kerajaan dan Kesultanan (AKKI) sesuai dengan surat keputusan No.057/S.Kep-AKKI/2010 tertanggal 17 Mei 2010 lalu yang ditandatangani Presiden AKKI, Sri Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin yang juga Sultan Palembang.
Daulat Raja Agung Panuturi Rambe dan istrinya, Dra. Carolina Lumban Tobing gelar Ratu Namora Hasayangan, merupakan putra daerah Tantom yang sejak SMP sudah meningalkan Tantom untuk bekerja dan kuliah di Jakarta dan saat ini memiliki 5 perusahaan di Jakarta mengatakan, bahwa keinginannya kembali ke kampung halaman adalah dikarenakan banyak perantau yang tidak tahu lagi Batak Angkola. Hal inilah yang menuntutnya perlu dikembangkan, agar batak perantau tidak sampai kehilangan identitas sebagai suku batak.
Selain menjadi anggota AKKI, Daulat Raja Agung Panuturi Hasadaon Rambe juga sudah mendapatkan pengakuan dari dari Sutan Kumala Pulungan gelar Raja Panusunan Bulung Adat Luat Sayur Matinggi dari Bagas Godang Sayur Matinggi. Sebulan Setelah penobatan itu, kabar berita tersebar di seantero Nusantara, sehingga Keraton Surakarta Hadiningrat Solo, Kanjeng Gusti Puger, dan sultan Pagarruyung Padang mengundang Baginda Agung Panuturi hasadaon dan ratu Namora Hasayangan ini untuk berkunjung ke istana mereka sekitar bulan April 2010. “Dalam pelayanan saya sebagai seorang raja, belajar untuk menerapkan kasih seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Semua masyarakat saya perlakukan sama. Meski di Tapsel itu 90 persen beragama Muslim, namun puji Tuhan saya sebagai raja beragama Kristen sangat dihormati oleh mereka, termasuk para ulama. Puji Tuhan, saya diberi Tuhan karunia kesembuhan, datanglah orang yang buta kepada saya. Kemudian saya hanya jamah dan sembuh seketika. Berita ini terdengar dan menyebar di seluruh Tapsel, mereka yang sakit pun antri di istana. Ada yang gila, ada yang lumpuh pun sembuh. Semua itu adalah pertolongan Tuhan Yesus. Melihat hal itu, raja-raja lain pun tampak cemburu, dikira saya ‘sakti’, dan ingin meracun saya melalui minuman yang diberikan. Pernah beberapa kai, saya disajikan minuman, justru gelasnya meledak sebelum saya minum. Ini adalah pertolongan dan perlindungan Tuhan,” ujar Raja Jooner Rambe dalam kesaksiannya.
Sedangkan Ketua FORKOP TOMAS, Pdt. Dantje Wulur, MA, mengungkapkan bahwa FORKOP TOMAS adalah Forum Komuniksi Pendeta asal Tompaso Baru dan Maesaan Minahasa Selatan Sulawesi Utara, yang berada di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek. Menurut Dantje, saat ini Forkop Tomas beranggotakan 100 orang gembala lebih, bahkan ada yang berasal dari satu desa, seperti Desa Sion, ada 50 orang lebih anggota dari sana. “Keanggotaan Forkop Tomas berasal dari berbagai latarbelakang denominasi gereja, dan tidak hanya gembala sidang, ataupun pendeta, tetapi juga ada berhimpun para evangelis, dosen, dan penatua. Saya sendiri belum lama menjabat Ketua Forkop Tomas. Dalam kepengurusan saya sudah dua tahun berjalan dan meneruskan kepengurusan lama yang dipimpin Pdt. Mody Rumondor. Fokus kepengurusan saya saat ini, lebih kepada memperhatikan keluarga pendeta yang sakit, kedukaan bagi orangtua dikampung, dan pertukaran mimbar (memberi kesempatan anggota untuk berkhotbah digereja tempat anggota bekerja), juga aktivitas sosial, membina tahanan/narapidana, dan bantuan korban bencana,” tutur Pdt. Dantje Wulur (Gembala Sidang GPdI Jemaat Ekklesia Jl. Kayu Mas Timur No. 7 Pulo Gadung Jakarta Timur) yang menjadi tuan rumah Ibadah dan Doa Syukur HUT Provinsi Sulawesi Utara ke-55.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan presentasi perdana rencana pagelaran rohani akbar “Jakarta Christmas Festival” disingkat JC Festival. “Jakarta Christmas Festival” suatu event tiga hari, yang akan diadakan di Lapangan Banteng pada 13-15 Desember 2019, dengan konsep dasar melakukan perayaan Natal secara terbuka dan bersifat kontekstual, direncanakan pelaksanaannya akan bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.
Perwakilan panitia Martha dan Winny mempresentasikan, JC Festival akan mengangkat tema pada hari pertama: Papua Land’s Day; pada hari kedua adalah Love Jakarta. Dan pada hari ketiga adalah Philosophie of Indonesia. Rangkaian acara yang dipersiapkan oleh panitia saat ini, gambaranya adalah sebagai berikut : Sabda dan Nada, Papua Expo, Konser Amal, Kesenian Daerah, Galeri Foto, Pesta Kuliner, Aneka Lomba Dewasa dan Anak, Pasar Murah Sembako, Pemeriksaan Kesehatan, dan Bazar UMKM. “Untuk memperkuat kepanitiaan, kami akan mencari anak-anak muda yang bersedia untuk membantu kami dalam JC Festival mendatang,” ujar Martha kepada wartawan. SM