JAKARTA,Victoriousnews.com,-Setiap tahun umat Kristiani di seluruh penjuru dunia merayakan kelahiran sang Juru selamat. Beragam pernak-pernik maupun ornamen Natal pun mulai menghiasi sejumlah perkantoran, gereja, maupun pusat perbelanjaan di berbagai kota besar di Indonesia.
Memaknai Natal tahun 2019, Dr. John N Palinggi, MBA ketika dijumpai di ruang kerjanya Graha Mandiri, Menteng Jakarta Pusat (Rabu, 4 Desember 2019) mengatakan bahwa, dalam merayakan Natal itu harus dibarengi dengan perubahan karakter atau tingkah laku yang lebih baik. “Sebenarnya apa yang mendorong sehingga umat Kristiani merayakan Natal secara terus menerus? Banyak yang mengatakan rayakan Natal itu untuk menyenangkan keluarga. Tetapi sebetulnya kalau menurut saya adalah mau enggak kita merayakan natal ke arah yang lebih baik? Sebab selama ini pasti kita sudah tercemar dengan kesalahan, baik sadar maupun tidak. Apakah kita mau berubah ke arah yang lebih baik? Yang bahagia dalam merayakan natal adalah ketika damai sejahtera itu datang. Tetapi kalau kita tidak tercemar dalam berbuat jahat pada sesama manusia, apalagi mencederai Tuhan, ya jangan berharap sesudah Natal kita ada perkembangan. Itulah sebabnya banyak orang gagal dalam hidupnya. Dia selalu menyelimuti dirinya percaya kepada Tuhan. Tetapi sesungguhnya dia selalu berada dalam dosa. Sekalipun merayakan Natal, dia selalu berlimang dalam dosa terus.Dan merasa kebencian terhadap sesama itu berlangsung terus. Merendahkan orang, mencaci maki, tidak menghormati pemerintah, inilah esensi perayaan Natal,” tutur Dr. John Palinggi yang juga Ketua Umum Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA) penuh semangat.
Menurut Dr. John, dalam keyakinan Kristiani,menghormati pemerintah itu wajib hukumnya. Kenapa? Karena tidak ada pemimpin di dunia ini yang tidak ditetapkan oleh Allah. Maka wajib kita menghormati. “Jadi kesadaran untuk berbuat lebih baik dari perbuatan- perbuatan dosa maupun perbuatan yang tidak berkenan kepada Tuhan. Itulah esensi, bahwa kita harus berubah ke arah yang lebih baik. Termasuk saya, harus berubah ke arah yang lebih baik.
Kedua, jika kita mau berubah ke arah yang lebih baik, artinya kita memiliki semangat yang kuat dan pengharapan yang tinggi untuk meningkatkan produktivitas kita. Jangan justru merayakan natal, besoknya jadi menganggur, malas, atau tidak mau bikin apa-apa, mencari rejeki buat diri sendiri. Itu sebenarnya adalah kekalahan iman. Tuhan sediakan semua isi bumi ini, mari kita berjuang untuk memperolehnya. Jadi sekali lagi esensi natal adalah pertama, berubah ke arah yang lebih baik. Kedua harus produktif dan menghasilkan,” papar John.
Lanjut John, jika kita generasi muda yang tidak menghasilkan/produktif, maka seharusnya malu kepada Tuhan. “Yang penting harus dijaga, menghasilkan dengan cara yang baik atau berkenan di mata Tuhan. Jangan justru merayakan natal kemana-mana tetapi perbuatannya mencuri dimana-mana. Entah mencuri di kantornya atau di lingkungannya,” papar Dr. Palinggi. SM