Victoriousnews.com,- Pengusaha sukses bernama Dr.John N Palinggi.,MM,MBA ini dikenal sangat ramah, rendah hati dan senang menebarkan inspirasi positif bagi banyak orang. Saat dijumpai di ruang kerjanya, Pak John, begitu kerap disapa, membagikan kisah perjalanan suksesnya sebagai pengusaha hingga saat ini “disayangi” banyak orang. “Saya mempunyai keyakinan bahwa orang yang rendah hati akan ditinggikan oleh Tuhan. Orang yang rendah hati akan selalu diberikan anugerah, petunjuk oleh Tuhan untuk melakukan tugasnya. Sehingga dia bisa sukses dalam segala profesinya termasuk bisnis atau usahanya. Itu juga yang saya alami selama ini,” tukas John yang kini usianya menginjak 73 tahun.
Bagi John, agar kita dapat meraih kesuksesan dalam berbisnis, maka harus pintar bergaul dengan banyak orang. Dengan cara membangun hubungan yang baik, termasuk di kalangan pejabat negara & TNI Polri. “Saya percaya bahwa mereka semua dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan, maka pada saat mereka menjabat, kita wajib menghormatinya,”ungkap Ketua Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDIN) dan pernah menjabat sebagai Ketua KADIN Kalimantan dalam usia 28 tahun.
Teruji di Lemhanas, Setia Pada Negara Sampai Akhir Hayat
Sebagai seorang pengusaha nasional, John berjanji tetap setia dan sangat menghormati siapapun pejabat negara maupun Presiden. Janji setia pada negara itu sudah terpatri dalam benaknya ketika usianya masih muda sudah menjadi peserta Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).”Kita tahu sendiri masuk Lemhanas itu bukanlah suatu hal yang mudah. Makanya setelah lulus Lemhanas saya berjanji, akan setia dan menghormati siapapun Presiden di negara ini. Siapapun Presidennya saya akan tetap setia selama saya masih hidup. Tetapi basic-nya setia pada negara. Di Lemhanas itu, kita dilatih setia pada negara, setia pada Presiden dan aparatur negara, tetapi disatu sisi kita juga menentang keras kepada pejabat yang melakukan penyimpangan, melakukan kejahatan moral, termasuk korupsi,” tutur John sembari menambahkan bahwa motif “penghormatan” kepada pejabat itu harus benar, tulus, ikhlas dan jangan berharap balasan.
John menceritakan, dirinya masuk menjadi peserta Lemhanas pada tahun 1985. Pada waktu itu, ia diperkenankan untuk mengikuti seleksi di departemen pertahanan dan keamanan (bagian program Lemhanas). “Jadi dulu ada upaya supaya ABRI itu tidak menonjol di depan. Maka direkrutlah sipil dan militer untuk diseleksi di Hankam. Pada awal saya masuk, ada 81 yang dari personil ABRI (perwira menengah) dan 16 orang sipil. Yang dari ABRI lulus 28 orang, sedangkan sipil ada 16 orang lulus semua, termasuk saya. Di Lemhanas kami dididik selama beberapa bulan, hingga lulus. Meteri pendidikannya adalah untuk memperluas wawasan mengenai negara. Kami juga dididik untuk tampil sebagai seseorang yang memahami negara, cara menanggulangi berbagai ancaman. Jadi doktrinnya adalah Security Approach & Prosperity Approach (pendekatan keamanan & kesejahteraan). Pada masa Presiden Soeharto itu adalah pendekatan keamanan. Jaman dulu kalau ada yang salah, maka main tangkap saja tanpa proses hukum. Tapi kemudian dibarengi juga dengan pendekatan kesejahteraan. Tapi setelah era reformasi, semuanya dirubah, yaitu prosperity approch and law enforcement (Pendekatan kesejahteraan dan penegakan hukum). Saya juga pernah dipercaya sebagai tim ahli strategis Intelijen BAIS. Dulu ketemu Pak Hendro Priyono, Pak Ari kumaat, dan Pak Agum Gumelar. Jadi, saya matang mendalami BIN selama 6 tahun, dan di Lemhanas selama 5,5 tahun,” tukas John yang juga pernah menjadi narasumber ahli di Badan Intelijen Negara (BIN).
Pada tahun 1986, John mengikuti penataran Manggala BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan & Pengamalan Pancasila. “Waktu itu saya diundang Pak Sarwo Edi, pelaksanaannya di Istana Bogor waktu itu. Akhirnya saya lulus sebagai ahli Pancasila. Jadi Manggala itu tingkatan nasional. Lewat pengalaman itu saya sangat senang sekali. Apalagi karena saya lulus Lemhanas nomor 1 dan juga diperkenankan ke Istana. Itulah pengalaman pertama kali saya diundang ke Istana. Saat itu saya menangis terharu. Saya kan orang kampung saja, kok bisa masuk istana. Ya semua karena anugerah Tuhan,” tandas John yang dipercaya sebagai Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA).
John juga membangun hubungan yang baik di lingkungan Polri. Bahkan selama menjadi pengusaha, ia mengaku telah bersentuhan dengan 10 Kapolri. “Kalau di kalangan polisi, saya sempat menjadi narasumber tim asistensi untuk Binmas. Saya sudah bersentuhan dengan 10 Kapolri, yaitu: Banurusman Rusmanhadi, Rusdiharjo, Bimantoro, Dai Bachtiar, Sutanto, Bambang Hendarso, Timur Pradopo, Sutarman, dan Tito Karnavian. Dan kini Kapolri Listyo Sigit. Nah, Pak Tito itu dulu saya yang ngajar. Dia anak murid saya di Lemhanas Angkatan 11 tahun 2017,” papar Pria yang juga disayangi oleh tokoh-tokoh lintas agama.
Memperoleh APEC Business Travel Card, Bebas Visa di 18 Negara
Di usianya sudah tidak muda lagi, John masih tampak sehat, bersemangat dan enerjik dalam menekuni karirnya sebagai seorang pebisnis ulung tanpa cacat selama 45 tahun. “Saya sudah 45 tahun bisnis, tanpa berhenti, tanpa cacat. Dan per hari ini bisnis saya masih banyak. Bahkan saya dapat bebas visa 18 negara APEC, Asia pasifik. Saya sudah keliling dunia, mulai negara Asia, Eropa, Amerika, dan Australia, dll,” kata John menambahkan memperoleh APEC Business Travel Card sejak tahun 2001, yaitu bebas visa di 18 negara di Asia Pasifik. Travel Card ini diperoleh John Palinggi dalam pertemuan pengusaha dan pimpinan tertinggi pemerintahan para anggota kerja sama ekonomi di negara-negara Asia Pasifik yang masa berlakunya hingga 23 Januari 2025.
Sebagai pemegang APEC Business Travel Card, John juga aktif sebagai konsultan bisnis dan investasi dari luar negeri dalam ahli keamanan. Yaitu aktif membantu para investor China, Singapore dan Australia agar mereka merasa aman dan terlindungi berinvestasi di Indonesia.
Kini, John merasa pencapaiannya sudah lebih dari cukup atas berkat secara materi dan kebahagiaan dari Tuhan, yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. “Banyak orang ingin mencapai sesuatu, tapi gak punya uang. Jangan berkiprah kalau gak punya uang. Nanti jadi pengemis. Karena pengemis dalam hidup saya adalah hal yang paling rendah. Minta sama orang lain, tanpa jasa. Nah, saya sangat bersyukur, kalau dilihat dari latar belakang, saya ini orang miskin petani. Tetapi Tuhan berkenan untuk memberikan jalur kepada saya dikenal orang, dihargai dan dipercaya,” papar pengusaha yang kerap diundang dalam acara kenegaraan, TNI-Polri, dan yang terbaru adalah menghadiri undangan serah terima jabatan (sertijab) Komandan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) AU di Bandung, 6 Maret 2023 yang lalu.
Apa pesan kepada generasi muda saat ini? “Tetaplah rendah hati dan taat kepada pemimpin termasuk Presiden dan pejabat negara, karena itu adalah pilihan Tuhan. Kemudian, jalani kehidupan dengan tulus ikhlas, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya. Kalau kita belum mampu memberi uang, berilah kebaikan dengan tangan, hati dan pikiran. Pesan saya, jagalah mulut kita, jangan mudah menghina orang. Tetapi buatlah orang lain senang, agar hidupmu dibikin senang oleh Tuhan,” pungkasnya. SM