Kekristenan Adalah Praktek Merubah Karakter Makin Seperti Yesus

News, Ragam7136 Views

JAKARTA,Victoriousnews com,- Di era modern saat ini tak jarang umat Kristiani yang terjerat dalam godaan iblis. Sehingga tanpa disadari, umat Kristiani pun jatuh ke dalam lumpur dosa. “Jerat Iblis ini bisa dilancarkan melalui hipnotis dan narkoba, yang memang bisa membuat orang merasa bahagia, walau stimulusnya adalah fakta kesusahaan.Hal yang sama adalah menghipnotis diri sendiri dengan motivasi yang diajarkan para motivator dan ikutan dikhotbahkan oleh para Pendeta duniawi dengan istilah ‘Positive Thinking’,” tutur Pdt.Dr. Bernalto.,Ph.D kepada Victoriousnews.com.
Menurut Pdt. Bernalto, agar umat Kristiani bebas dari jeratan iblis adalah dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus melalui doa, rajin membaca Alkitab serta mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui perubahan karakter. Lanjut Bernalto mengutip ayat Alkitab yang terambil dalam Galatia 6:6 : “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.”
“Jika orang Kristen sudah tidak mau mengajarkan orang jadi murid Kristus, lalu melanggar Galatia 6 ayat 6, maka tidak menghargai orang yang datang mengajarkan orang jadi murid Kristus. Lalu mau apa lagi Kekristenan kita.Inilah dosa Pendeta yang cuma ajarkan aktivitas, talenta, karunia, khotbah dan sukses TANPA MENARIK KE PERUBAHAN KARAKTER agar makin seperti karakter Kristus,” tukas Pdt. Bernalto yang mengaku telah Tuhan diizinkan untuk bangkitkan orang mati 8 kali hingga per detik ini; Berjalan di atas air per detik ini 6 kali; Menginjili umat non Kristen per detik ini rata rata 70-90 orang percaya Yesus; 4 Kali pimpin KKR di luar negeri yang dihadiri 100 ribu orang serta donasi uang per bulan rata-rata Rp1M-Rp2M.
Dalam hal perubahan karakter ini, Bernalto mengkritisi keberadaan Pendeta yang kurang respons dengan “Revolusi Mental” yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. “Ketika Presiden Jokowi bilang revolusi mental, harusnya para hamba Tuhan sambut itu. Karena sebenarnya, Amanat Agung itu untuk mengubah karakter orang agar seperti karakter Kristus, itulah metanoia. Tapi yang terjadi sekarang kan tidak. Kebanyakan kotbah pendeta hanya bicara tentang teori, tetapi tidak pernah menyentuh karakternya. Jemaat harus diajarkan dan dibimbing agar rajin membaca alkitab, bertumbuh iman, kemudian hatinya diubahkan agar karakternya menyerupai karakter Kristus. Jika hal itu tidak diterapkan, maka walaupun jemaat sudah ke gereja 32 tahun karakternya tidak pernah berubah. Ironisnya pendeta jaman sekarang seperti sales multilevel marketing, hanya cari member saja, bukan mengajarkan perubahan perilaku.
“Seringkali kita memplintir ayat alkitab, misalnya: istri harus tunduk pada suami, bukan membantu suami jadi bandar narkoba. Kemudian, kita mesti hormat pada orang tua bukan antar pelacur suruhan orang tua nyogok pejabat.Tunduk pada atasan/pimpinan juga bukan untuk buat pembukuan ganda.Tunduk pada pemerintah juga bukan mengusur orang yang tidak bersalah. Bagi saya, lebih baik bercerai dari manusia, jika relasi dengan Tuhan jadi rusak,” tandas Pdt. Bernalto mengkritisi kondisi kekristenan saat ini.

Pdt.Bernalto mengaku pernah diundang kotbah pada hari Jumat oleh sebuah komunitas. Namun,  2 jam sebelum khotbah diinformasikan bahwa honornya   baru akan ditransfer hari Senin. “Kemudian selasa siang diberitahu bahwa honor sudah ditransfer antar Bank,team saya check tidak ada yang masuk atas transfer tersebut. Setelah saya tanyakan baru diberitahu bahwa gagal kirim dan akan dicoba kemudian dan karena antar bank baru 2 hari lagi sampai. Memang jumlahnya kecil dan receh buat saya, jumlahnya 4 kali lipat dari itu saya bagi bagi gratis ke anak panti asuhan.Inilah dosa para Pendeta yang mengajarkan pelit donasi dan uang. Dan iblis selalu arahkan tindakan kita untuk manusia dan bukan Tuhan.Ini sesat total,” pungkas Pdt. Bernalto. GT