Victoriousnews.com,-Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) saat ini menjadi salah satu gereja terbesar di Indonesia, dengan memiliki lebih dari 3 juta jemaat dan puluhan ribu pendeta yang siap melayani di seluruh penjuru tanah air hingga mancanegara. Hal itu tentu membutuhkan kepemimpinan yang kuat (strong leadership), melek digital, mengayomi, memahami kebutuhan jemaat dan hamba Tuhan khususnya di daerah, serta memiliki kepiawaian dalam berorganisasi, baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Pertanyaannya, siapakah kandidat Ketum BPP GBI yang layak memimpin GBI periode 2023-2027?
Sampai saat ini ada dua nama kandidat kuat yang terjaring dalam bursa bakal calon ketum yang beredar di lingkungan GBI, yakni Pdt.Dr. Rubin Adi Abraham (Ketum BPP 2019-2023/incumbent) dan Pdt.Dr. Japarlin Marbun (Mantan Ketum 2014-2018). Pemilihan balon ketum GBI ini dijaring melalui Sidang Majelis Daerah (SMD) yang telah berlangsung di berbagai daerah. Kemudian akan dipilih dalam persidangan Majelis Pengurus Lengkap (MPL) yang berjumlah sekitar 150 orang mulai tanggal 21-22 Agustus sebelum acara pembukaan sidang Sinode GBI XVII 23-24 Agustus 2023 di Sentul International Convention Center (SICC).
Pdt.Dr. Japarlin Marbun Siapkan 6 Program Sebagai Gebrakan Awal
Dalam Sidang Majelis Daerah (SMD) yang digelar di berbagai daerah, nama Pdt.Dr. Japarlin Marbun selalu muncul dalam pemilihan bakal calon Ketum BPP. Boleh dikatakan, Pdt. Japarlin merupakan salah satu calon kuat selain incumbent Pdt.Dr. Rubin Adi Abraham dan sejumlah nama lain. Meski sebelumnya, Pdt. Japarlin mengaku tidak berminat untuk maju sebagai kandidat, tetapi karena derasnya dukungan hamba-hamba Tuhan dari berbagai daerah, akhirnya bersedia untuk dicalonkan kembali.
Pdt. Japarlin rindu sekali mengembalikan kejayaan nama besar GBI dan diperhitungkan dalam kancah nasional maupun internasional seperti di era kepemimpinannya (2014-2018). Kesiapannya dalam memimpin GBI, ia pun mengusung motto besar “GBI Great Again“, —GBI besar/jaya kembali. “Sejujurnya, saya tidak mau maju lagi. Saya lebih senang seperti ini, menikmati hidup, mengurus pelayanan dan sering pulang ke kampung tanpa harus memikirkan dan disibukkan dengan urusan organisasi. Tetapi karena dorongan kawan-kawan pendeta di daerah, meminta saya untuk maju menjadi calon ketum, akhirnya saya pun bersedia. Kawan-kawan pendeta itu mengingat prestasi yang telah diraih selama 4 tahun yang lalu. Walaupun saya sebenarnya tidak banyak lagi turun ke daerah dan melakukan sosialisasi-sosialisasi di daerah tetapi mereka masih mengingat prestasi yang diraih pada periode kepemimpinan saya,”tukas Pdt. Japarlin.
Alasan lain yang mendorong Pdt.Japarlin bersedia dicalonkan kembali,karena dirinya adalah orang GBI dan siap membaktikan diri melayani seumur hidup di ladang pelayanan GBI. “Karena bagaimanapun sebagai orang GBI, maka saya harus membaktikan diri untuk GBI. Apalagi keberadaan saya ada sampai saat ini semua karena GBI. Mulai dari SLTA di PGA gratis dibiayai GBI. Kemudian saya kuliah S1 juga karena GBI di seminary Bethel, biaya gratis. Setelah saya tamat kuliah, saya langsung membaktikan diri ke GBI hampir 30 tahun. Mulai dari menjabat Sekretaris 3, Sekretaris 2, Sekretaris Umum, salah satu ketua bahkan kemudian menjadi Ketua Umum dalam periode yang lalu. Artinya berbakti untuk GBI itu adalah sesuatu yang sangat penting,” ujarnya.
Selain itu, Japarlin juga merasa terpanggil untuk menaikkan pamor GBI secara nasional yang belakangan ini semakin meredup. “Di era kepemimpinan saya, sangat berpengaruh hingga ke tingkat nasional, hingga Presiden Jokowi mengundang pengurus BPH untuk bertemu di Istana. Selain itu, ada alasan yang membuat saya tersentuh; yaitu kawan–kawan dari berbagai daerah merasa kurang diperhatikan, jarang mendapatkan kunjungan serta sentuhan. Bahkan pada masa pandemi yang lalu, banyak gereja tutup, sehingga hamba – hamba Tuhan tidak punya penghasilan. Info yang saya terima lebih banyak tidak mendapatkan bantuan dari sinode,” tandas Japarlin.
Setidaknya ada 6 program yang akan menjadi gebrakan awal, jika dirinya terpilih menjadi Ketua Umum BPP GBI Periode 2023-2027.Pertama, akan melakukan sejumlah gebrakan dalam tubuh BPP GBI yang tentunya menguntungkan bagi seluruh GBI. Kedua, akan mengunjungi daerah-daerah dan melakukan pembinaan-pembinaan termasuk kepada Gembala dan para pekerja Gereja. Sehingga pekerja-pekerja lokal di daerah dapat terangkat kembali dan lebih maju.
Ketiga, akan melakukan pelatihan-pelatihan sehingga para Gembala yang melakukan pelayanan yang bisa menjawab kebutuhan jemaat.
Keempat, memberikan bantuan pembangunan Gereja di berbagai daerah, sehingga Gereja layak untuk digunakan sebagai tempat ibadah. Selain itu, akan memberikan peralatan-peralatan Gereja lainnya, seperti sepeda motor untuk dapat digunakan para hamba-hamba Tuhan agar mereka mempunyai mobilitas yang tinggi untuk menjangkau ladang-ladang pelayanan.
Kelima, akan melakukan kerjasama dengan Gereja-gereja lintas dedominasi agar terjadi unity yang baik antara GBI dengan Gereja-gereja di berbagai daerah. Karena bagaimanapun Gereja-gereja di daerah itu merupakan tubuh Kristus harus dibangun bersama.
Keenam, akan membangun sinergi dengan pemerintah terendah hingga tertinggi untuk bersama-sama membangun bangsa ini, agar Indonesia semakin maju dan berkembang serta kehadiran GBI berdampak positif bagi bangsa ini mulai dari terendah hingga ke pusat-pusat kekuasaan. “GBI saat ini memiliki jumlah jemaat sekitar 3,5 juta ini. Belum lagi pendeta sebanyak 20,000 orang harus dikelola dan diorganisir dengan baik, tidak lagi bisa menggunakan cara-cara konvensional. Karena GBI adalah organisasi yang sangat besar,” pungkas Japarlin.
Sekilas Profil Pdt. Dr. Japarlin Marbun
Pendeta berpostur tinggi ini dikenal sebagai tokoh Kristiani yang rendah hati dan “merakyat” dengan siapa saja yang dijumpai. Dengan gaya bicara yang tegas dan berwibawa, pemilik nama lengkap Pdt. Dr. Japarlin Marbun, S.Pd.K., M.Pd. ini juga sangat piawai memainkan peran; kapan berfungsi sebagai gembala jemaat maupun sebagai pimpinan organisasi keagamaan. Baginya, seorang pimpinan itu harus mampu memberikan sentuhan yang bermanfaat bagi jemaat maupun anggota yang dipimpin.
Sebelum terjun dalam dunia pelayanan secara full time sebagai pendeta dan gembala jemaat, Japarlin berprofesi sebagai seorang guru (PNS) sejak tahun 1986. Kemudian ia terpanggil untuk melayani di BPH (Badan Pekerja Harian) GBI dimulai pada tahun 1990. Sederetan jabatan strategis pun dipercayakan kepada dirinya. Sebut saja, pada era Ketua Umum BPH GBI Pdt. Alm. Suryadi, M.Sc, M.Th, ia dipercayakan sebagai Sekretaris 2. Kemudian pada era Ketua Umum Pdt. Dr. Alm. Om Ho (H.L Senduk) sebagai Sekretaris 3. Jabatan Sekretaris Umum (Sekum) dipercayakan pada era Ketua Umum Pdt. Dr. Soehandoko Wirhaspati. Dan ketika era Ketua Umum Pdt. Dr. Jacob Nahuway, MA, ia menjabat salah satu Ketua yang membidangi Organisasi dan Pembinaan Daerah–Daerah. Tak heran, jika Pdt. Japarlin kerap melakukan kunjungan dan melayani di hampir seluruh BPD di Indonesia.
Melihat sederetan jabatan strategis yang pernah diemban, Pdt. Japarlin boleh dikatakan sangat “matang” dalam berorganisasi. Berkat jabatan demi jabatan pelayanan yang diraihnya terus naik. Hingga akhirnya, dalam sidang sinode GBI ke 15, ia terpilih menjadi ketua umum BPH GBI. Sejarah mencatat, Japarlin terbilang sukses dalam memimpin salah satu sinode gereja terbesar di Indonesia, sebagai Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) periode 2014-2018. Di era kepemimpinannya, nama besar GBI semakin diperhitungkan, baik di kalangan pemerintah pusat maupun di kalangan aras gereja nasional.
Bukan hanya di lingkup GBI, di tingkat aras nasional pun ia pernah dipercayakan sebagai Sekretaris Umum PGPI (2008 – 2012), Ketua Umum Sekolah Alkitab & Theologia Pentakosta Indonesia di Jakarta (PESATPIN) pada tahun 2006–sekarang, Wakil Ketua Umum Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamag Nasional) tahun 2014 – 2018. Bahkan kini, kini Pria kelahiran Tapanuli Utara, 24 Mei 1961 ini dipercayakan sebagai Ketua Umum Bamagnas yang telah terbentuk beberapa pengurus di tingkat daerah di Indonesia.
Selain menjadi pimpinan organisasi, di bidang penggembalaan jemaat, Pdt. Japarlin hingga kini melayani sebagai Gembala di GBI Permata Bekasi, GBI Ujung Menteng dan GBI Kali Malang, Bekasi. Buah pernikahannya dengan Pdm.Ellen Deiske Trivenna Tasik (almh) dikaruniai 3 orang putera-putri (Christa Daniella Marbun, Reinhard Christofer Marbun dan Christy Marta Marbun). SM