Pdt.Dr. Bernalto, Ph.D: Natal adalah merayakan kesederhanaan Yesus dan peduli kepada sesama

Ragam2095 Views
Pdt. Dr.Bernalto, Ph.D

Jakarta,Victoriousnews.com,-Pada umumnya umat Kristen merayakan natal dengan kemewahan, berpesta, berpakaian indah dan menghamburkan uang untuk kepentingan jasmani. Namun berbeda dengan hamba Tuhan yang bernama Pdt. Bernalto  ini, justru melawan arus sebaliknya. Bagi hamba Tuhan yang dikenal sebagai sosok yang sangat lantang berbicara tentang moral ini merayakannya dengan sederhana. Dengan memakai setelan celana pendek dan kaos motif salur, Bernalto merayakan Natal yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya dengan sangat sederhana dan tidak ada kesan mewah.  “Yesus itu lahir di tempat sederhana. Oleh karena itu kita semestinya juga meneladani kasih Yesus.  Rayakan Natal dengan berbagi kepada sesama, tanpa melihat suku, ras dan agamanya. Kenapa saya mengundang makan di resto ini? Karena saya tahu bahwa tempat makan ini butuh bantuan, dan rencananya bulan depan (Januari 2019) akan tutup. Tetapi saya tersentuh dan beri omzet kepada resto ini dan sejumlah uang kepada karyawan yang akan PHK. Bahkan saya menyuntikkan dana agar 4 bulan ke depan restoran ini masih bisa beroperasi Bayangkan saja, apabila restoran itu tutup, semua karyawan di-PHK, mereka penghasilannya darimana, sementara harus menghidupi keluarga, bayar cicilan, bayar listrik dan lain sebagainya.  Semua itu saya lakukan dengan hati yang tulus memberi, dengan karakter dan perilaku yang telah diubahkan oleh Tuhan Yesus,” Hamba Tuhan yang berlatar belakang dari pengusaha kelas atas ini bersemangat memikirkan nasib sesama.

Bernalto juga merasa prihatin dengan banyaknya hamba Tuhan belakangan ini yang sangat pelit dan tidak mau berbagi (sedekah/donasi) kepada sesama. Apalagi ketika berkotbah pasang tarif dan kerap kejar persembahan kasih yang besar di berbagai gereja. “Mungkin saya adalah salah satu pendeta yang jarang dijumpai di tanah air ini. Karena saya tidak pernah terima persembahan kasih dimanapun saya berkotbah. Bahkan ketika ada yang memberi, saya kembalikan untuk memberkati mereka. Kemarin saya melihat lansia miskin jualan. Dan  pagi ini sudah dibayarkan kontraktor untuk bangun rumah lansia itu. Siangnya mampir ke RPK walau sedikit berbagi makan siang sederhana. Lalu traktir makan siang calon anggota legislatif serta membimbing beliau. Lalu bagi bagi uang kepada lansia miskin agar mereka bisa merasakan bahagia membelikan sesuatu kepada anak cucu mereka. Air mata saya mengalir saat para lansia bahagia punya uang untuk membeli kado natal buat anak cucunya.Para lansia miskin saya ajari sedekah agar jangan seperti  Pendeta dan anggota legislatif yang maunya gratisan dan alergi dalam memberi,” ungkap Pendeta yang ditemui di resto Ciganea, Cipinang Indah Mall.

Sebagai hamba Tuhan, Bernalto berharap setiap kita harus memiliki karakter dan perilaku yang baik. Artinya, kita harus belajar dari kasihnya Tuhan Yesus yang rela dan tulus berkorban bagi umat manusia. Jujur saja, mungkin setiap kita tidak akan bisa menandingi kasihnya Yesus dalam hal pengorbananNya. Namun kita harus mau belajar dan diajar taat, belajar mengelola hati secara tulus dan ikhlas dalam hal berbagi kepada sesama, belajar hidup kudus, menghargai istri maupun suami, menghormati orang tua dan mengajari anak-anak agar takut akan Tuhan dan menghormati orang tua. “Ini sangat penting. Kita tidak perlu belajar teologi tinggi-tinggi kalau mau belajar karakter. Saya punya istri yang cantik dan saya sangat mencintainya. Tetapi istri saya punya kakak yang berkekurangan secara fisik (autis). Saya menyayanginya, dan sering merawatnya dengan tulus. Bahkan, saya sering ajak kakak istri saya jalan, saya tuntun agar hatinya senang. Istri saya sempat menangis melihat saya yang tulus tanpa beban. Termasuk kedua mertua saya pun demikian. Karena saya ingin membuat semua orang itu bahagia dan senang. Bukan hanya kita koar-koar di atas mimbar sementara keluarga kita menderita,” ungkap Pdt. Bernalto

                Bagi Bernalto, dirinya bukanlah tipe pendeta tukang minta-minta saat mengajak orang untuk sedekah. “Saya punya kenalan namanya Pak Agus tukang ojek melihat dengan mata kepala sendiri, saya makan di warteg Rp10rb tetapi donasi lebih dari Rp10jt per hari. Minta dibelikan sepatu Rp300rb tetapi membelikan sepatu 80 lansia @Rp2jt per sepatu. Makanya saya tidak suka dengan orang yang menjadi budak uang. Beberapa Kyai sepuh bersaksi bahwa saya lebih dari orang muslim yang paling muslim.Semua akan saya donasikan buat wanita my first love tanda beliau lebih dari semuanya.Saya kemarin tunjukkan di depan anak anak panti asuhan bahwa uang hanyalah kertas  dengan mudah membagi bagikannya sementara Pendeta sekalipun paling sulit jika bagi bagi uang karena masih terjerat menyembah uang. Dan Pak Agus bersaksi bagaimana para Kyai sepuh bersumpah mereka melihat di alam gaib ribuan malaikat mengawal saya. Pernah suatu ketika, Pak Agus tukang ojek melihat dengan mata kepala sendiri melihat bagaimana saya dibonceng motor dan ditabrak orang, tukang ojeknya terpental hingga 10 meter, dan patah tulang pinggang. Sementara saya sehat walafiat dan hasil rontgen dokter semua baik baik saja. Saya cuma cinta Kristus dan kebahagian saya hanya jika orang lain bahagia. Keluarga, karir, bisnis, gereja dan pendeta akan hancur lebur jika tidak tunduk kepada Kristus,”  tukas Pendeta yang kerap mengabarkan Injil kepada sesama.

Pendeta Menjadi Mentor Caleg Muslim

Pdt. Bernalto menjadi mentor Caleg DPRD DKI, Helly Maryati,B.Sc

Mungkin judul di atas kedengaran aneh dan risih bila didengarkan oleh telinga. Namun kenyataannya demikian, bahwa Pdt. Bernalto tidak pernah risih dalam hal menjalin toleransi dalam beragama. Bagi  Bernalto, bahwa keberagaman dan toleransi itu harus dijunjung tinggi, agar kedamaian antar sesama umat beragama terjalin indah. Salah satu calon anggota Legislatif DPRD DKI Jakarta Dapil V, bernama Helly Maryati, B.Sc  ini pun dengan senang untuk berkonsultasi mengatur strategi bagaimana menyentuh hati masyarakat konstituen. “Saya akan mengangkat kesetaraan jender di kalangan masyarakat yang seringkali didominasi oleh kaum pria dalam mencari nafkah. Ternyata, masih banyak kaum emak-emak yang ingin memiliki usaha kecil-kecilan untuk membantu meringankan suaminya dalam mencari nafkah. Makanya, saya belajar untuk turun ke lapangan, melihat secara langsung apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya di Dapil saya (Jatinegara, Duren Sawit, dan Kramat Jati). Saya banyak berkonsultasi dengan Pak Bernalto terkait bagaimana menyentuh hati masyarakat,” tutur Helly ketika didampingi oleh Pendeta Bernalto. stevanomargianto