Harlah STT REM ke 20 Tahun Berkarya : “Manusia Memanusiakan Manusia”

Hukum & HAM, News3199 Views
Seluruh Pimpinan & pengajar STT REM beserta panitia menyanyikan lagu “Hidup ini adalah Kesempatan”

JAKARTA,Victoriousnews.com,-Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM) genap berusia 20 tahun dalam kiprahnya melayani Tuhan melalui dunia Pendidikan. Sebagai bentuk ucapan syukurnya, STT REM menggelar ibadah dan selebrasi Hari Lahir (Harlah) pada hari Rabu, 6 Maret 2019 Pkl. 19.00 Wib di Hotel Ciputra, Grogol Jakarta Barat.

Dengan mengusung tema “Humanum Humanius Operantia”Manusia Memanusiakan Manusia, yang terambil dalam 2 Kor 4: 16, ibadah dan selebrasi Harlah STT REM berlangsung meriah dan tak terasa memakan waktu hingga 4 jam lebih. Sejumlah acara menarik yang ditampilkan dalam Harlah tersebut adalah Paduan Suara mahasiswa STT REM, kesaksian pujian angklung dari anak-anak panti asuhan pondok taruna, orasi ilmiah, drama, hingga acara puncak potong kue harlah dan pengundian doorprize.

Ketua STT REM, Dr. Ariasa menyampaikan kata sambutan usai menerima pakaian adat Nias

Tampak hadir dalam acara tersebut adalah: Ketua Yayasan Conrad Supit Center, Prof. Dr. Abraham Conrad Supit, Ketua STT REM, Dr. Ariasa H Supit., M.Si, para alumni STT REM, para dosen pengajar STT REM, dan sejumlah tamu undangan dari beberapa perguruan teologi di Jakarta.

Pdt. Dr. Yogi Dewanto dalam kotbahnya mengulas tema “Manusia Memanusiakan Manusia”, 2 Kor 4: 6. “Firman Tuhan dalam Matius 6:33 mengajarkan bahwa kita seharusnya mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya akan ditambahkan dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus menjadi teladan bagi hidup kita.  Oleh karenanya, manusia batiniah kita harus diperbaharui setiap hari. Bagaimana pentingnya manusia memanusiakan manusia? Tentu saja, STT REM akan menjadi bagian hal itu,” ujar salah satu Pembina GBI REM, Pdt. Yogi Dewanto dalam kotbahnya.

Pdt. Dr. Yogi Dewanto sampaikan firman Tuhan

Lanjut Pdt. Yogi, bahwa manusia “Lahiriah” menunjuk kepada tubuh jasmani yang mengalami kemerosotan dan menuju kematian karena mortalitas dan kesusahan hidup (2Kor 4:16-17). Sedangkan manusia  “Batiniah” menunjuk kepada roh manusia yang memiliki hidup rohani Kristus. Sekalipun tubuh kita semakin tua dan merosot, kita mengalami pembaharuan yang terus-menerus melalui pemberian hidup dan kuasa Kristus yang terus berlangsung; pengaruh-Nya memungkinkan pikiran, perasaan, dan kehendak kita disesuaikan dan menjadi serupa dengan Dia dan tujuan kekal-Nya. “Alkitab bahkan secara tegas menunjukkan kepada kita alasan mengapa perlu membangun manusia batiniah. Yakni: Supaya kita dapat beribadah, bersekutu dengan Allah; Manusia batin kita juga perlu diberi makan. Matius 4:4 : “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”. Manusia  batin kita juga perlu diperbaharui dari hari ke hari. Dan Manusia batin kita harus dilatih supaya menjadi gaya hidup dan mengalami kuasa Firman Tuhan yang hidup. Karena keberhasilan kita di bidang jasmani, sangat ditentukan dalam bidang rohani,” ungkap Pdt. Yogi.

                Sementara itu, Orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Hendricus Yani mengulas tentang Taksonomi Bloom. Taksonomi ini  dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali diciptakan Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. “Benjamin Bloom adalah seorang psikolog asal Amerika. Di dalam Taksonomi Bloom ini ini merupakan sebuah hierarki yang mengidentifikasikan kompetensi mulai dari tingkat yang terendah hingga paling tinggi, yakni: Pengetahuan (Knowledge), Pemahaman (Comprehension), Aplikasi (Application), Analisis (Analysis), Sintesis (Synthesis) dan Evaluasi (Evaluation). Maka,  ketahuilah bahwa pola belajar paling bawah atau paling rendah itu adalah understanding, kemudian meningkat hingga ke tahap evaluasi. Dulu saya tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang pengajar, menjadi seorang trainer atau pembicara itu nggak tidak ada di dalam pikiran saya. Tetapi ketika perusahaan memaksa saya untuk mengajar, maka yang muncul ketika itu adalah tingkat Aplikasi walaupun sudah mengikuti berbagai pelatihan untuk bisa mengajar. Akibat keterpaksaan inilah kemudian saya menjadi berani untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang saya punyai. Padahal, saya dulu orangnya rendah diri/minder dan tidak percaya diri jika disuruh untuk berdiri di depan mimbar. Saya adalah orang yang tidak bisa bertemu dengan seseorang yang jauh lebih tinggi dari saya baik dalam hal status kekayaan dan sebagainya,” tutur Dr. Hendricus kemudian mengajak hadirin untuk menirukan kata-kata “Adakah Firman di pikiranmu? Dan adakah cinta dihatimu? Spontan hadirin pun kompak  menjawab Ada.

Dr.Hendricus Yani sampaikan orasi ilmiah

                Ketua Panitia Harlah STT REM ke 20, Dr. Lenny H.S Chendralisan,M.Th, dalam kata sambutannya membuka dengan kalimat “Kita Berpisah Untuk Berjumpa Kembali”. “Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel dengan atmosfer yang baru wajah lama. Dengan atmosfer yang baru adalah suasana keberhasilan yang semakin meningkat, yakni ketika manusia memanusiakan manusia dalam doa Rahmat Emmanuel manusia yang berhasil hidupnya adalah karena anugerah Tuhan. Keberhasilannya untuk mengembangkan, merawat dan mengajar manusia yang lainnya. Sebab manusia hidup menjadi berkat bagi orang lain. Dalam  bahasa Latin dikatakan homo homoni sosial; manusia adalah makhluk sosial. Manusia adalah manusia bagi orang lainnya lahirnya yang semakin merosot dapat diperbaharui melalui manusia batiniah. Kami mohon maaf yang sedalam-dalamnya jika terdapat kekurangan kami sebagai panitia dalam melayani Bapak dan Ibu Terima kasih untuk kepercayaan dukungan semangat doa maupun partisipasi dana. Doa saya, dalam harlah STT REM ke 20 tahun berkarya, biarlah tetaplah menjadi berkat. Senantiasa kiranya kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai kita sekarang sampai selama-lamanya,” papar Dr. Lenny.

Ketua Panitia, Dr. Lenny Chendralisan sampaikan kata sambutan

                Di penghujung acara, Ketua STT REM, Dr. Ariasa Supit mendapatkan penghargaan dari Komunitas Pemuda Peduli Nias berupa rompi/pakaian adat Nias, Sumatera Utara. “Saya mengucapkan terimakasih kepada Pemuda Nias yang telah memberikan pakaian adat ini. Dan saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada panitia Harlah STT REM ke 20 ini yang telah mengemas acara ini dengan baik. Kiranya Tuhan Yesus memberkati jerih payah kita semua,” tutur Dr. Ariasa.

Ketua STT REM, Dr. Ariasa Supit didampingi Ketua Yayasan Pdt. Abraham C Supit dan ibu, beserta ketua panitia dan para dosen pengajar memotong kue Harlah

Disusul dengan tiup lilin serta pemotongan kue Harlah—yang dilakukan oleh Pdt. Abraham Conrad Supit, Dr. Ariasa Supit, Dr. Lenny dan didampingi oleh para pendiri STT REM beserta para dosen pengajar yang hadir. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pengumuman doorprize bagi para hadirin yang beruntung dapat mendapatkan kado spesial dari panitia. GT