Jakarta,Victoriousnews.com,-Memiliki anak adalah impian setiap pasangan suami istri. Karena kehadiran seorang anak itu ibarat sebuah “harta istimewa” titipan dari Tuhan yang harus dididik, dirawat, dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang hingga dewasa. Ironisnya, banyak sekali kasus orangtua yang justru berlaku kasar, menelantarkan, bahkan yang lebih tragisnya lagi “membuang” serta menolak kehadiran anak yang tak berdosa itu. Hingga akhirnya, sejak kecil sang anak merasa kepahitan, sakit hati, bahkan membenci orang tua kandungnya sendiri. Namun Tuhan itu adil. Anak-anak yang terlantar itu pun dipertemukan Tuhan dengan pasangan suami istri pemilik panti asuhan Pondok Taruna, yang tulus mengasuh, merawat, mendidik, membesarkan, serta menyekolahkan hingga ke bangku perguruan tinggi dan meraih gelar Sarjana.
Hal itulah yang terpotret dalam pertemuan bulanan “D&J Night”-komunitas Duda-Janda, yang digelar di Bands cafe by Steak Gunting, Mega Glodok Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (8/11/2022) malam. Dengan mengusung tema “Why Me Lord?”,- Mengapa Saya Tuhan?, dalam acara tersebut, kehadiran puluhan anak Panti Asuhan Pondok Taruna berusia belasan tahun, menampilkan kepiawaian mereka dalam memainkan alat musik angklung dan berolah vokal di hadapan para orang tua yang tergabung dalam komunitas D&J. “Sebelum saya menikah, saya rindu untuk melayani Tuhan. Bukan karena keinginan saya juga sebetulnya. Tetapi waktu itu, karena adalah seorang keturunan Tionghoa berpacaran dengan seorang berdarah Manado. Waktu itu saya ditentang keluarga, tidak boleh pacaran. Bahkan saya sempat bunuh diri dengan minum obat-obatan terlarang. Puji Tuhan, akhirnya Tuhan menolong saya, ketika saya sekarat. Saya melihat salib dan melihat penampakan, dan sepertinya Tuhan berbicara bahwa semua beban dan dosa saya sudah ditanggung di atas kayu salib. Rupanya Tuhan Yesus menolong saya. Dan saat itu saya berjanji, kalau diberikan umur panjang, saya akan terjun melayani Tuhan. Keluarga saya pun menentangnya, kamu jadi mau jadi hamba Tuhan, mau makan apa. Mau makan batu, miskin? Tetapi saya berdoa selama 3 tahun supaya Papa saya setuju. Akhirnya, walaupun papa saya tidak rela, tapi menyetujui. Karena saya adalah anak paling bungsu dari 13 bersaudara,” ujar pimpinan panti asuhan Pondok Taruna, Ibu Liu Posumah & Bapak Loudy Posumah saat diwawancarai Bapak Pengky Andu.
Ibu Liu mengisahkan perjumpaan dengan sang suami, ketika dirinya bergabung dalam wadah pelayanan Youth With A Mission (YWAM). “Disitulah saya ketemu jodoh dengan suami saya yang juga seorang hamba Tuhan. Kemudian Tuhan menaruh hati kepada kami untuk melayani anak-anak di kolong jembatan. Saat itu banyak anak-anak yang sakit, kemudian kami bawa ke rumah sakit. Mulai dari situlah Tuhan menaruhkan beban untuk mengambil dan merawat anak-anak terlantar. Kemudian kami didik untuk mengenal Tuhan, dan dilatih melayani Tuhan. Visi kami adalah memenangkan anak-anak Indonesia,”kenang Ibu Liu yang merawat anak-anak mulai dari bayi hingga menyekolahkan sampai sarjana.
Lanjut Ibu Liu, awalnya dirinya tidak mau mendirikan sebuah panti asuhan. Karena ia dan suami lebih senang melakukan penginjilan yang bisa pergi kemana-mana untuk memenangkan banyak jiwa. “Saya tidak pernah minta-minta sumbangan ketika mendirikan Panti Asuhan ini. Kalau Tuhan yang memberikan hati untuk melayani anak-anak, pasti Tuhan yang bertanggungjawab untuk mencukupkan semua kebutuhan. Pertama kali panti ini berdiri, kami makan bubur. Namanya bubur suci, warna putih dikasih garam. Selang beberapa tahun Tuhan memberkati kami, dengan caranya ajaib dan luar biasa. Tuhan memakai orang-orang untuk memberkati kami. Ketika kami makan bubur suci, ada orang yang mengirimkan bakso 300 kg. Kami tanya darimana? Apa salah kirim? Orang tersebut katakan benar alamatnya yayasan pondok taruna,” ungkap Ibu Liu.
Ketika ditanya apa alasannya menikah dengan seorang pendeta? “Suami saya itu takut akan Tuhan dan sangat mencintai jiwa-jiwa untuk dibawa kepada Tuhan. Sejak awal kami menikah bukan mencari uang. Tetapi kami sepakat dan komitmen untuk melayani Tuhan, sasarannya adalah mencari jiwa-jiwa. Makanya saya sayang banget sama Pak Loudy,” tandas Ibu Liu.
Salah seorang anak panti, Yepta, mengaku sangat bersyukur kepada Tuhan, ternyata masih ada orang yang mau merawat, membesarkan, mendidik serta menyekolahkan. “Puji Tuhan saya sangat senang punya Papa Mama yang sangat perhatian kepada saya,” tutur Yepta sang juara Taekwondo yang bercita-cita ingin menjadi musisi terkenal.
Senada dengan Yepta, salah satu anak panti asuhan yang kini telah menjadi Sarjana adalah Dini. Ia menceritakan sebelum bergabung dalam panti, bertemu dengan seorang hamba Tuhan dan menawarkan dirinya diajak ke Jakarta. “Nah dari pertemuan itulah saya dibawa ke Panti Asuhan ini. Karena saya ditelantarkan orang tua, sejak kecil ya waktu itu ikut saja. Dulu, saya sangat sangat benci sekali dengan orang tua saya. Tetapi saat ini sudah memaafkan mereka,” tukas Dini tak kuasa menahan airmatanya.
Setelah mewawancarai mereka, penggagas acara D&J Night, Pdt. Pengky Andu pun menyimpulkan kisah luar biasa tersebut dengan tema “Why Me Lord?”-Mengapa Saya Tuhan?. “Hidup itu punya kesempatan kedua (second chance). Anak-anak kecil ini mengajari saya untuk mengambil kesimpulan dalam kehidupan mereka. Makanya bagi yang sudah dewasa, harus mau diproses dan mampu berproses. Jadilah orang-orang sukses yang berguna. Saya melihat banyak orang sukses, tapi tidak ada gunanya. Punya banyak uang, tapi tidak ada gunanya. Jadilah orang yang berhasil, yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain. Ngapain sih kita susah-susah bikin acara ini? Hidup saya di Surabaya sudah enak kok. Tapi saya ingin menjadi orang yang berguna. Sebelum saya dipanggil Tuhan, usia saya saat ini sudah 77 tahun, setiap minggu saya pulang pergi Surabaya-Jakarta, untuk pelayanan, kerja dan sebagainya. Berbagi dengan orang-orang yang memerlukan. Uang yang ada di kantong saya, sebagian dititipkan untuk orang lain. Makanya rogoh kantongmu, itu ada titipan orang lain, jangan dibuat foya-foya sendiri. Kalau anda diberkati, maka berkati juga orang lain,” ujar Pengky Andu yang juga penulis buku berjudul “Why Me Lord,- Mengubah Kepahitan Menjadi Sukses”.
Pengky Andu bertanya kepada para orangtua yang hadir pada saat itu, seandainya mereka adalah anak-anakmu atau keturunanmu, apa reaksimu?. “Beruntung sekali, saat ini anda diberkati dengan anak-anak yang baik, kehidupan pekerjaan yang luar biasa yang Tuhan titipkan ke tangan anda. Kami bersmaa teman-teman pengurus D&J sudah memulai melayani mereka. Saya ingin ada orang lain menyusul. Percuma kita ke gereja, tanpa kemanusiaan yang tinggi. Perilaku adalah wujud doa yang sebenarnya. Saya lebih senang perilaku yang baik, daripada kita hanya sembahyang tidak karuan. Wujudkan doamu, wujudkan imanmu. Why Me Lord, kenapa anak-anak ini diperlihatkan kepada kita?. Pasti Tuhan punya maksud. Karena kasih seorang mama yang melahirkan itu sangat luar biasa. Melahirkan dengan taruhan nyawa. Oleh karena itu, mulai saat ini rawat dan didik anak-anakmu agar kelak menjadi orang yang sukses. Ubahlah kepahitan menjadi sukses, jangan suka mengeluh, tetap bersyukur kepada Tuhan,”ujar Pengky Andu yang juga salah satu Motivator & Inspirator Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Pdt. Pengky mengumumkan akan mengundang kembali anak-anak panti asuhan Pondok Taruna yang memiliki talenta bermusik biola. “Komunitas D&J ini tetap kami selenggarakan sebulan sekali. Bulan depan, kami akan mengadakan Natal perdana D&J, pada hari Selasa, tanggal 20 Desember 2022 di tempat ini. Dan akan kembali mengundang anak-anak panti Pondok Taruna, untuk mengisi kesaksian pujian, terutama yang piawai memainkan alat musik biola,” pungkas Pdt. Pengky. SM