Victoriousnews.com,- Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar serta ditakuti banyak orang termasuk membuat resah Raja Airlangga yang berkuasa ketika itu. Hal itu juga yang menyebabkan, tidak banyak pemuda yang berani mendekati putri semata wayangnya, yang bernama Ratna Manggali. Walu Nateng Dirah sangat kecewa dan mengekspresikan kepedihannya dengan menebar berbagai wabah. Luka hatinya itu akhirnya terobati sementara, setelah Ratna Manggali menikah dengan Mpu Bahula.
Ternyata, kehidupan pernikahan tersebut dicederai Mpu Bahula. Dia, yang ternyata utusan pendeta kepercayaan Raja Airlangga, mengambil pusaka sakti milik Walu Nateng Dirah yang akhirnya jatuh ke tangan Mpu Bharada. Walu Nateng Dirah kecewa dan murka. Kemurkaannya menimbulkan wabah yang menyengsarakan banyak orang. Setelah Mpu Bharada mengenali ilmu yang dimiliki Walu Nateng Dirah, kemudian dia menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu, agar dapat menuntaskan bencana dan wabah yang melanda.
Siapakah yang memenangi pertarungan itu? Apakah Walu Nateng Dirah, seorang perempuan sakti yang kecewa? Ataukah Mpu Bharada, seorang brahmana suci, pendeta kesayangan Raja Airlangga?
Sebuah pertunjukan Sudamala: Dari Epilog Calonarang yang ditampilkan Titimangsa bersama Katadata dan Pura Mangkunegaran (Solo, Jawa Tengah) serta didukung Bank Central Asia (BCA) mempersembahkan kolaborasi “Satu dalam Cita”. Sebuah pertunjukan berikut setelah sukses menyelenggarakan pementasan teater tradisi itu pada tahun 2022 di Gedung Arsip Nasional (Jakarta).
Satu dalam Cita merupakan rangkaian acara, yang terdiri atas Pertunjukan Sudamala: Dari Epilog Calonarang (24-25 Juni 2023), Pasar Kangen (23-25 Juni 2023), Royal Heritage Dinner (23-25 Juni 2023) serta kegiatan kebudayaan lainnya yang diselenggarakan di Pura Mangkunegaran (Solo). Bertindak sebagai produser adalah Nicholas Saputra dan Happy Salma. Keduanya telah berbincang dengan Gde Bayu Putra (produser pendamping) perihal pementasan teater tradisi Sudamala keluar Jakarta. “Kami bertiga sepakat kembali menyelenggarakan pertunjukan Sudamala di Pura Mangkunegaran. Bagi kami, tempat itu sangat ideal berhubung memiliki nilai sejarah yang tinggi dan sangat terbuka untuk menerima berbagai bentuk kebudayaan yang beragam dan dari wilayah yang berbeda,” ungkap Nicholas Saputra dan Happy Salma.
Dalam konteks historis, spirit keberagaman dan kolaborasi terlihat jelas dari adanya hubungan erat antara kebudayaan Jawa dan Bali yang bahkan telah dirintis sejak 1929 oleh Tjokorda Gde Raka Sukawati, yang kala itu beranjangsana ke Solo untuk mengikuti Kongres Java Instituut kelima dan menyampaikan orasi tentang kebudayaan Bali.
“Pada prinsipnya, masyarakat Jawa dan Bali berasal dari akar (roots) yang sama. Di Mangkunegaran, di era Eyang Buyut saya, KGPAA Mangkunegara VII, banyak dibangun hubungan kebudayaan dengan kerajaan-kerajaan di Bali pada sekitar tahun 1930 hingga 1940-an,” kata KGPAA Mangkoenegoro X. “Kami melihat masa lalu bukan hanya sebagai kenangan, tetapi fondasi untuk masa kini dan masa depan. Pementasan Sudamala yang berkolaborasi dengan Titimangsa bersama para maestro dan seniman dari Bali merupakan bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali hubungan kebudayaan antara Mangkunegaran dan Bali. Hal ini juga selaras dengan visi kami untuk menjadikan Mangkunegaran sebagai wadah kebudayaan dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dunia. Mangkunegaran adalah tempat untuk merayakan kebudayaan dan menunjukkan bahwa keberagaman justru menguatkan ikatan kita satu dengan yang lainnya,” tegas KGPAA Mangkoenegoro X.
“Katadata memiliki tanggung jawab untuk turut menumbuhkan spirit keberagaman serta mengembangkan dan melakukan literasi budaya publik. Tidak hanya melalui pembuatan konten berita dan informasi, tapi juga melalui penyelenggaraan berbagai event. Berawal dari kolaborasi dengan Pura Mangkunegaran saat melaksanakan Adeging Pura Mangkunegaran pada Maret 2023 tercetus rencana kerjasama dengan Pura Mangkunegaran dan Titimangsa untuk menggelar rangkaian acara Satu dalam Cita yang terdiri dari pementasan tari Sudamala, Pasar Kangen, dan Royal Heritage Dinner,” kata Meta Dharmasaputra, CEO & Co-Founder Katadata.
“Sebagai perbankan nasional, BCA berkomitmen untuk turut berkontribusi memelihara serta merayakan seni dan budaya, karena keduanya memainkan peran yang sama vitalnya seperti perbankan dalam membentuk kehidupan dan peradaban yang dinamis dan inklusif. Dari pagelaran ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan masyarakat, terutama generasi muda terhadap kekayaan dan identitas budaya Nusantara dan terrgerak untuk melestarikannya. Aksi budaya bersama ini diharapkan mampu menjadi episentrum pergerakan ekonomi kreatif, meningkatkan kesejahteraan para pekerja seni tanah air, dan memacu efek ekonomi menggulung atau multiplier affect, sehingga akhirnya berkontribusi bagi pertumbuhan nasional,” urai Hera F Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA.
“Melihat kesuksesan tahun lalu, kami sangat antusias dengan pertunjukan tahun ini yang diadakan di salah satu tempat historis Indonesia. Sebagai brand yang mendukung industri kreatif, OPPO merasa bangga dapat menjadi bagian dari pementasan yang luar biasa. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen OPPO untuk berkembang dan tumbuh bersama para insan kreatif tanah air sekaligus mendukung pelestarian ragam budaya di era digital,” tegas Patrick Owen, Chief Marketing Official OPPO Indonesia.
“Grab sangat senang dapat kembali berkolaborasi dengan Titimangsa untuk menghadirkan pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang yang diselenggarakan di Solo. Grab berharap dapat mendukung perekonomian lokal melalui pementasan ini. Hal ini juga sejalan dengan misi GrabForGood untuk menciptakan dampak sosial dan meningkatkan kehidupan serta peluang pendapatan masyarakat di tempat-tempat Grab beroperasi. Grab percaya bahwa mendukung pelestarian warisan budaya Indonesia melalui acara kesenian dan festival rakyat akan berdampak positif terhadap perekonomian lokal dan kehidupan masyarakat setempat,” kata Richard Aditya, Directur of West Indonesia.
Event ini juga didukung Mitsubishi Motors, PT Telkom Indonesia, Galeri Indonesia Kaya, dan Menzel Ubud Hotel. Kolaborasi ini juga menggandeng beberapa media partner, seperti Harper’s Bazaar, Her World Indonesia, Cosmopolitan Indonesia, Brava Radio, Mother & Beyond, i-radio Jakarta, katadata.co.id, dan Zigi.id serta Hutan Kota by Plataran sebagi venue partner Konferensi Pers.
Selain Nicholas Saputra dan Happy Salma sebagai produser serta Cokorda Gde Bayu Putra (produser pendamping), sejumlah nama yang terlibat dalam tim produksi pementasan adalah Jro Mangku Serongga/I Made Mertanadi (sutradara dan pemain Walu Nateng Dirah), Wawan Sofyan (Dramatung), Iskandar Loedin (pimpinan arsitek), I Wayan Sudirana dan Gamelan Yuganada (musik), dan penata kostum (Anak Agung Ngurah Anom Mayun K Tenaya dan Retno Ratih Damayanti) serta Pradetya Novitri sebagai pimpinan produksi.
Royal Heritage Dinner yang berlangsung selama 23-25 Juni 2023 menghadirkan nuansa klasik jamuan makan kerajaan yang sudah berusia 266 tahun dengan diiringi pertunjukan kesenian musik dan tari tradisional Mangkunegaran dengan kareografer Eko Supriyanto. Kita juga berkesempatan untuk bersama-sama membersihkan diri dengan menyaksikan tarian ruwat murwakala yakni prosesi pembebasan diri dari gangguan Batara Kala, sambil menikmati hidangan khas Jawa yang dipadukan masakan khas Bali. Secara khusus, peserta juga dapat bertemu sapa dengan produser pertunjukan Sudamala yakni Nicholas Saputra dan Happy Salma.
Pasar Kangen diselenggarakan selama 23-25 Juni 2023 di Pamedian Pura Mangkunegaran (Solo). Ini adalah suatu acara tahunan yang digelar di Yogyakarta sejak 2007. Ini mempertemukan tradisi, kuliner, kesenian, dan kreativitas dalam kemasan khas tempo dulu, yang bisa dinikmati seluruh kalangan masyarakatnya. Pasar Kangen hadir di Pamedan Pura Mangkunegaran yang diikuti sekitar 60 UMKM di Solo dan sekitarnya.
Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran dilaksanakan pada 24 Juni 2023 di Pura Mangkunegaran. Ruwatan di Pulau Jawa khususnya di Pura Mangkunegaran adalah upacara yang ditujukan untuk membuang keburukan atau menyelamatkan sesuatu dari suatu gangguan. Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran berupa pertunjukan wayang ruwat yang digelar di depan Pendhapi Agung yang dapat disaksikan para abdi dalem dan masyarakat umum. Selain terdapat sesajen atau sajian-sajian persembahan ruwat berupa gunungan, tumpeng, dan lain-lainnya.
Lokakarya diselenggarakan pada 23-25 Juni 2023. Lokakarya gaya Mangkunegaran adalah semacam pelatihan kepada peserta peminat seni budaya Mangkunegaran, di antaranya; lokakarya tari, lokakarya karawitan, lokakarya topeng, dan lokakarya membatik.
Sudamala Tour dilakukan pada 23-25 Juni 2023. Sebagian orang menginginkan rasa damai, tenang, dan jaya dalam dirinya supaya dijauhkan dari amarah dan hawa nafsu yang mengantarkan pada dosa-dosanya. Perantara yang dapat dilakukan salah satunya adalah meruwat diri dengan cara bermeditasi. Kesempatan meditasi dihadirkan dalam Tour Sudamala di Candi Sukuh. Peserta tour juga dapat berkeliling di Candi Sukuh dan Candi Cetho, menikmati hidangan kesukaan KGPAA Mangkoenegoro IX di Bale Branti Kemuning.
Pameran Koleksi Bersejarah Hubungan Mangkunegaran dan Bali diselenggarakan pada 23-25 Juni 2023 di Gedung Candi Ratna (Pura Mangkunegaran). Selain catatan sejarah yang terdokumentasikan dalam gambar-gambar, tulisan dalam surat-surat resmi, hubungan antara Pura Mangkunegaran dan Bali juga dapat ditemukan melalui koleksi bersejarah yang masih disimpan hingga saat ini. Koleksi tersebut antara lain; Wayang dan Gapit Bali, Keris Bali, Topeng Bali, Arca Dewa, Kelapa Buta, Gading Gajah dengan Ukiran Ramayana khas Bali, Lukisan Jawa Bali, ukiran pada lampu gantung di Pracimayasa.
Secara harfiah, Titimangsa merujuk pada titian proses perjalanan dalam waktu yang tepat. Titimangsa didirikan Happy Salma bersama Yulia Evina Bhara pada Oktober 2007 dengan dasar pemikiran dan kecintaan pada sastra Indonesia. Sebagai sebuah wadah, Titimangsa telah berproses selama 15 tahun dalam upaya menghidupkan dan menggelorakan karya-karya sastra, kepenulisan, dan seni pertunjukan (teater) di tanah air. Sejak tahun 2007-2022, Titimangsa telah mementaskan 61 produksi yang sebagian besar merupakan alih wahana karya sastra ke bentuk lain.
Pura Mangkunegaran adalah istana tempat kediaman para raja atau Adipati Mangkunegaran yang terletak di Kota Surakarta (Jawa Tengah). Istana ini dibangun oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, pendiri Mangkunegaran yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegaran I. Hingga saat ini, Pura Mangkunegaran menjadi salah satu obyek wisata bersejarah di Surakarta dan banyak dikunjungi wisatawan Nusantara maupun mancanegara. Saat ini, Praja Mangkunegaran dipimpin KGPAA Mangkoenegoro X. Sebagai raja muda di era millenial, dia memiliki kecintaan yang besar terhadap kebudayaan Jawa dan memiliki cita-cita untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Jawa sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjalanan peradaban bangsa. Praja Mangkunegaran semakin membuka diri untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melestarikan kebudayaan Jawa. Diharapkan Praja Mangkunegaran mampu menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mempelajari adat istiadat, pengetahuan, norma, dan kesenian Jawa.
Katadata adalah perusahaan media, data dan riset online di bidang ekonomi dan bisnis. Didirikan pada 1 April 2012 di Jakarta, perusahaan ini menyajikan berita, informasi, data dan hasil riset secara mendalam bagi kepentingan para pemimpin bisnis dan pengambil kebijakan, namun dikemas secara lugas dan atraktif agar mudah dipahami publik. Karena itu, berita dan informasi tidak hanya disajikan dalam bentuk teks, melainkan juga dalam tampilan visual yang memikat. Tim Katadata terdiri dari journalist dan periset berpengalaman dalam bidang energi, finansial, makroekonomi, perdagangan, dan infrastruktur. (@epa_phm)