Victoriousnews.com,-Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Jakarta (STTIJ) menggelar “Christmas Gathering” di Ebenezer Building, Jalan Setiabudi Selatan No.1, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1/24). Selain dihadiri oleh pimpinan STTIJ serta para mahasiswa/wi, perayaan Natal ini juga tampak dihadiri 2 orang mantan Ketua Umum Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki), yakni; Yusak Tanasyah dan Robby Repi yang juga dosen pengajar STTIJ.
Mengusung tema “Kemuliaan Bagi Allah & Damai Sejahtera Di Bumi”, Lukas 2:14, dilayani oleh Pdt. Kiky Tjahjadi, MA (Ketua BPD GBI DKI Jakarta) sebagai pembicara.
Dalam kotbahnya, Pdt. Kiky Tjahjadi mengelaborasi mengenai kisah kelahiran Yesus sang Juruselamat yang terambil dalam kitab Lukas 2. “Kemuliaan Bagi Allah & Damai Sejahtera Di Bumi ini adalah tema bersama PGI-KWI. Tema ini juga diikuti oleh sinode GBI hingga gereja-gereja lokal,” ujar Pdt. Kiky mengawali kotbahnya.
Pdt Kiky kemudian menjelaskan mengenai arti kata “berkenan” dalam kitab Lukas 2:14 b. “Kata berkenan disini berasal dari istilah eudokia yang memiliki arti yang sama dengan ‘menyenangkan’; ‘menjadikan senang’. Artinya, Natal itu harus memberikan sebuah harapan bagi manusia untuk dapat hidup berkenan/menyenangkan hati Tuhan,” urainya.
Lebih detail lagi, Pdt. Kiky juga menjelaskan mengenai arti perkenanan Tuhan bagi manusia. “Pertama, Menghilangkan ketakutan, memberi kesukaan besar (Lukas 2:10). Kedua, Memberikan Keselamatan. (Luk 2:11), Ketiga, Memberikan Damai sejahtera (Luk 2:14).Damai sejahtera: shalom: rekonsiliasi (pemulihan), “ tandas Pdt. Kiky dihadapan para pimpinan STTIJ dan mahasiswa yang hadir.
Lanjut Pdt.Kiky, bagaimana kita hidup berkenan dan memuliakan Allah? “Setidaknya ada 5 langkah yang dapat kita lakukan. Pertama, Kita harus memiliki hati yang taat. Artinya, ketaatan untuk melakukan perintah dan kehendak Tuhan. Seperti yang dilakukan para gembala yang taat untuk pergi dan melakukan apa yang telah mereka dengar dari malaikat (Luk 2: 15-17). Kedua, Mau bayar harga, contoh: orang Majus Memiliki hati bayar harga. Ketiga, Mau hidup dalam kekudusan. Arti kata kudus dalam Alkitab adalah: tidak tercemar/terkontaminasi (pure/murni). Jadi disini kita diajar untuk tidak melakukan hal-hal yang cemar atau tidak kudus.Keempat, Memiliki karakter yang baik. Kelima, Memiliki Kedewasaan Rohani.. Disini kita diajar hidup yang bertumbuh menjadi dewasa rohani dalam Tuhan. Artinya, kita harus siap diproses dan dimuridkan,” pungkas Pdt. Kiky.
Ketua yayasan STTIJ, Juli Santoso, SE.,M.Th, dalam kata sambutannya,mengucap syukur karena acara Christmas Gathering dapat berjalan baik. “Perayaan Natal STTIJ ini adalah natal perdana kita sebagai komunitas Sekolah Tinggi Teologi,” ujar Juli Santoso.
Lanjut Juli, Natal itu bukan hanya soal perayaaan tetapi soal pemahaman yang lebih dalam terhadap kasih Allah yang telah memilih menjadi manusia untuk menebus dosa dan menyelamatkan manusia. “Di hari penuh berkah ini saya mengajak kita semua untuk merenungkan, bagaimana kita dapat menerapkan nilai-nilai yang diajarkan Tuhan Yesus,” paparnya.
Masih kata Juli Santoso, sebagai pendidik dan pengajar teologi, kita memiliki tanggungjawab penuh untuk tidak hanya memahami teks-teks suci, tetapi juga harus hidup sesuai ajaran-ajaran Tuhan Yesus. “Mari kita gunakan momen Natal ini untuk memperbarui komitmen kita terhadap perjalanan Iman kita. Agar kita terus tumbuh dalam pengenalan akan kasih Allah dan semakin mampu menyebarkan cahaya tersebut ke dalam dunia yang seringkali tampak gelap dan penuh tantangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua STTIJ, Dr. Ir. Imron Widjaja, mengatakan, bahwa STTIJ ini didirikan sejak tahun 2012. “Tetapi Ketua STTIJ yang pertama sudah meninggal. Kemudian dilanjutkan beberapa generasi. Salah satunya adalah Pak Robby Repi. Kemudian pada saat ini saya yang dipercayakan menjadi ketua,”ujar Imron seusai ibadah.
Menurut Imron, dirinya dipercayakan memimpin STTIJ sejak tahun 2020 pas pandemi COVID-19 merebak. “Pada saat pandemi itu, kita sempat vakum. Karena patuhi himbauan pemerintah tidak melakukan kegiatan. Puji Tuhan, saat ini kita mulai lagi dengan menggelar Natal perdana. Jadi kita mulai mendahulukan Tuhan. Jujur saja, kami mau bikin acara ini tidak punya dana. Tapi Tuhan cukupkan dan berikan. Tuhan berikan tempat yang begitu indah, dan kampus yang bisa kita pakai untuk proses belajar-mengajar,” tutur Imron yang rindu di setiap pelosok tanah air ini ada orang yang bergelar doktor (S3) dan magister (S2) supaya bisa mengajar.
Lanjut Imron, STTIJ saat ini sudah memiliki program studi S1, S2 & S3 jurusan PAK dan Teologi. “Proses ijin yah baru semua sedang diurus. Dan saat ini masih berproses Akreditasi. Saya yakin semua ini akan berjalan baik,” tukas Imron sembari menambahkan, selain kampus di Ebenezer Building, STTIJ juga membuka kampus di berbagai pelosok daerah seperti; Timika, Wamena, Nabire, Mamasa dan sebagainya. SM