Gerakan Pemuda Laksanakan Kelas Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0 Untuk Lawan Hoaks Menuju Pilkada 2024

Nasional, News249 Views

BandarLampung,,Victoriousnews.com,-Dalam menghadapi derasnya arus informasi yang sering kali menyesatkan, generasi muda Kota Bandar Lampung bersiap melawan hoaks yang beredar luas, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November 2024. Hal ini menjadi sorotan utama dalam pelaksanaan Tular Nalar 3.0, sebuah inisiatif pelatihan literasi digital yang bertujuan memperkuat kemampuan berpikir kritis generasi muda dalam menyaring informasi di era digital.

Dihadiri sekitar 100 pemuda berusia 18-24 tahun, acara ini dilangsungkan pada Sabtu, 12 Oktober 2024 di Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung. Pelatihan ini merupakan hasil kolaborasi antara Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC), Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI), Himpunan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Hima Kesmas) Universitas Malahayati (Unmal), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) bersama Love Frankie dan didukung oleh Google.org.

Tular Nalar yang kini memasuki edisi ke 3, difokuskan untuk menjangkau generasi muda sebagai calon pemilih pemula atau yang dikenal sebagai First Time Voters melalui 500 kelas yang tersebar di 38 provinsi. Kegiatan ini juga dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam terkait demokrasi, tahapan pemilu, serta pentingnya penginderaan hoaks yang berpotensi mengganggu proses demokrasi. Sebelumnya, IYCTC juga melaksanakan kelas serupa di Kota Jambi, Kota Medan, dan Kota Denpasar.

Ni Made Shellasih, Program Manager IYCTC menegaskan, pentingnya pemahaman kritis pada generasi muda dalam menentukan masa depan mereka. “Generasi muda harus memiliki kemampuan kritis dalam mengidentifikasi informasi palsu yang sering kali muncul di media sosial, terutama terkait Pemilu dan Pemilukada. Pemahaman tentang perbedaan real count, quick count, dan exit poll menjadi salah satu topik utama yang diangkat dalam pelatihan ini. Peserta juga sudah diajarkan untuk mengenali berbagai teknik manipulasi informasi, seperti framing dan distorsi fakta, yang sering digunakan untuk mempengaruhi opini publik,” ungkap Ni Made.

IYCTC, yang aktif dalam pemberdayaan pemuda, juga berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka memanfaatkan platform digital untuk menyebarkan informasi seputar mitos dan fakta kesehatan, khususnya dalam isu-isu seperti bahaya rokok. “Kami menggunakan situs web pilihantanpabeban.id untuk membongkar berbagai mitos yang beredar di kalangan generasi muda, termasuk klaim menyesatkan dari industri rokok,” tambah Ni Made.

Oleh karena itu, acara ini melibatkan ISMKMI dan Hima Kesmas Unmal, memberikan peluang bagi anggota IYCTC untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas generasi muda dalam memahami dan menyebarkan informasi terkait pengecekan fakta dan menghadapi tantangan di era digital pada isu yang lebih luas, terutama isu-isu yang banyak tersebar pada masa Pemilukada, serta berkomitmen menjadi pemilih yang cerdas.

Tidak hanya menjadi ajang belajar, acara ini menjadi wadah penting bagi peserta untuk menyadari peran mereka sebagai agen perubahan yang menyuarakan kebenaran.

Navila, Wakil Ketua Divisi PSDM Hima Kesmas Unmal yang turut memfasilitasi kegiatan ini menekankan, “Kegiatan ini merupakan kesempatan mahasiswa untuk bisa memahami dan membagikan kapabilitas berpikir kritis terutama untuk tidak terjebak dalam informasi hoaks yang sering diterima generasi muda. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa sebelum kegiatan Pemilukada pada Bulan November 2024, kami bukan hanya generasi muda yang menjadi objek dalam peningkatan kualitas sumber daya di Kota Bandar Lampung, melainkan juga menjadi subjek yang diikutkan dalam perumusan kebijakan,” jelas Navila.

“Dengan adanya Sekolah Kebangsaan Tular Nalar 3.0, diharapkan generasi muda dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis mereka dalam menilai informasi, sehingga dapat menjadi penangkal hoaks yang masif di berbagai media. Kegiatan ini tidak akan berakhir di sini, kami akan terus memberdayakan para peserta selama beberapa bulan ke depan untuk memastikan mereka tetap menjadi agen generasi yang kritis,” tutup Ni Made. @epa_phm