JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,-Kabar mengenai mundurnya Pdt.Erastus Sabdono dari Sinode GBI sempat beredar luas, baik di jejaring media sosial facebook maupun whatsapp serta menjadi perbincangan publik khususnya umat Kristiani di Indonesia. Puncaknya saat isu perbedaan teologi mengemuka, terutama adanya surat tanggapan dari Sinode GBI terhadap pandangan teologi Pendeta Erastus yang cukup fundamental, mulai tersebar di berbagai media sosial.
Dalam pertemuan dengan sejumlah media Kristiani di Graha Bethel (Selasa, 18/9/2018), Pimpinan Sinode Gereja Bethel Indonesia (yakni: Pdt. Dr. Japarlin Marbun, Pdt. Paul Widjaya dan Pdt.Suyapto Tandyawasesa) mengakui ada perbedaan teologi yang mendasar dengan pemahaman Pendeta Erastus Sabdono. Fakta inilah yang menjadi alasan utama Pendeta Erastus Sabdono memilih mundur dari GBI dan mendirikan sinode baru. “Intinya, (Pendeta Erastus Sabdono) sudah berbeda secara teologi, makanya beliau mendirikan sinode baru. Kalau GBI, yaa tetap di GBI dengan pemahamannya. Perbedaan ini tidak usah dipertentangkan. Seperti Abraham dan Lot, kau ke kanan, dan aku ke kiri, atau aku yang ke kiri, dan kau ke kanan. Begitu saja kan? Artinya sama-sama mengerjakan pekerjaan Tuhan, sesuai dengan panggilan masing-masing,” ujar Ketua Umum Sinode GBI Pdt. Japarlin Marbun kepada wartawan.
Pdt. Japarlin pun menghimbau agar kondisi dan perbedaan ini tidak perlu dibesar-besarkan, karena semua telah diselesaikan secara baik-baik. “Karena bagi kita baik di GBI, maupun di organisasi yang lain sama-sama bekerja untuk Tuhan. Jadi tidak ada yang perlu diperdebatkan. Sehingga kita bekerja dan melayani secara bersama-sama, sehingga Kerajaan Allah makin diperluas ditengah-tengah dunia ini. Dan mundurnya Pendeta Erastus memang murni atas pilihan sendiri dan tidak terkait dengan hal apapun. Konklusinya, kita anggap sudah selesai, beliau sudah menjalankan pilihannya. Kita harapkan setelah ini, masing-masing melayani dibidang panggilannya masing-masing,” papar Japarlin.
“Jadi memang seperti yang beliau sudah sampaikan di media sosial, juga surat yang beliau kirimkan kepada kita, dijelaskan bahwa memang Beliau mendapatkan pengembangan pemahaman, dan ada beberapa pemahaman yang sudah berbeda dengan GBI. Jadi supaya tidak terjadi, katakanlah kontroversi ditengah GBI mengenai ajaran dari Pak Eras, beliau mengatakan lebih baik mundur saja, itu disampaikan baik dalam video, maupun juga surat yang disampaikan kepada kita,” kata Japarlin, dalam konferensi pers bersama awak media seusai pertemuan pengurus Sinode GBI dengan Pendeta Erastus Sabdono.
Japarlin juga menjelaskan secara runut mengangatnya isu di media sosial mengenai perbedaan teologi yang terjadi antara GBI dan Pendeta Erastus. Komunikasi yang kurang intens, diakui menjadi salah satu penyebabnya. “Kegaduhan sebenarnya terjadi karena komunikasi yang kurang intens, dan akhirnya hari ini kita laksanakan pertemuan dan percakapan secara langsung, dan akhirnya kegaduhan terselesaikan dengan baik. Artinya Pak Eras akan memulai dengan Sinode yang baru, dan kita GBI pun juga, katakanlah mengutus beliau untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan disana,” jelasnya.
Dalam pertemuan Majelis Pertimbangan, Badan Pekerja Harian dan Badan Pekerja Daerah GBI dengan Pendeta Erastus juga berlangsung dengan baik. Bahkan tampak Pdt. Japarlin Marbun, Pdt. Abraham Conrad Supit beserta para petinggi Sinode GBI sempat mendoakan secara langsung Pendeta Erastus bersama istrinya, diakhir pertemuan. margianto