JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,- “Memimpin Dunia Maritim”. Demikian tema Kuliah Umum Kepemimpinan ke 11 yang diangkat oleh Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM) bekerjasama dengan Yayasan Conrad Supit Center pada hari Kamis (18/10) pukul 19.00 Wib di kampus STT REM, Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2 No. 4 G-K, Kelapa Gading-Jakarta Utara.
Kuliah umum STT REM kali ini menghadirkan Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Republik Indonesia, Laksamana Madya TNI (Purn) Arie Soedewo., S.E., M.H sebagai pembicara dan Direktur Eksekutif Conrad Supit Center, Johan Tumanduk., SH.,M.M., M.Pd.K sebagai moderator. Selain dihadiri oleh para mahasiswa/wi STT REM, juga tampak dihadiri oleh Ketua STT REM, Dr. Ariasa H Supit., M.Si, Civitas Akademika STT beserta undangan lainnya.
Dr. Ariasa H Supit.,M.Si ( Ketua STT REM) dalam kata sambutannya, mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Arie Soedewo yang berkenan hadir untuk memberikan kuliah umum di STT REM. “Kita ketahui bersama, pemerintahan Presiden Jokowi saat ini akan menjadikan Indonesia sebagai poros Maritim. Dan saat ini kita juga sedang mengembangkan industri perkapalan. Oleh karenanya kita ingin memastikan kelancaran transportasi laut; dan pastinya kita perlu mengamankan laut kita. Makanya kita bisa belajar bagaimana seorang tokoh bangsa memimpin lembaga yang memiliki tanggungjawab begitu besar, tanggungjawab strategis dalam hal ini sesuai visi Presiden menjadi Indonesia sebagai Poros Maritim. Melalui Bapak Laksamana Madya (Purn) TNI Arie Sudewo kita pasti memperoleh pencerahan dan wawasan melalui dunia maritim. Sekali lagi, saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu semua yang telah hadir. Kami mohon maaf jika ada kekurangan. Saya percaya kita semua pasti memperoleh wawasan baru dan diberkati,” ungkap Dr. Ariasa mengakhiri kata sambutannya.
Laksamana Madya TNI Arie Soedewo, S.E., M.H., adalah seorang perwira tinggi TNI-AL yang berdasarkan Keppres No.39/TPA/2016. Ia mendapat amanat menjabat Kabakamla menggantikan Laksamana Madya TNI Dr. Desi Albert Mamahit, M.Sc. Pria kelahiran Kota Banjar, Jawa Barat, 1 Mei 1960, ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) 1983. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Asop Kasal. menggantikan Laksda TNI Arie Henrycus Sembiring. Pada 2015, ia menjabat sebagai Asops Kasal, kemudian menjabat sebagai Kepala Badan Keamanan Laut sejak 2016 hingga saat ini.
.
Berbicara mengenai kepemimpinan dunia maritim, Arie Soedewo mengungkapkan, bahwa kita jangan sampai terjebak kepada eksistensi tetapi kita harus mengedepankan esensi. “Esensi tentang kepemimpinan, seperti pengalaman saya sebagai kepala bakamla, terutama dalam kepemimpinan maritime dapat diartikan secara universal; seorang pemimpin itu harus bisa mempengaruhi bahkan memerintah (militer), bahkan mampu mengarahkan untuk mencapai sebuah tujuan. Kenapa kita bisa mengikuti ‘dipengaruhi & diperintah’? Karena kita memiliki integritas pribadi yang dapat saya simpulkan adalah Pemimpin yang Benar; Pemimpin yang memiliki Pengalaman dan memiliki Kompetensi. Pemimpin yang benar itu kita bisa artikan seseorang yang memiliki moralitas. Sedangkan pemimpin yang berpengalaman dan kompetensi adalah seseorang yang memiliki pengalaman berdasarkan teori empiris sehingga dia mampu dan cakap serta berkompenten dalam memimpin sebuah organisasi,” ungkap Arie Soedewo.
Menurut Arie Soedewo, kita seringkali terjebak dengan arti Maritim, Kelautan dan Bahari. Kita berkutat terus bahkan bisa jadi malah ribut, tanpa mengetahui esensinya. “Kita tahu bahwa wilayah negara Indonesia itu 2/3 adalah laut. Berarti kita bisa simpulkan maritim merupakan tata kelola tentang laut. Nah, kata laut bagi orang yang berpikiran rendah itu bisa diartikan sekumpulan air asin yang penuh mitos dan misteri. Oleh sebab itu tugas aparat kelautan itu adalah merubah mindset mitos menjadi logos. Sedangkan pemikiran orang yang menengah (sedang) memaknai laut sebagai tempat ikan hidup. Dan bagi orang yang memiliki pemikiran lebih dalam, laut adalah tempat minerba dan kekayaan alam lainnya,” tukas Aris menjabarkan.
Lalu bagaimana menata kelola laut untuk kesejahteraan bangsa ini? Jendral bintang tiga ini pun menjelaskan banyak hal mengenai poros maritim, potensi laut Indonesia, pengelolaan yang berpilarkan pada kedaulatan, kesinambungan dan kesejahteraan. Perlu sinergisitas dengan institusi lain untuk mengamankan kepentingan negara. “Siapapun yang menjadi pemimpin bangsa ini memiliki tugas yang tertuang dalam UUD 45, yakni: mencerdaskan, mensejahterakan dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Nah, sekali lagi, Bakamla adalah Badan Keamanan Laut yang bertanggung jawab untuk menjaga dan mengkoordinir pengamanan maritim untuk kepentingan negara, mulai dari batas kedaulatan, ZTE dari rongrongan pihak yang tidak bertanggung jawab. Mari kita mulai ubah mindset agar mencintai laut. Karena dua pertiga wilayah Indonesia Indonesia itu laut,”paparnya.
Moderator Kuliah Umum STT REM, Johan Tumanduk juga merasa diberkati atas kehadiran Kabakamla Arie Sudewo. “Bersyukur pada Tuhan untuk kehadiran beliau yang menghadirkan pencerahan. Tuhan memberkati selalu. Jangan lupa hadir di Kuliah Umum berikutnya, pasti seru karena narasumbernya langsung yang membuat kebijakan. Bukan pengamat atau akademisi, hebatnya mereka selalu terbuka bicara tanpa tedeng aling aling,” tandas Johan seperti dikutip melalui laman FB pribadinya. Margianto