Gadis cilik ini terlahir dengan nama lengkap Grezia Ephipania. Ia kerap disapa Grace atau Grezia. Meski dilahirkan dalam keadaan tak bisa melihat, tetapi ternyata Tuhan mengaruniakan “mata rohani”—dan talenta yang luar biasa bagi anak keempat dari pasangan Suryadi Oey dan Yuliani ini.
Sedari kecil Grezia bertumbuh dengan pertolongan Tuhan. Ketika usianya menginjak 1,5 tahun, dia sudah pintar menyanyi tanpa ada yang mengajari. Grezia memiliki kecerdasan musikal. Meski umurnya baru 1 tahun, dia sudah dapat menyanyi dengan lafal yang jelas dan nada yang tepat. Bukan itu saja, ketika Grezia berusia 3 tahun, orangtuanya membelikan sebuah piano, Grezia dapat memainkan piano dengan baik. Grezia juga mampu menguasai lagu baru dengan cepat, hanya dengan mendengarkannya saja. Jari-jemarinya yang mungil itu menari-nari indah di atas papan tuts piano. Ditambah dengan olah vokal yang khas nan merdu, membuat banyak orang khususnya umat Kristiani merasa sangat diberkati. Betapa tidak, ditengah keterbatasan sebagai seorang anak kecil, tapi dapat memuliakan nama Tuhan dengan talenta dan karunianya. “Saya yakin Tuhan Yesus menyatakan kuasa-Nya dan Roh Kudus mengajarnya bermain piano dan beryanyi. Grezia juga mengikuti perlombaan menyanyi yang pesertanya adalah anak-anak normal di seluruh indonesia. Puji Tuhan dia mendapat juara 3. Semuanya itu karena Tuhan Yesus yang luar biasa,” ujar Mama Grezia, Yuliani
Kisah kelahiran Grezia memang menjadi inspirasi iman bagi kita agar tetap kuat dalam mengiring Tuhan Yesus. Awalnya, kedua orang tua Grezia adalah pasangan suami istri yang berbeda agama. “Saya dan suamiku tinggal di kota Balikpapan dan dikaruniai 4 anak. Saya sudah beragama Kristen sejak kecil tetapi karena menikah dengan suami saya yang berbeda agama, maka saya mengikuti dia sampai 15 tahun. Puji Tuhan suami saya mau bertobat dan Percaya Yesus. Kami pun meminta ampun pada Tuhan dan bertobat total. Dengan cara Tuhan anak-anak kami, melihat kehidupan orang tua yang berubah, sehingga mereka semua ikut kami untuk percaya Yesus. Setelah menerima Yesus sebagai juruselamat, kami mengalami ujian iman. Anak pertama kami mengalami kecelakaan tetapi Tuhan Yesus sembuhkan dia dengan cara yang luar biasa. Ketika dia mengalami kecelakaan, dokter berkata, dia kemungkinan tidak dapat hidup, tetapi Tuhan menyembuhkan dia selama satu bulan,” tutur Yuliani.
Lanjut Yuliani, ketika melahirkan Grezia, awalnya tidak tahu kalau anaknya itu lahir dalam kondisi matanya tak dapat melihat meskipun tubuhnya sehat. “Awalnya suami saya tidak memberitahukan ada sesuatu yang terjadi kepada anakku yang baru lahir ini. Suamiku tidak mau berkata kepada saya kalau anak itu mengalami cacat pada matanya. Ketika itu suamiku pulang dan berdoa, Tuhan…. ketika saya percaya dan mengikuti Tuhan kenapa saya diberikan anak seperti ini? Kemudian Tuhan memberikan ayat kepada suamiku dalam kitab Yohanes 9:1-3 yang berbicara tentang jawaban Yesus kepada muridnya. Yohanes 9:1-3 ‘Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia’.
Ketika suami saya kembali ke rumah sakit dan memberi tahu saya kalau anak matanya cacat, lalu kami berdoa bersama-sama dan seorang hamba Tuhan datang melayani kami dan bernubuat kepada anakku, nanti dia akan menjadi pemuji dan penyembah. Tuhan tidak akan mempermalukan karena anak ini akan mempermuliakan nama Tuhan,” urai Yuliani.
Memang Grezia mengalami keterbatasan dalam penglihatan sejak lahir. Pada waktu ia lahir, kedua bola mata Grezia berselaput putih. “Kenyataan pahit yang Grezia alami, karena Grezia tidak mengetahui apa-apa. Tapi Grezia tumbuh sehat seperti anak-anak yang normal, bermain sendiri, berjalan sendiri tanpa terhalang oleh apapun. Bahkan dapat naik turun tangga kurang lebih 20 anak tangga di rumah tanpa bantuan orang lain. Sampai saat ini kami sebagai orang tua Grezia tidak pernah kuatir karena semuanya itu adalah untuk Tuhan. Grezia sejak umur 4 tahun sudah kami ajak untuk ikut dalam pelayanan. Grezia memberikan kesaksian pujian untuk Tuhan,” ujar papa Grezia, Suryadi ketika dihubungi via telpon genggamnya.
Membuat Album Rohani
Suatu kali, Grezia dibawa menemui seorang produser musik rohani bernama Jason di Jakarta. Orangtuanya ingin merekam suara Grezia ke dalam album lagu. Mula-mula Jason tidak begitu berminat. Dia (Jason) berpikir, ‘ah paling-paling ini hanya ambisi orangtuanya saja.’ Untuk menguji kemampuan Grezia, Jason menyuruhnya unjuk kebolehan. Begitu melihat penampilan Grezia, Jason tersentak. Dia terkesima melihat kebolehan Grezia. Dia berubah 180 derajat dan justru bersemangat untuk merekam suaranya. Jason lalu menciptakan lagu-lagu untuk Grezia. Rekaman lagu itu dikirimkan ke Balikpapan untuk didengarkan. Total ada 12 lagu baru. Setelah siap, Grezia diundang ke Jakarta untuk rekaman suara. Hanya dalam waktu 3 hari Grezia rampung melantunkan 12 lagu.
Tepat tanggal 4 Februari tahun ini Grezia genap berusia 12 tahun. Kita doakan agar terus dipakai Tuhan secara luar biasa untuk menjadi berkat dan memenangkan banyak jiwa bagi kemuliaan nama Tuhan. Dan tentu saja, kita berharap melalui Album Rohani Grezia, berjudul ‘Walau Ku Tak Dapat Melihat’ banyak orang dapat menjadi percaya Kristus. Biarpun dia mengalami kekurangan tetapi hal itu tidak menjadi alasan buat dia untuk tetap mengucap syukur kepada Tuhan. (sumber: tabloid victorious edisi 823). SM
Bio Data
Nama : Grezia Epiphania
Nama Panggilan : Grace/Grezia
Tempat Tanggal Lahir : Balikpapan, 04 Februari 2006
Papa : Suryadi Oey
Mama : Yuliani Sura
Anak ke : 4 dari 4 saudara
Hobi : Menyanyi dan bermain piano
Prestasi :
-
Juara 1 Penyanyi Anak Indonesia Tingkat Nasional Wilayah Kalimantan Timur 2013
-
Juara 3 Penyanyi Solo Gloria 2013 di Balikpapan
-
Juara 3 Grandfinal Kirana Semen Indonesia 2014 di Jakarta
-
Juara 2 Lomba Nyanyi Solo SDLB FLS2N Semarang 2014
-
Juara 1 Piano Contest and Singing Contest (Antar Sekolah) di Balikpapan 2014 (*diolah dari berbagai sumber)