Jakarta, Victoriousnews.com-Dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Gerakan Kasih Indonesia (Gerkindo) dengan mengusung tema “Bagaimana Menghadirkan Politisi Kristen Yang Cerdas Dan Berintegritas”, Sekum PGI, Pdt. Gomar Gultom, mengungkapkan, dalam pemaparannya, bahwa, ideologi bangsa kita masih belum tuntas. Karena masih banyak orang maupun kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia. Kemudian Gomar menyitir pernyataan seorang penulis buku bernama Max Lane, bahwa bangsa yang belum selesai dengan ideologinya, belum siap untuk membangun bangsanya.
Gomar menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki sistem demokrasi prosedural/keterwakilan sesuai logika dasar pemilu yang melahirkan 4 indikator yang dapat merusak mental demokrasi. Pertama, terjadi politik transaksional (kalau tidak ada uang jangan berharap bisa menang pemilu atau menang sebagai caleg). “Hal inilah yang bisa memicu fenomena perburuan harta dan kekuasaan. Sehingga yang terjadi adalah perubahan dari ketokohan seseorang dan kekuatan pasar pemilih. Jika ini terjadi terus menerus maka akan berujung, fungsi Negara untuk mensejahterakan rakyatnya akan tergerus oleh proses privatisasi,” tutur Pdt. Gomar Jumat (19/01/2018) di Gedung Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) Lantai 10, Jalan Salemba Raya 12 Jakarta Pusat.
Indikator yang kedua, lanjut Gomar, adalah terjadinya politik identitas yang bisa menjadi ancaman serius bagi kemajemukan. Misalnya, politik identitas dan politisasi agama yang dimainkan dalam Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. “Indikator ketiga adalah terjadinya demokrasi Nir-etika—atas nama demokrasi yang menganggap seolah-olah sah dan bisa menghalalkan segala cara. Indikator keempat adalah terjadinya oligarki partai, setiap caleg bisa mendapat tiket dan gerbang masuk ke parlemen harus melalui partai,” papar Gomar.
Lalu bagaimana peran gereja terhadap politik? Menurut Gomar, gereja harus hadir menjadi garam dan terang serta mengusahakan kesejahteraan bangsa. “Gereja tidak boleh terjebak dalam politik praktis. Tetapi gereja harus memberikan pendidikan politik bagi warga/jemaat yang ingin terjun ke dunia politik. Misalnya, mencari figur yang takut akan Tuhan, cakap dan benci terhadap ajaran suap,” urainya.
Masih menurut Gomar, idealnya seorang politisi Kristen setidaknya harus memiliki kriteria-kriteria berikut antara lain; memiliki identitas, cakap, integritas, influence dan ada keberpihakan kepada konstituen yang diwakili. “Dia harus punya identitas yakni harus jelas Kristennya, cakap punya kemampuan legislatif dan lobi, juga memiliki pengaruh dan tentu harus jelas keberpihakan kepada konstituen yang diwakili,” tegas Gomar Gultom. margianto