Jakarta, Victoriousnews.com,-“Yesus yang lahir di kandang hewan sebagai gambaran kesederhanaan paling hakiki. Hidup sederhana, apa adanya, dan merasa puas dengan berkat yang diterima adalah warta Natal bagi segenap umat beriman. Rumus kemitraan adalah berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Kita bermitra, tetapi tidak untuk menyembunyikan kejahatan, atau merancang malum commune (keburukan bersama). Natal adalah perayaan kemitraan dan kesetaraan. Tuhan Yesus mau bermitra dengan kemanusiaan kita dan menjadi setara dalam kemanusiaan itu meskipun Dia adalah Putra Allah,” tandas Ketua Panitia Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 MPR/DPR/DPD-RI, Ir. Fary Djemy Francis., M.MA (Fraksi Gerindra) yang menjabat Ketua Komisi V DPR RI.
Perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 MPR-DPR-DPD RI bertema “Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah dalam Hatimu” (Kolose 3:15) dan sub-tema “Kemitraan dan Kesetaraan untuk Menghadirkan Damai Sejahtera Allah bagi Semua Umat” yang dilaksanakan pada Rabu sore hingga malam pukul 16.30 hingga 20.30 WIB, Rabu, 24 Januari 2018 di Ruang Nusantara IV Komplek MPR/DPR/DPD-RI ini terbagi dalam tiga seksi, yaitu Jamuan Kasih (Pukul 16.30 WIB s/d 17.30), Ibadah (17.30 WIB s/d 19.30 WIB), dan Perayaan (19.30 WIB s/d 20.30 WIB). Sesi ibadah dimulai dengan Ucapan Selamat Datang oleh Ketua Persekutuan Doa Oikumene (PDO) MPR/DPR/DPD-RI (YOI Tahapary, Kelapa Biro Pemberitaan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR-RI) dan dilanjutkan dengan Nyanyian Kidung Jemaat 109 berjudul “Hai Mari Berhimpun”. Persembahan Pujian oleh Paduan Suara (PS) PKP Mupel (Jakarta Barat), Exoduse Voice, PS Paroki Santa Bernadette, Staf Parliament Choir, Yayasan Difabel, Bintang Timur Voice pimpinan Fary Djemy Francis), Jacko Bulan (pemain Sasandu) dan PA Abbas.
“Bumi masih kosong, tidak ada kehidupan setitikpun. Gelap, semuanya gelap. Tidak ada matahari yang menyinari bumi. Namun cahaya yang abadi telah bertahta di samudera raya. Alkitab menceritakan bahwa permulaan segala sesuatunya adalah firman. Tidak ada lain yang ada selain firman itu sendiri. Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan firman itu diam di dalam Allah. Melalui firman itulah Allah menjadikan segala sesuatunya,” ucap Aryo PS Djojohadikusumo mengawali liturgi (Litrugi 1) dalam Utani Natal tentang Awal dari Segala sesuatu.
Bagian Penciptaan (Liturgi 2) oleh Mercy Chriesty Barends ST (DPR-RI) menyatakan, “Awal segala sesuatunya adalah ketika Allah menciptakan bumi. Saat itu, Allah menciptakan segala sesuatunya. Allah menjadikan terang untuk dapat silih berganti dengan gelap. Sehingga bumi dapat disusun menurut penanggalan dan musim. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Semua menjadi tersusun rapi.”
“Ketenteraman yang Tuhan berikan tidak lagi terlihat. Bangsa-bangsa telah bangkit untuk menguasai bumi. Rasa tidak puas telah menghantui manusia, keserakahan makin merajalela. Lihat, setiap hari ada manusia yang mati, budaya tekan menekanbukan satu hal yang perlu untuk dipantangkan. Akibatkan semua berusaha untuk tidak kena tekanan, segala cara dihalalkan, termasuk berbohong dan tidak jujur dengan harapandapat terlepas dari sebuah tekanan,” ucap Ir. Marhany Victor Poly Pua (Wakil Ketua Panitia Natal, DPD-RI) pada Dosa dan Kehancuran (Liturgi 3).
Janji Keselamatan (Liturgi 4) disampaikan Rooslynda Marpaung. “Allah maha baik, tidak ada yang melebihi kasih Allah kepada orang yang berkenan kepada-Nya. Kembalilah kepada jalan Tuhan. Ia akan menuntun setiap orang yang mengasihi Dia. Tidak ada lagi kelaparan, tidak akan ada lagi penindasan. Allah mengenal umat-Nya, tidak ada satu pun yang tidak terdata dengan baik. Kejujuran akan tinggal di tengah-tengah bangsa ini,” ucap Rooslynda (F-Demokrat).
“’Lihatlah Aku menjadikan segala sesuatunya baru’. Itulah janji Allah kepada manusia. Sejarah mengungkapkan dan membuka tabir-tabir hikmat. Kesalahan yang semula tidak akan terulang kembali. Saat itu gema suara gemuruh angkasa raya berkata kepada manusia, ‘Hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat yaitu Kristus Tuhan di Kota Daud, dan inilah tandanya bagimu, kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan’,” ucap Drs Yoseph Umar Hadi MSi (F-PDI Perjuangan, Wakil Ketua Seksi Penghubung) pada Kedatangan Juru Selamat (Liturgi 5).
Candle Light Service (penyalaan lilin) oleh Pembawa Renungan Natal dari Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Pdt Dr. Mery Kolimon., S.Th (Pendoa Syafaat), Prof. Dr. Frans Magnis Suseno SJ (Pembawa Pesan Natal), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) atau yang mewakili, dan Letjen (Purn) Evert Erenst Mangindaan Sip (F-Demokrat) selaku penanggungjawab dan Ketua Dewan Pembina Persekutuan Doa MPR/DPR/DPD-RI. Persembahan syukur oleh Pdt. Charles Simaremare.
Setelah rehat sejenak, prosesi perayaan natal dimulai dengan masuknya para pimpinan lembaga tinggi negara, termasuk Dr (HC) H Zulkifli Hasan SE MM (Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat/MPR), H Bambang Soesatyo SE MBA (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat/DPR), Eko Putro Sandjojo BSEE MBA (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), Ir Mochamad Basoeki Hadimoeljono MSc PhD (Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Ignasius Jonan (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral serta Menteri Perhubungan periode 27 Oktober 2014 hingga 27 Juli 2016), dan Ir Basuki Karya Sumadi (Menteri Perhubungan) serta Letnan Jenderal (Letjen) TNI Mar (Purn) Nono Sampono (Wakil Ketua DPD-RI). Oesman Sapta Odang yang menjabat Ketua Dewan Perwakilan Daerah/DPD) menyusul kedatangan mereka kemudian.
Beturut-turut masing-masing ketua parlemen memberikan sambutan setelah Ketua Panitia Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 MPR/DPR/DPD-RI, Ir Fary Djemy Francis MMA menyampaikan laporannya. Pada event tersebut, Ketua MPR-RI mengharapkan perayaan Natal dapat membuat masyarakat Indonesia mampu melewati tahun politik 2018 dan 2019 saat pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota) serta Pemilihan Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden pada tahun 2019 dengan damai dan kasih.
Baca juga: Bambang Soesatyo (Ketua DPR-RI): Saya Sumbangkan Gaji Untuk Saudara-saudara Yang Membutuhkan
Perayaan Natal tahun ini dihadiri ribuan jemaat, undangan duta besar Negara sahabat, KWI, PGI, dan Perwakilan Umat Buda Indonesia (Walubi). Pada kesempatan ini juga diserahkan bantuan kepada sejumlah yayasan dan pimpinan gereja dari berbagai wilayah Nusantara Indonesia. Pdt Abraham Lewelipa yang menggembalakan jemaat GBI Oirata (Kisar, Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku) mendapat kesempatan menerima bantuan sebesar Rp 15 juta. Bantuan diserahkan oleh Aryo PS Djojohadikusumo (F-Gerindra). Ephaproditus/Margianto