Pdt. Evie Kesek: Senang Menolong Orang Yang Susah!

JAKARTA,Victoriousnews.com,-Pendeta Evie Kesek tampak tegas saat memimpin ibadah Anniversay (Perayaan Ulang Tahun) ke-8 Gereja Bethel Indonesia (GBI) Ampera Kingdom Glory di Jalan Ampera Raya Nomor 5 (Pejaten Barat, Jakarta Selatan). Perayaan berlangsung selama pukul 10.30-12.30 WIB, Minggu, 10 Maret 2019 dengan menghadirkan Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketua Umum Persekutuan Gereja dan lembaga Injili Indonesia/PGLII) sebagai pembicara, acara berlangsung di lantai 2 di sebuah komplek yang juga berfungsi sebagai rumah dan tempat usaha/bisnis. Pembacaan firman Tuhan dari Injil Yohanes 7:1-8 yang disampaikan Pdt Ronny Mandang sangat membangkitkan iman setiap jemaat yang hadir termasuk Evie Nasution, Sri Ning Rahayu (kakak kandung Walikota Jakarta Timur periode 20 Desember 2012–2 Januari 2015, Drs. HR Krisdianto., M.Si), Grace Affan Supit, Conny Arya Supit, dan lainnya. Sejumlah penampuan musik untuk lagu ‘I have a dream’ dan lagu-lagu religi Kristiani ditampilkan secara penuh harmoni. Puncak aniniversary diakhiri dengan santap siang bersama di resto. “Permulaan baru. Suatu yang baru yang Tuhan berikan. Kita semakin kuat dan maju di dalam Tuhan,” jelas Evie Kesek seputar arti ulang tahun ke-8 gereja yang dipimpinnya. Bagaimana tantangan dan pergumulan selama 8 tahun memimpin gereja? “Saya adalah seorang pengusaha. Saya membentuk atau mendirikan perusahaan itu pada tahun 1986. Di saat perusahaan sudah terbentuk, saya menggumuli agar di dalam perusahaan ini juga menghadirkan suasana religius. Kemudian, pergumulan tersebut terwujud dengan hadirnya sebuah persekutuan doa. Setelah 20 tahun berjalan, saya diperhadapkan dengan sebuah pergumulan lain yaitu membentuk sebuah gereja. Dan, gereja tersebut terbentuk pada tahun 2010 atau delapan tahun lalu,” jelasnya.

kika: Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketum PGLII) mendoakan Pdt. Evie Kesek

Bagaimana menyelaraskan antara seorang pengusaha yang berorientasi pada bisnis atau keuntungan, semantara pendeta atau hamba Tuhan berorientasi pada palayanan sosial? “Dari dulu saya senang menolong orang susah. Membantu anak-anak panti asuhan dan kegiatan sosial lainnya. Saya memiliki motto hidup: ‘apapun, setiap hari, saya harus memberi’. Puji Tuhan, sampai saat ini, saya terus diberkati sehingga berkat itu juga saya salurkan kepada yang membutuhkan. Setiap hari saya dibetkai dan terus memberkati. Memang, dari seorang pengusaha menjadi seorang gembala jemaat itu perlu banyak bimbingan dean belajar. Saya mendapat kesempatan 20 tahun membina persekutuan doa. Beberapa tahapan saya tempuh. Saat tahun kelima persekutuan doa berlangsung, saya mulai mengkarder anak-anak di perusahaan dan lama-kelamaan saya percayakan perusahaan kepada mereka. Sejak gereja terbentuk, perusahaan dijalankan anak-anak. Saya menjadi semakin berfokus pada penggembalaan jemaat. Kalau ada sesuatu, kita sering berdiskusi, terutama untuk suatu kontrak yang besar. Bahwa firman Tuhan, setia pada perkara kecil maka dipercayakan perkara-perkara besar. Terbukti, bermula dari sebuah persekutuan doa kemudian menjadi gereja. Sebuah penggembalaan jemaat telah melewati tahun ke-8 dan menjalani tahun ke-9. Memang tidak mudah meninggalkan predikat seorang pengusaha. Tetapi, karena panggilan Tuhan, maka Tuhan mengubahkan saya dan saya berserah penuh mau diubahkan Tuhan,” urai ibu empat anak dan 6 cucu ini.

Bagaimana tantangan seorang pengusaha dan gembala jemaat? “Sebagai pimpinan perusahaan itu mudah. Semua memakai sistem. Surat perintah kesatu, kedua, dan ketiga dikeluarkan berujung pada pemecatan atau bahasa halusnya dirumahkan secara dini. Tetapi, gembala sungguh bertolak belakang. Jika ada jemaat yang sakit diusahakan kesembuhannya. Yang lelah dikuatkan dan diberikan penghiburan. Saya belajar hal itu dari hari ke sehari. Menjadi seorang gembala yang mau diajar Tuhan. Saya mau belajar,” urainya.

Satu kerinduan seorang Pendeta Evie Kesek yang sedang dipergumulkan dan diperjuangkan adalah kerinduannya memiliki sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi. “Karena, dari sekolah itu akan tumbuh generasi yang kuat di dalam Tuhan. Untuk itu, saya perlu banyak belajar lagi. Itu adalah suatu kerinduan hati saya. Tuhan taruh di hati saya untuk membangkitkan satu generasi. Panggilan sebagai worshipers, sehingga anak-anak memiliki sekolah untuk bermusik. Jika di antara mereka memiliki talenta yang sangat bagus, maka orangtuanya tidak perlu membayar apapun agar anak-anak tersebut semakin terasah kemamuannya. Saya mencarikan guru untuk anak-anak tersebut,” jelasnya. “Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar,” demikian penggalan firman Tuhan dari Surat Efesus 1:17 yang menjadi favoritnya. (Epaphroditus Ph M)

Related posts