Salatiga Jadi Kota Paling Toleran 2024, Parepare Paling Rendah: Setara Institute Ajak Seluruh Kota Bangkit Bersama

Jakarta, Victoriousnews.com—  Setara Institute secara resmi meluncurkan Indeks Kota Toleran (IKT) 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/25). Hasilnya mengungkapkan realitas yang mencerminkan dua sisi wajah Indonesia: di satu sisi, harapan yang terus tumbuh di kota-kota yang merawat keberagaman, dan di sisi lain, tantangan nyata di kota yang masih bergulat dengan toleransi.

Salatiga, Jawa Tengah, kembali membuktikan diri sebagai kota paling toleran dengan skor tertinggi 6,544. Disusul oleh Singkawang, Kalimantan Barat (6,420) dan Semarang (6,356). Deretan kota-kota ini menunjukkan bahwa semangat inklusivitas bukan hanya slogan, tapi menjadi praktik nyata dalam kehidupan sosial dan kebijakan publik.

Berikut ini 10 besar kota paling toleran versi Setara Institute:

1. Salatiga – 6,544

2. Singkawang – 6,420

3. Semarang – 6,356

4. Magelang – 6,248

5. Pematang Siantar – 6,115

6. Sukabumi – 5,968

7. Bekasi – 5,939

8. Kediri – 5,925

9. Manado – 5,912

10. Kupang – 5,853

Dalam sambutannya, Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Ismail Hasani, menyampaikan bahwa peluncuran indeks ini bukan hanya untuk mengukur, melainkan juga untuk mendorong perubahan. “Indeks ini berhasil memprovokasi para wali kota dan elemen masyarakat agar bergerak dan berbenah. Bahkan kota yang semula mendapat cap intoleran, kini mulai bangkit keluar dari zona merah,” ujar Ismail.

Ismail menegaskan bahwa komitmen menyusun indeks ini akan terus dilanjutkan, karena bukan hanya menjadi kebutuhan lembaga, tapi kebutuhan bangsa.  “Saya membayangkan bila kinerja bapak-ibu di pemerintahan tidak ada yang mengapresiasi atau mengingatkan, tentu ini persoalan serius bagi tata kelola republik,” tegasnya.

Namun di sisi lain, indeks ini juga menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan rumah besar. Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menjadi kota dengan skor toleransi paling rendah yakni 3,945, disusul oleh Cilegon (3,994) dan Lhokseumawe (4,140). Kota-kota ini mengalami stagnasi dalam membangun ruang aman bagi keberagaman.

Berikut 10 kota dengan skor toleransi terendah:

1. Parepare – 3,945

2. Cilegon – 3,994

3. Lhokseumawe – 4,140

4. Banda Aceh – 4,202

5. Pekanbaru – 4,320

6. Bandar Lampung – 4,357

7. Makassar – 4,363

8. Ternate – 4,370

9. Sabang – 4,377

10. Pagar Alam – 4,381

Setara Institute mencatat, meskipun di beberapa kota tidak ditemukan kebijakan diskriminatif atau insiden intoleransi, ekosistem toleransi belum terbentuk secara utuh. Minimnya visi kepemimpinan, kebijakan promotif, serta keterlibatan aktif masyarakat menjadi penghambat utama.

 “Keberadaan kota-kota yang berulang kali berada di posisi terbawah menjadi sorotan penting. Ini bukan soal skor semata, tapi soal wajah Indonesia yang kita cerminkan ke generasi mendatang,” kata Ismail.

Peluncuran ini bukan sekadar seremoni, melainkan panggilan bagi seluruh elemen masyarakat: menjaga toleransi adalah tugas kolektif. Setiap kota memiliki peluang untuk berubah, seperti yang telah dibuktikan kota-kota di jajaran atas. Harapan itu nyata, selama kemauan untuk berbenah tidak pernah padam. SM

Related posts