Jakarta, Victoriousnews.com,- Salah satu lembaga gerejawi Aras Nasional, Persekutuan Gereja-Gereja & Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) tanggal 17 Juli 2019 tepat berusia ke 48 tahun berkarya dalam ladang pelayanan di Indonesia. Sampai saat ini (2019) anggota PGLII tersebar di seluruh pelosok Indonesia yang terbagi dalam 26 Pengurus Wilayah, 3 Perwakilan luar negeri dan tercatat 96 Sinode Gereja dan 106 Yayasan, Lembaga dan badan-badan misi.
Dengan mengusung tema, “Berdiri Teguh Di Dalam Kuasa Injil” (Kolose 1:23), PGLII yang berdiri tahun 1971 ini menggelar ibadah syukur di Graha GEPEMBRI, Jl. Raya Boulevard Barat XB 4 Kelapa Gading, Jakarta Utara dan dihadiri oleh pimpinan gereja, sinode dan lembaga anggota PGLII, hadir juga pimpinan PGLII Wilayah DKI Jakarta, Banten, Depok, Jawa Barat, Sulawesi dan lain sebagainya. Dalam momen tersebut, para sahabat yang tergabung dalam FUKRI turut hadir memberikandukungan dan ucapan selamat. Tampak hadir pula Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketum PGLII Pusat), Pdt. Dr. Tommy Lengkong (Plt. Sekum PGLII), Pdt. Gomar Gultom (Sekum PGI), Pdt. Mawardin Zega (Sekjen MUKI), Pdt. Shephard Supit, Majelis Pertimbangan PGLII (Pdt. Dr. Bambang Wijaya, Pdt. Dr. Nus Reimas), dan masih banyak lagi.
HUT PGLII ke 48 ini merupakan momentum bagi anggota PGLII untuk melakukan perenungan bahwasampai sejauh mana kita sebagai umat Kristiani berperan bagi kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Sebagai Lembaga Aras Nasional kami memperhatikan persoalan dan tantangan masa depan. Gereja harus cepat beradaptasi dengan gelombang perubahan modernisasi, gereja tidak boleh hanyut terbawa arus zaman. Gerejalah yang memimpin kemajuan, gereja menjadi terang serta sumber inspirasi pembaharuan sehingga mampu dan mempertahankan nilai-nilai eskatologi,” tutur Ketua Umum PGLII Pusat, Pdt. Dr. Ronny Mandang, M.Th.
Lanjut Pdt. Ronny, Gereja harus selalu tereformasi “Ecclesia reformata, semper reformandaest” bahwa gereja harus me-reeksakminasi dirinya sendiri secara berkelanjutan dalam rangka mengutamakan kemurnian doktrin dan praktiknya, istilah yang berarti reformasi belum selesai, reformasi berjalan terus. Tentunya perubahan seyogyanya memperkuat iman Kristiani dan dalam wujudnya tetap memiliki warna Kristiani Indonesia, Sehingga Umat Kristen tetapmemiliki wajah nasionalis Indonesia. Dalam perjalannya mewujudkan ‘Bersatu dan Memberitakan Injil’, Kaum Injili terus menerus melakukan estafet kepemimpinan secara berkelanjutan tanpa paksaan dan dilakukan dengan kesadaran dan kekuatan dalam kebersamaan.
“Oleh anugerah Tuhan kebersamaan yang dibangun oleh gereja dan sinode bahkan kekompakan yang dirajut antara sesama aras gereja nasional yang terjalin dengan baik dan sehat. Tidak sampai disitu PGLII yang tergabung dalam FUKRI yang terdiri dari Aras Nasional KWI, PGI,PGPI, PBI, Bala Keselamatan, GMAHK, GOI menjalin persahabatan dengan agama-agama lain di Indonesia. Persahabatan ini terus dirawat dan pada gilirannya PGLII juga memiliki kontribusi sebagai Aras Gereja Nasional yang mempererat kesatuan dan persatuan bangsa. Harapan kami agar Umat Kristiani Indonesia tetap setia untuk berdoa dan menjaga Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wujud Bhinneka Tunggal Ika dan menghormati bendera Merah Putih.Umat Kristiani bersedia bekerja keras untuk menciptakan masyarakat adil makmur sejahtera menuju hari depan yang penuh harapan,” papar Pdt. Ronny.
Pdt,. Ronny Mandang ketika menyampaikan firman Tuhan, mengupas mengenai kitab Kolose 1. 23, Berdiri Teguh Dalam Kuasa Injil. “Kita harus kokoh berdiri dalam kuasa Injil. Maksudnya adalah; kokoh berdiri dalam teologi Injili, kokoh berdiri dalam melayani karena Injil dan kokoh berdiri di tengah masyarakat dan bangsa,” urai Pdt. Ronny.
Seusai pemberitaan firman Tuhan dilanjutkan dengan kata kata sambutan. Diantaranya adalah sambutan dari Ketua Panitia HUT PGLII (Pdt. Dr. Tommy Lengkong, M.Th), Pdt. Dr. Anton Tarigan (Ketua Panitia World Evangelical Alliance-General Assembly 2019), Dirjen Bimas Kristen, Majelis Pertimbangan PGLII dan dari perwakilan FUKRI yang sampaikan oleh Sekum PGI Pdt. Gomar Gultom.
Di penghujung acara diakhiri dengan pemotongan kue ulang tahun yang berbentuk Alkitab raksasa diiringi dengan musik dan lagu “La Biar Api Injil Tarus Manyala”. SM