Victoriousnews.com,-Hampir setiap saat membuka Tik Tok, saya mendapatkan video atau gambar sosok wanita anggun dari Thailand itu. Seksama diperhatikan mirip figur Gubernur Wanita Pertama Maluku Utara. Seorang pemimpin negara di Asia Tenggara. Serupa dengan Sherly Tjoanda-Laos (Gubernur Maluku Utara) yang menggunggah setiap kegiatannya di media sosial tersebut.
Adalah Paethongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Wanita Kedua Thailand sekaligus Perdana Menteri Thailand ke-31 yang menjabat sejak 16 Agustus 2024. Wanita kelahiran Bangkok (Thailand), 21 Agustus 1986 ini tercatat sebagai pemimpin wanita kedua Thailand setelah Yingluck Shinawatra (Perdana Menteri Thailand ke-28 periode 5 Agustus 2011-7 Mei 2014) yang adalah bibinya. Bagian keluarga Shinawatra ini melanjutkan naik kekuasaan Thailand ketika sang ayah, Thaksin Shinawatra menjabat Perdana Menteri Thailand ke-23 sejak 9 Februari 2001 hingga digulingkan lewat kudeta militer pada 19 September 2006. Ibu Paethongtarn Shinawatra adalah Potjaman Na Pombejra.
Pihak Militer Thailand yang menyebut diri sebagai Dewan Pembaruan Demokratis menyatakan bahwa pemerintahan Thaksin telah menghina raja, mencampuri badan-badan pemerintahan, dan menciptakan perpecahan di masyarakat. Alasan kudeta berikutnya adalah bahwa raja adalah Kepala Negara Thailand. Pihak militer menyebutkan bahwa tindakan tersebut dapat dibenarkan karena korupsi telah merebak dalam pemerintahan Thaksin.
Mewarisi darah pengusaha sang ayah, Paethongtarn Shinawatra kemudian muncul sebagai pimpinan Partai Pheu Thai. Partai ini merupakan perwujudan ketiga partai politik di Thailand. Sebuah partai yang turut dimotori dan didirikan oleh ayahnya, Thaksin Shinawatra pada 20 September 2007. Partai ini didirikan untuk mengantisipasi penggantian Partai Kekuatan Rakyat yang dibubarkan Mahkamah Konstitusi (Thailand) sekitar tiga bulan kemudian setelah ditemukan ada anggota bersalah atas kecurangan pada Pemilihan Umum. Partai Kekuatan Rakyat itu pun merupakan pengganti untuk Partai Thai Rak Thai yang dibubarkan Mahkamah Konstitusi (Thailand) pada Mei 2007 atas pelanggaran di Pemilihan Umum.
Paethongtarn memimpin partai sejak tahun 2023 dan menjadi Perdana Menteri termuda di Thailand. Ia menyelesaikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama di Saint Joseph Convent School dan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Master Dei School. Kemudian meniti pendidikan di Fakultas Sains Politik di Universitas Chulalongkorn untuk memperoleh gelar sarjana di Ilmu Politik pada tahun 2008 dengan fokus pada Sosiologi dan Antropologi. Paethongtarn melanjutkan studi master di Britania Raya dan mendapatkan gelar MSc pada studi Manajemen Perhotelan Internasional di Universitas Surrey.
Ia menikah dengan Pitaka Suksawat pada 2019 dan dikaruniai dua orang anak. Pada tahun 2019 itu juga, dia membantu bibinya, Yingluck Shinawatra pada kampanye untuk Partai Pheu Thai dengan mengenakan kostum bertuliskan ‘Kembalikan Ayah’ dan ‘Minta Ayah Pulang’ ketika Thaksin Shinawatra kabur ke luar negeri.
Pada 28 Oktober 2021, Paethongtarn diangkat sebagai Penasehat Partai Pheu Thai bidang partisipasi dan inovasi. Pada pertemuan Partai Pheu Thai tanggal 20 Maret 2022, ia terpilih sebagai ‘Kepala Keluarga Pheu Thai’. Ketika berbicara pada Rapat Umum Tahunan Partai Pheu Thai bulan April 2022 dikatakan bahwa dia ingin melihat perubahan rezim di Thailand dan ingin mendapatkan lebih banyak pengalaman sebelum mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri Thailand. Pada Oktober 2022, Paethongtarn diangkat sebagai Penasehat Pusat Operasi Pemilu Partai Pheu Thai.
Ia menjadi kandidat perdana menteri tersohor dalam jajak pendapat. Pada April 2023, dia secara resmi dinominasikan sebagai seorang dari tiga kandidat perdana menteri Partai Pheu Thai pada Pemilihan Umum. Dua orang kandidat perdana menteri lainnya termasuk Srettha Thavisin dan Chaikasem Nitisiri.
Setelah Srettha Thavisin digagalkan Mahkamah Konstitusi (Thailand) menyusul penunjukan menteri dengan rekam jejak tidak baik (kriminal), Partai Pheu Thai menominasikannya sebagai kandidat perdana menteri. Pada Rapat Parlemen, Paethongtarn memperoleh dukungan sebanyak 319 anggota parlemen, sementara 145 anggota parlemen menolak. Ia resmi menjabat sebagai perdana menteri termuda dan perdana menteri perempuan kedua Thailand sajak 16 Agustus 2024.
Pada pidato pertamanya sebagai perdana menteri, Paethongtarn mengungkap bahwa dia “mendedikasikan untuk membuat setiap jengkal Thailand sebagai tanah yang penuh peluang, dimana setiap orang bebas bermimpi, menciptakan, dan mengharapkan masa depannya masing-masing. @epa_phm