Victoriousnews.com,-Webinar Kolokium Nasional dengan tema “Kristologi Dalam Tantangan Zaman” yang digelar pada Jumat, 28 Juli 2023, menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidang teologi. Diantaranya adalah: Dr. Stevi Indra Lumintang, Dr (c) Ezra A Soru, S Th, M.Pdk, Dr. Rubin Adi Abraham, Dr. Andreas Himawan, dan Romo Daniel Byantoro, Ph.D.
Webinar ini menjawab kegelisahan umat Kristiani di tengah maraknya ajaran-ajaran kekristenan yang nyaris meruntuhkan keimanan kepada Tuhan Yesus. Apalagi beredar penggalan video yang tersaji dan viral di media sosial, “Yesus Bukan Juruselamat”. Penggalan video tersebut dinilai banyak pimpinan aras gereja, teolog, serta kaum awam Kristen, bahwa ajaran tersebut “menyesatkan” dan melenceng dari ajaran Alkitab sebagai pondasi iman pengikut Kristus.
Pada sesi pertama, Dr. [c]. Esra A. Soru, S.Th, M.Pdk memaparkan tema “Yesus dan YHWH Dalam Studi Biblika, Historis dan Teologis”. Ezra Soru, menjelaskan, secara teologis mengenai eksistensi YHWH dan Yesus dilihat dari sudut Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB). “Dalam PL, YHWH adalah Hakim yang mengadili (Mazmur 7:9), TUHAN (YHWH) mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku. Begitu pula dikatakan dalam Yesaya 3:13, Ulangan 32:36 dan 1 Sam 2:10. Sedangkan dalam PB Yesus ditunjukkan sebagai Hakim yang akan mengadili di akhir zaman (Mat 7:22-23). Bahkan ada ayat pendukung lainnya, Matius 25:32-33,” ujar Pdt. Ezra Soru.
Lanjut Ezra, dalam PL juga dikatakan bahwa YHWH adalah Gembala umat-Nya (.Maz 23:1). “Begitu pula di PB, Yesus menyatakan diri sebagai Gembala yang baik (Yoh 10:11,14,” ungkap Soru.
Ezra kemudian mengutip pernyataan, Charles H. Spurgeon: Yesus Kristus adalah TUHAN kebenaran kita. Di sana ada tiga kata, ‘Yahweh’, – karena demikianlah dalam bahasa aslinya, – ‘Kebenaran kita’. Ia adalah Yahweh. “Bacalah ayat ini, dan engkau akan dengan jelas mengerti bahwa Mesias dari orang-orang Yahudi, Yesus dari Nazaret, Juruselamat dari orang-orang non Yahudi, jelas adalah Yahweh. Ia mempunyai gelar dari Allah Yang Maha Tinggi Yang tidak bisa diberikan kepada yang lain.Dengan demikian ajaran ES bahwa Yesus bukan YHWH melainkan hanya wadah dari YHWH adalah ajaran sesat yang sama sekali menyimpang dari Alkitab,” tandas Pdt Soru.
Pada Sesi kedua, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Sinode Gereja Bethel Indonesia (BPP GBI), Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, MTh, memaparkan mengenai Pra Eksistensi Yesus Kristus dan Konsep Inkarnasi. Menurut Pdt. Rubin Yesus Kristus sudah ada, sebelum Ia dilahirkan di Betlehem. Manusia ada ketika ia dilahirkan, bukan mempunyai pra-eksistensi (sebelum ia dilahirkan).
Lebih lanjut, Pdt. Rubin, memberikan bukti soal pra-eksistensi Yesus Kristus seperti tertulis pada nats Yohanes 6:51 dan Yohanes 3:13. Ia sudah ada sebelum Abraham (Yohanes 8:58, Keluaran 3:14) dan bersifat kekal. Yesus Kristus pencipta segala sesuatu (Yohanes 1:3), Ia sehakekat dengan Allah (Yohanes 10:30), Ia memiliki kemuliaan sebelum dunia dijadikan (Yohanes 17:5,24]/, Yesus Kristus adalah rupa Allah yang setara dengan Allah (Filipi 2:6),” ujar Pdt. Rubin.
Menurut Rubin, bukti-bukti kekekalan Yesus Kristus, ia jelaskan seperti tertulis pada nats Wahyu 1:8,17 yakni Kristus sebagai Alfa dan Omega dan Yesaya 48:12. Perihal inkarnasi Yesus Kristus, Rubin menjelaskan artinya Allah mengambil rupa (tubuh) manusia sesuai dengan nats Yohanes 1:1,14 yakni Yesus Kristus sebagai LOGOS. Konsepnya berakar dari Perjanjian Lama (YAHWEH), Firman Tuhan yang menjadi manusia. Ini bukan re-inkarnasi sesuai dengan nats Ibrani 9:27,” Papar.Dr Rubin.
Ia menegaskan pada waktu Allah berinkarnasi menjadi manusia, Dia tidak berubah wujud sehingga kehilangan wujud awal/asli. Waktu Dia mengosongkan diri-Nya (Filipi 2:7) keallahan Kristus tidak hilang atau berkurang. namun Dia menyembunyikan atau menyelubungi kemuliaan-Nya dengan kemanusiaan yang terbatas.
Lanjut Rubin, hal ini dapat dibuktikan dengan peristiwa kelahiran-Nya di Bethlehem, Ia tak ada di Yerusalem. Hal ini membuktikan Ia tidak maha hadir. Yesus Kristus tidak tahu perihal kapan hari kedatangan-Nya (Matius 24:36). “Tujuan inkarnasi Yesus Kristus, yakni menebus dosa manusia karena upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Dalam keadaan sebagai manusia, ia mati (Filipi 2:8). Jadi Yesus itu 100 persen Allah dan 100 persen manusia sejati. Ia bisa menjadi perantara antara manusia dan Allah,” pungkas Pdt Rubin Adi. SM
Comment