Sejarah  SMA  Barana, Sekolah Terbaik Di Sulsel Yang Didirikan Tokoh Toraja, Prof.Dr Jonathan L Parapak

News, PENDIDIKAN265 Views

TORAJA,Victoriousnews.com,- Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) Barana merupakan salah satu sekolah unggulan di Sulawesi Selatan yang terletak di Jl. Pamabi Barana, Rantepao, Buntu Barana, Kec. Tikala, Kabupaten Toraja Utara.

Gerbang Masuk SMA Barana

Sejarah mencatat, berdirinya sekolah tersebut, awalnya adalah  sebuah tempat kursus dan tempat tinggal (posko pelayanan) zending misionaris Belanda bernama, Antonie Aris Van de Loosdrecht dari Gereformede Zendings Bond (GZB) 1913.

 Antonie Aris Van de Loosdrecht adalah tokoh penginjil Belanda yang mewartakan Injil pertama kali di Toraja. Setelah kematian AA Van de Loosdrecht pada tahun 1917, rumah tersebut kemudian didiami oleh Johannes Belksma (1884 – 1942).

J.Belksma mendirikan Normaalcursus pada tahun 1916 dan menjadi kepala lembaga tersebut hingga tahun 1942.

Di Normaalcursus, J Belksma pertama kali mendidik 12 murid terpintar yang diambil dari berbagai penjuru Toraja.

Selama dua tahun mereka dididik dan dipersiapkan untuk menjadi guru dan pemimpin gereja. Sampai tahun 1942, Normaalcursus merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang menghasilkan pemimpin di Tana Toraja.

Lembaga tersebut berubah nama menjadi Sekolah Guru Bawah (SGB) Kristen pada tahun 1951 dan dikembangkan menjadi Sekolah Guru Atas (SGA) Kristen pada tahun 1952.

SGA Kristen ini oleh kebijakan Pemerintah Republik Indonesia berubah menjadi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Kristen dan lokasinya pertama kali berada di Asrama Elim Rantepao kemudian dikembalikan ke Barana’ dengan bangunan yang baru melalui bantuan dari Inter Cerkelijke Coordinatie Commisie Intwik Keling Sprojecten (ICCO).

Tahun 1993 SMAK Barana Resmi Diakui 

Pada tahun 80-an SPG seluruh Indonesia ditutup. Atas inisiatif beberapa tokoh Toraja dipimpin oleh Prof Dr..Jonathan L Parapak, SPG Kristen Rantepao di Barana’ dialih fungsikan menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA)

Berdasarkan UU No 2 Thn 1989 dan PP No 29 tahun 1990, SPG Kristen Barana‘ beralih fungsi menjadi sekolah menengah atas.

Atas kerjasama Majelis Pendidikan Pusat Kristen (MPPK) dan Yayasan Perguruan Kristen Toraja (YPKT), SMU Kristen Barana‘ dijadikan salah satu sekolah model untuk kawasan Indonesia Timur.

Berdasarkan UU No 2 Tahun 1989 dan PP No 29 tahun 1990, SPG Kristen Barana‘ beralih fungsi menjadi sekolah menengah atas. Dan, sejak 1 Januari 1993, SPG Kristen Barana‘ menjadi SMU Kristen dengan status “Diakui”.

Berkat banyaknya prestasi pendidikan yang dicapai, pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan menetapkan SMU Kristen Barana’ sebagai salah satu sekolah unggulan.

Tahun 2006 dengan Surat Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 802.a/C4/MN/2006 dan SMU Kristen Barana‘ diproyeksikan menjadi salah satu Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dari 100 sekolah yang ada di Indonesia dengan status Rintisan SMA Bertaraf International (R-SMA BI).

SMA (perubahan nama dari SMU) Kristen Barana’ telah menjadi pelanjut tradisi di Barana’ sebagai tempat penyiapan pemimpin gereja dan masyarakat.

Barana berarti “Pohon Beringin” yang mengayomi

Ki-ka: Kepala Sekolah SMA Barana, Marthen Kala Lembang & Wakepsek Marthen Payung Langi

Makna  “Barana” adalah nama suatu kampung di Toraja yang artinya Pohon Beringin. “Pohon Beringin itu rindang tempat orang-orang bernaung. Artinya, sekolah ini diharapkan dapat mengayomi masyarakat,” ujar Kepala Sekolah (Kepsek} SMA Barana saat ini, Marthen Kala Lembang, S.Th, M.Pd.

Kepsek Marthen Kala Lembang mengatakan, peraturan di SMA Barana, semua siswa wajib tinggal di asrama. Mereka berasal dari berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia, bukan hanya masyarakat Tana Toraja.

“Ada seleksi ketat untuk masuk sekolah ini. Kita bikin mereka tinggal di asrama agar fokus dalam menjalani pendidikan, terutama pendidikan karakter kristen seperti yang tertulis dalam visi-misi sekolah ini. Tujuan tinggal di asrama  adalah untuk menjaga Anak didik terhindar dari pergaulan yang kurang baik  di luar sana,” papar  Kepsek Marthen Lembang.

SMA Barana ini mengedepankan etika sopan santun, moral, budi pekerti serta pendidikan akademik. Sehingga tergambar jelas keramahan ketika berjumpa setiap siswa di SMA Barana. Tak heran, berbagai prestasi akademik dan non akademik (ekstrakulikuler) sudah diraih sekolah ini.

“OSN (Olimpiade Sains Nasional) tingkat provinsi dan Indonesia sudah kita ikuti. Hingga sampai ke dunia internasional. Baru-baru ini siswa kita ikut lomba paduan suara etnik di Philipina, lalu ikut presentasi budaya di Australia,” kata Wakil Kepsek Bidang Kesiswaan, Marthen Payung Langi, S.Pd, M.Pd.

“Saya pernah studi banding ke sekolah Unggul DEL di Balige, Sumatra Utara. Hal itu untuk terus melakukan upaya peningkatan sekolah ini,” tandas Marthen Payung Langi.

Menurut Marthen Payung, ada 653 siswa sekarang ini di SMA Barana. Banyaknya minat siswa di sekolah itu, Marthen Payung berharap pihak Yayasan dan sinode Gereja meningkatkan sarana-prasarana di sekolah itu.

“Mereka siswa pilihan dari berbagai daerah bukan cuman warga Toraja. Malahan orang Toraja yang ada di sekolah ini sekitar 30% saja. Ada juga yang datang tidak kuat tinggal di asrama minta pulang, ya kita pulangkan. Mungkin anak itu sudah terbiasa dan lebih suka kebiasaan hidup di luar sana,” ujarnya.

Dikutip dari laman ltmpt.ac.id, SMA Kristen Barana kini berada di peringkat 8 di Sulawesi Selatan dan 844 secara nasional.

Tampak depan SMA Barana dikelilingi hamparan persawahan yang asri

SMA Barana sering dijuluki masyarakat sebagai sekolah “Mewah” = Mepet Sawah. Karena lokasi sekolah tersebut dikelilingi bukit dan hamparan persawahan nan asri. SM