JAKARTA,Victriousnews.com – Dalam semangat persatuan dan panggilan ilahi, Sinode Gereja Bethel Injili Nusantara (GBIN) menggelar Sidang Sinode Perdana yang dirangkai dengan Perayaan HUT ke-2, pada 17-19 Juni 2025 di Ruang Merica, Menara Peninsula Hotel, Jakarta Barat. Acara ini mengangkat tema yang sarat makna: “Melayani Terus Sampai Tuhan Datang” (1 Korintus 15:58).
Kegiatan dibuka secara khidmat dengan ibadah syukur ulang tahun ke-2 dan peresmian sidang sinode yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Pembimas Kristen DKI Jakarta, Pdt. Mangarerak Baringbing, S.Th.

Sebagai wujud nyata dari semangat Nusantara, para hamba Tuhan dari berbagai daerah Indonesia hadir dengan mengenakan pakaian adat daerah masing-masing—mulai dari Jawa, Batak, Minahasa, Betawi, Sunda, Papua, Kalimantan, hingga Bali. Ragam budaya ini memperlihatkan kekayaan bangsa dan menjadi ciri khas GBIN sebagai gereja yang inklusif dan nasionalis.
Acara ini turut dihadiri berbagai tokoh penting dan tamu undangan, di antaranya:
Pdt. Mangarerak Baringbing, S.Th (Pembimas Kristen DKI Jakarta), Dr. Yan Maringka (mewakili Bpk. Hashim Djojohadikusumo),Sekjen MUKI, Pdt. Dr. Joice Ester,Pdt. Ir. Suyapto Tandyawasesa,Pdt. Dr. Jerry Rumahlatu, Ketua Umum API, Pdt. Brigjen TNI (Purn) Harsanto Adi, M.Th,Senator asal Papua, Paul Finsen Mayor, SIP, dan tokoh-tokoh lainnya.
Pelayanan Itu Bukan Sekedar Aktivitas Rohani, Tetapi Mandat Surgawi
Dalam khotbahnya, Ketua Umum Sinode GBIN, Pdt. Dr. Melianus H. Kakiay, M.Th, atau yang akrab disapa Pdt. Ferry, mengajak seluruh umat percaya untuk tidak lelah melayani Tuhan. Ia menegaskan bahwa pelayanan bukanlah sekadar aktivitas rohani, melainkan mandat surgawi. “Jika kita melayani Tuhan, jerih payah kita tidak akan sia-sia. Mujizat Tuhan terjadi ketika umat-Nya berkumpul. Jangan tinggalkan gereja mula-mula, sebab dari sanalah kuasa Tuhan dinyatakan!” tegasnya.
GBIN, meski baru berusia dua tahun, telah menjangkau 15 provinsi di Indonesia. Hal ini menjadi bukti bahwa pelayanan yang dilakukan dengan iman dan kesetiaan, sekecil apapun, dapat membawa dampak besar.
Pdt. Ferry memaparkan lima alasan mengapa kita harus melayani terus sampai Tuhan datang:
1. Melayani adalah perintah Tuhan (Matius 24:46),
2. Karena kita telah menerima talenta dan kepercayaan dari Tuhan,
3. Dunia memerlukan terang—dan terang itu adalah kita,
4. Pelayanan mempersiapkan kita menyambut kedatangan Kristus,
5. Ada upah dan mahkota yang Tuhan sediakan (2 Timotius 4:7-8).
Ia juga mengingatkan bahwa pelayanan sejati tidak didasarkan pada motivasi materi atau legalitas formal. “Kita melayani bukan untuk perpuluhan dan kolekte. Pelayanan adalah kehendak Tuhan, dan dilindungi oleh Surga dan juga oleh konstitusi negara, UUD 1945. Dunia ini semakin gelap, maka kita harus jadi terang. Terus melayani sampai Tuhan datang!” tutupnya dengan mengutip Wahyu 2:10.
Momen Perayaann HUT ke- 2 GBIN meriah
Setelah rangkaian ibadah syukur yang penuh sukacita, acara dilanjutkan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-2 Gereja Bethel Injil Nusantara (GBIN) yang jatuh tepat pada tanggal 17 Juni. Tanggal ini menjadi momentum bersejarah, menandai dua tahun sejak GBIN dideklarasikan pada tahun 2023 lalu.
Suasana semakin meriah saat seluruh jemaat, panitia, hamba-hamba Tuhan, serta para tamu undangan yang hadir secara serempak menyanyikan lagu “Happy Birthday To You” sebagai ungkapan syukur dan sukacita atas pertambahan usia pelayanan GBIN.
Ketua Umum Sinode GBIN, Pdt. Dr. Melianus H. Kakiay, M.Th, didampingi oleh Ibu Pdm. Eva Tan, bersama Ketua Panitia Pdt. Kol (Purn) Dr. Robert Pandiangan, serta seluruh panitia yang terlibat, turut maju ke depan minbar. Ketum Sinode GBIN meniup lilin dan memotong kue ulang tahun sebagai simbol ucapan syukur dan komitmen untuk terus melayani dan memperluas karya Kerajaan Allah di tengah-tengah bangsa.
Kebersamaan dan antusiasme para hamba Tuhan membuat perayaan ini bukan hanya menjadi ajang syukur, tetapi juga penguatan iman dan semangat pelayanan bagi seluruh warga GBIN ke depannya.
GBIN Didorong Terus Bergerak dalam Kuasa Roh Kudus

Perayaan HUT ke-2 Gereja Bethel Injil Nusantara (GBIN) yang dirangkaikan dengan Sidang Sinode pertama, menjadi momentum spiritual dan strategis yang sarat makna. Dalam sambutannya, Ketua Panitia Pdt. Dr. Robert Pandiangan menegaskan bahwa kegiatan Sidang Sinode yang digelar pada 17–19 Juni 2025 bukan hanya sekadar forum organisasi, melainkan ajang silaturahmi dan pembekalan bagi seluruh pejabat serta calon pejabat GBIN.
“Saya ajak para Hamba Tuhan GBIN agar mengikuti kegiatan Sinode ini seoptimal mungkin,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan rasa syukur karena GBIN kini telah hadir di 15 provinsi di seluruh Indonesia. “Ini adalah bukti bahwa percepatan pelayanan GBIN adalah hasil karya Roh Kudus dan semangat perjuangan yang pantang menyerah.”
Mengutip Roma 12:11, Pdt. Robert menekankan pentingnya semangat yang menyala-nyala: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” Ia berharap, semangat “Api Pentakosta” senantiasa menyala tanpa batas—dari Timur, Barat, Utara hingga Selatan.
“Mari kita terus bergerak. Menembus keterbatasan, menerobos seperti pasukan khusus yang sangat khusus. Hening, namun kuat dalam doa. Tak goyah, karena yang memimpin adalah Sang Panglima Agung—Yesus Kristus Tuhan, yang empunya GBIN ini. Mari kita melayani terus sampai Tuhan datang!” pungkasnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Pdt. Brigjen (Purn) Harsanto Adi, MM, M.Th, memberikan apresiasi tinggi atas kemajuan GBIN yang dalam waktu singkat telah berdiri di 15 provinsi. “Saya mengikuti sejak awal pendiriannya. Luar biasa! Dua tahun sudah ada di 15 provinsi. Sementara API butuh 20 tahun untuk mencapai itu,” ujarnya kagum.
Sekretaris Jenderal Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI), Pdt. Dr. Joice Ester Raranta, mewakili Ketua Umum MUKI Djasarmen Purba yang berhalangan hadir, membacakan sambutan yang mengajak GBIN untuk bersinergi dalam pemberdayaan umat. “MUKI mengajak GBIN untuk berkolaborasi membangun umat Kristen melalui program bela negara, kesejahteraan sosial, pembinaan mental, toleransi, dan kesetaraan—berlandaskan Pancasila dan UUD 1945,” katanya.
Turut memberikan sambutan, Dr. Yan Maringka mewakili tokoh nasional Bapak Hashim Djojohadikusumo. Dalam pesannya, Hashim menekankan pentingnya peran gereja dalam membina rohani umat serta memperkuat persatuan di tengah keberagaman. “GBIN sebagai bagian dari tubuh Kristus di Indonesia diharapkan terus memberi kontribusi dalam membangun masyarakat yang rukun, adil, dan sejahtera,” tulisnya dalam pesan yang dibacakan.
Dari unsur pemerintah, Pembimas Kristen DKI Jakarta, Pdt. Mangarerak Baringning, S.Th, memberikan apresiasi atas dedikasi para hamba Tuhan GBIN. “Usia 2 tahun berbicara tentang kairos—waktu Tuhan yang tepat. Dalam usia yang masih muda, GBIN telah menjangkau banyak daerah dan menunjukkan semangat pelayanan yang luar biasa,” tuturnya.
Lebih lanjut, Mangarerak mengibaratkan GBIN seperti anak kecil yang awalnya bergantung pada orang tua, namun kini sudah mampu berdiri dan menjangkau lebih luas. Ia menutup arahannya dengan harapan agar pelayanan GBIN semakin maksimal untuk memperluas Kerajaan Allah.
Perayaan HUT ke-2 GBIN dan Sidang Sinode pertama ini bukan hanya menjadi refleksi atas pencapaian masa lalu, tetapi juga tonggak visi ke depan: GBIN yang semakin kuat, menyala-nyala dalam roh, dan terus bergerak menembus batas untuk kemuliaan Tuhan. SM