Kursus Musik Praktis (KMP) “Mazmur Daud”, Buka Kelas Worship Leader Untuk Mengasah Kepekaan Profetik

Ki-ka: Ps. Dewi Dirgantoro, Ps. Yusak Itong Suryana., M.Th dan Yosua Ongko Yuwono

Jakarta,Victoriousnews.com,- “Saya ini terpanggil untuk melatih orang-orang yang masuk dunia pelayanan gerejawi, khususnya di bidang musik (keyboard, gitar),  menyanyi (singer), Worship Leader, maupun menari. Nah, sekolah musik memang sudah banyak. Dan saya pernah berkecimpung di sana. Tetapi mereka punya kurikulum yang panjang (1 sd 2 tahun). Kemudian saya berpikir, kenapa kalau kita buat sekitar 3 bulan orang tidak langsung bisa melayani? Padahal itu kan hanya teknik mengajar. Ketika saya coba, ternyata orang sudah bisa terjun melayani di gereja. Minimal mereka bisa melayani pujian penyembahan yang slow beat atau slow rock.  Mulai saat itulah saya bentuk Kursus Musik Praktis (KMP) ‘Mazmur Daud’,” ujar Ps. Yusak Itong Suryana., M.Th, Pimpinan Yis Production, Majalah PRAISE, Musisi, Instruktur Musik, sekaligus Dosen STT REM kepada wartawan Kristiani di Kampus STT REM, Jakarta, (Sabtu, 22 Juni 2019).

Ps. Yusak ketika menyampaikan materi dalam kelas WL

 Kursus Musik Praktis ini, lanjut Yusak, awalnya dibuka kelas keyboard dan kelas vokal. Namun seiring berkembangnya waktu, ada banyak permintaan untuk membuka kelas baru, khususnya kelas Worship Leader (WL) atau yang terpanggil melayani Tuhan di bidang pujian. Dibukanya kelas ini bertujuan untuk memperlengkapi seorang Worship Leader agar memiliki kepekaan mendengar suara Tuhan (profetik). Kursus tersebut diadakan setiap hari Sabtu, mulai tanggal 15 Juni s/d 6 Juli 2019 di Kampus STT REM, Jalan Pelepah Kuning III Blok WE 2 No. 4G-K, Kelapa Gading, Jakarta Utara. “Kelas untuk para WL ini dibuka dengan tujuan memberikan pemahaman akan fungsi dan peranan sebagai WL. Juga, untuk mengetahui apakah seorang WL memiliki kepekaan akan suara Tuhan (profetik) atau tidak,” papar Yusak

Hal yang mendorong Yusak terpanggil dan terbeban membentuk KMP adalah karena prihatin dengan maraknya para pelayan yang menjadikan mimbar/altar sebagai panggung pertunjukan. “Ini memang agak ekstrim, panggung itu dianggap bukan panggung pelayanan melainkan untuk pertunjukan.  Jadi penonton itu bukan pihak Sorga lagi, tetapi jemaat yang menonton mereka. Meski mereka menyanyinya bagus dan aransemen musiknya bagus. Tetapi bagi saya itu sudah meleset dari hati Tuhan yang sesungguhnya. Di sini, ada pihak Sorga yang tersinggung, karena seharusnya pihak Sorgalah yang menonton. Tuhan memang menghargai kemampuan/skill menyanyi atau bermain musik, tetapi Tuhan lebih menghargai kepekaan suara Tuhan. Saya mau kasih tahu kepada para WL.  Jika mereka tidak punya karunia profetik, merekapun bisa menjadi WL. Tetapi kalau mereka tidak hati-hati akan menjadi entertain. Karena mereka tidak punya kepekaan terhadap suara Tuhan. Kenapa? Karena mereka hanya mengandalkan bakat. Bayangkan saja, orang yang habis berbuat dosa pun masih bisa melayani sebagai pemuji dan bisa bermain musik sebagus mungkin. Tetapi kepekaan/profetik itu tidak bisa membohongi. Dan ingat satu-satunya jalan menghadirkan hadirat Tuhan adalah melalui pujian penyembahan,”ungkap Yusak

Suasana kelas WL (Sabtu 22 Juni)

.Yusak menambahkan bagi para peserta yang ikut kelas untuk WL akan mendapatkan pengetahuan mulai dari persiapan ‘menyusun lagu’ hingga ‘penampilan dalam pelayanan Praise dan Worship’. Beberapa materi yang akan diterima oleh para peserta adalah: Pertama, Pemilihan lagu lambat dan cepat. Kedua, Berbagai alternatif ‘pembukaan lagu’. Ketiga, Kreativitas dalam transisi lagu. Keempat, Kekayaan kata (vocabulary) dalam bermazmur. Kelima, Mendapatkan Nyanyian baru (Tim KMP bantu penulisan not dan aransemen musiknya). Dan Keenam, Pengisian Quisioner Karunia dan Temparamen, Apakah benar anda memiliki ‘Karunia profetik ‘ yang mendukung posisi anda sebagai Worship Leader,Singers, Musisi Dan Penari.  “ Untuk point ke-6 ini penting diketahui bagi setiap orang yang sudah dan akan melayani Tuhan dalam bidang Praise and Worship sebagai salah satu persyaratan. Juga, akan meneguhkan panggilan para peserta dalam bidang Praise and Worship, Musik, Dan penari di gereja anda. Sekali lagi, melalui kursus ini para peserta dapat memperkaya teori dan praktek  dalam mengemas lagu dan arransemen musik, serta sikap yang benar ketika menjadi Worship Leader (pemimpin penyembahan),Singers (backing vocal, para penyanyi), Musisi (tim musik) dan Penari,” papar Yusak menambahkan, bahwa setelah peserta selesai mengikuti kursus ini, tanggal 27 Juli nanti akan diadakan Resital KMP yang akan menghadirkan para juri, yakni: Andrea Maulana (Jazz vocalist Juri Indonesian Idol & Singing Battle, Lia Melinda (Penyanyi, Vocal Coach & Pemimpin Paduan Suara), Yusak Itong Suryana, M.Th (Dosen STT REM & Guru Musik) dan Benny Titaley, M.Pd (Dosen STT REM & Penyanyi). “Resital ini artinya pertunjukan. Maksudnya, mereka yang telah melewati proses belajar melalui kursus nantinya akan ditampilkan dalam acara Resital KMP. Nah, dengan ada juri yang menilai,  maka mereka benar-benar akan melakukan latihan dan praktek sungguh-sungguh dan pastinya memberikan yang terbaik,” tandas Yusak.

Ibu Lia Melinda sedang melatih vokal

Salah satu peserta kelas WL, yakni Pastor Dewi Dirgantoro, mengungkapkan isi hatinya selama mengikuti kursus WL. Menurutnya,  meskipun ia telah berpengalaman menjadi seorang Worship Leader salaam 27 tahun di gerejanya, tetapi melalui kursus ini banyak sekali manfaatnya dan merasa ingin terus belajar.  “Saya mendapatkan informasi adanya kursus WL di STT REM. Sebagai manusia biasa, saya ingin menggali ilmu lebih dalam lagi. Supaya ketika saya mengajar di tempat lain, ada input yang bisa dibagikan. Ketika mengikuti kursus ini, saya mendapatkan pengetahuan yang baru tentang bagaimana sesungguhnya menjadi seorang Worship Leader. Ternyata saya mendapatkan pengajaran bahwa menjadi seorang WL itu  bukan sebatas skill menyanyi. Tetapi mesti benar-benar punya karunia profetik.  Setelah mengikuti kursus ini, ketika memimpin puji-pujian saya tidak lagi menganggap diri sedang melakukan show (pertunjukan). Kini, kalau saya sedang menjadi WL di gereja, saya berupaya memimpin pujian seperti sedang datang ke hadirat Tuhan sehingga banyak orang terjamah, terberkati dan terpulihkan,” tandas Ps Dewi yang mengaku pernah membuka kelas WL di Jawa Tengah.

Senada dengan Ps Dewi, pengalaman serupa juga diceritakan oleh peserta kursus lainnya, yaitu Yosua Ongko Yuwono. Yosua ini adalah salah satu musisi dalam komunitas yang diberi nama The New Beginning (TNB) Worship. Yosua yang aktif di sebuah gereja di kawasan Palmerah ini juga merasa butuh sekali akan pengetahuan tentang WL ini. “Saya butuh pengetahuan tentang bagaimana melakukan praise and worship yang benar agar bisa saya ajarkan untuk membimbing para jemaat yang ingin menjadi pelayan sebagai singer dan WL di gereja saya,” kata Yosua.

Yosua mengucap syukur ketika mengikuti kursus ini dia mendapatkan banyak referensi pengetahuan bagaimana sesungguhnya melakukan praise and worship yang benar. “Disini saya banyak belajar bahwa melakukan pujian penyembahan bukan hanya sekedar menyanyi seperti seorang entertain, tapi juga harus punya karunia profetik,” tuturnya.

Sebagai informasi, bagi yang tertarik untuk mengikuti kursus ini, kelas padat dibuka untuk umum dengan waktu yang terbatas ( 1 bulan – 4 kali pertemuan). Rencana diadakan mulai tgl 15 Juni 2019. Selanjutnya setiap hari Sabtu (tgl 15, 22, 29 Juli, 6 Juli) yang dimulai pukul 10.00 s/d 11.00 WIB. Tempat : Kampus STT REM Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2 No. 4G-K, Kelapa Gading, Jakarta Utara (belakang Taman Jogging 1). Pembicara : Yusak Itong Suryana, M.Th (Pimpinan Yis Production, Majalah PRAISE, Pembicara, Penulis buku, Musisi, Instruktur Musik, Dosen STT REM); Dave Michael, M.PdK ( WL, Pembicara KKR, Dosen STT REM).

Fee : Rp 150.000/bulan untuk 4x pertemuan @1jam (mendapatkan paket bahan Quisioner & Sertifikat KMP STT REM) Contact Person : 081908116111 (Kezia) dan 0818740367 (Wahyu). SM

Comment