Jakarta,Victoriousnews.com,-Seminar House Of Inspiration And Motivation (HIM) resmi dibuka oleh Gembala Sidang GBI REM, Pdt. Paulus T Supit, seusai kebaktian Minggu,5 Desember 2021 Pukul. 15.30 Wib. “GBI REM sangat bersyukur memiliki Pak Pengky, meski usianya sudah di atas 70-an tetapi masih kreatif membuat acara yang sangat bermanfaat bagi umat Tuhan dimana pun berada. Sebagai Gembala saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Pengky. Mari kita sama-sama doakan agar Pak Pengky panjang umur dan senantiasa sehat,” ujar Pdt.Paulus dalam kata sambutannya sebelum membuka Seminar HIM di GBI REM Daan Mogot, Jalan Raya Daan Mogot No.119, Duri Kepa, Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
HIM adalah program unggulan GBI REM untuk mencerdaskan umat Tuhan melalui pembekalan & pelatihan di bidang motivasi, inspirasi, karakter kepribadian yang kuat. Tujuannya adalah agar jemaat dan umat Kristiani yang bergabung dalam seminar, semakin bertambah wawasan,dibekali ilmu pengetahuan mengenai peningkatan taraf hidup. Contohnya; bagaimana menjadi marketing atau cara menjual barang; bagaimana menjadi pengusaha di tengah pandemi corona; bagaimana menjadi karyawan yang mumpuni, multi talent, berkepribadian menarik dan memiliki karakter baik.
Sebagai Pembicara pembuka, Pengky Andu menjelaskan, bahwa, manusia itu memiliki 3 peran. Pertama: Human Being (diciptakan Tuhan sebagai manusia). Kedua, Human Doing (sebagai manusia harus bekerja dan melakukan sesuatu). Ketiga, Human Having (sebagai manusia harus berbagi). “Apa yang harus kita lakukan sebagai manusia di dalam posisi sebagai ciptaan Tuhan?. Sebagai manusia kita harus memiliki keseimbangan antara stabilitas dan kemampuan untuk berubah. Sebagai manusia yang bekerja,dibutuhkan antara eksploitasi dan eksplorasi. Maksudnya, kemampuan kita harus diberdayakan atau dieksploitasi, serta kita juga mesti mengeksplor dan mencari pengalaman baru. Kalau bagi saya, makin tua harus makin produktif, dan harus makin punya duit. Nah, setelah kita menjadi human being dan human doing, kita harus melakukan human having atau berbagi kepada sesama. Kita tidak boleh hanya ingin memiliki saja, tetapi tidak mau berbagi,” papar Pengky Andu sebagai penggagas Seminar.
Menurut Pengky, sekarang ini dunia sedang bicara speed atau kecepatan perubahan teknologi. Pertama, Speed Learning. Artinya kita tidak boleh ketinggalan dalam belajar. Karena, saat ini learning kita sudah memasuki revolusi industri 5.0. Kedua, adalah Speed Trying, kecepatan untuk melakukan dan mencoba. Dan ketiga, Speed Implementation,- kecepatan menggambarkan apa yang menjadi rencana. “Zaman sekarang ini kita harus bergerak cepat, tidak boleh malas,” tandas Pengky.
Menurut Pengky saat ini ada beberapa sebutan generasi berdasarkan tahun lahirnya dan menempati tingkatan dalam dunia kerja. Yakni, generasi Baby Boomer yang lahir pada tahun 1945 saat ini tinggal 6 % menempati di dunia kerja. Generasi yang lahir pada tahun 1980-an disebut generasi Y, sekarang menempati tingkat teratas dalam dunia kerja 62 %. Sedangkan generasi milenial lahir tahun 1990 menempati posisi di dunia kerja 32 %. “Jika kita tidak kreatif dan memiliki skill mumpuni, maka bisa dipastikan akan digeser. Anak muda, khususnya SDM generasi milenial saat ini harus berani bersaing,” papar Pengky.
Apa yang harus kita lakukan saat ini di tengah persaingan global? Ungkap Pengky, saat ini kita mengenal tentang Disrupsi. Pengertian disrupsi adalah sebuah era di mana terjadinya inovasi dan perubahan secara besar-besaran dan secara fundamental mengubah semua sisitem, tatanan dan landscape yang ada ke cara-cara baru. “Singapura saat ini mendisrupsi negaranya sendiri. Begitu pula Indonesia di era Presiden Jokowi juga melakukan disrupsi. Banyak sekali perubahan dan kegoncangan teknologi yang terjadi. Mulai saat ini saya berharap anak-anak muda milenial, mulai mikirin bagaimana mencari uang. Ini adalah bagian dari disrupsi diri sendiri. Jika ada yang tidak menguntungkan dalam hidup kita, maka harus berani melakukan disrupsi. Kita harus berani menggunting kebiasaan jelek dan melakukan perubahan hidup yang lebih baik,” urai Pengky.
Pengky juga menjelaskan secara gamblang mengenai kecepatan perubahan teknologi dan revolusi industri yang diawali pertama kali manusia diciptakan; berburu dan mengumpulkan, 2000 tahun kemudian muncul industri 0.0 (bertani). Selanjutnya revolusi industri 1.0 dibutuhkan 100 tahun lebih. “Kurang dari 50 tahun terjadi revolusi industri 2.0 (pengetahuan dan informasi). Kurang dari 25 tahun muncul revolusi industri 3.0 (komputer dan internet). Setelah itu kurang dari 5 tahun saat ini kita berada di era 4.0 (paska PC, Mobile, Digital). Nah sebentar lagi kita akan masuk ke 5.0 (rekombinasi Human-Machine),” ulas Pengky.
Dalam sesi selanjutnya, Pengky juga mengupas sistem Vuca yang saat ini sangat tepat diterapkan di era kecanggihan teknologi. VUCA adalah Violatility (Vision), Uncertainity (Understanding), Complexity (Clarity), dan Ambiguity (Agility). “Istilah VUCA ini mulai digunakan oleh militer Amerika Serikat di akhir tahun 1990-an, pasca-era Perang Dingin. Ini mencerminkan dunia yang serba cepat, semakin tidak stabil dan cepat berubah. Dan kita harus berani menghadapi kondisi yang serba cepat ini,” pungkas Pengky Andu yang telah menulis 14 buku tentang motivasi. SM
Comment