Ketum MP GPdI, Pdt. John Weol: Hari Pentakosta Bukan Hari Keramat, Tapi Momen Ilahi Curahkan Kuasa Roh Kudus

banner 468x60

JAKARTA,Victoriousnews.com– Setiap tahun, jutaan umat Kristiani di seluruh dunia memperingati Hari Pentakosta — sebuah momentum sakral yang menandai pencurahan Roh Kudus pertama kali kepada para rasul, sebagaimana tercatat dalam Kisah Para Rasul pasal 2. Momen ini tidak sekadar sebuah peringatan sejarah, melainkan titik awal perubahan besar dalam kehidupan rohani umat percaya.

“Hari Pentakosta, atau yang juga dikenal sebagai hari pencurahan Roh Kudus, terjadi 50 hari setelah Paskah dan 10 hari setelah Kenaikan Yesus ke Surga,” ujar Pdt. Dr. Johnny Weol, Ketua Umum Majelis Pusat Gereja Pantekosta di Indonesia (MP GPdI), mengawali perbincangan hangat di sela kesibukannya di  Sentra GPdI, Sunter Jakarta Utara.

Menurut Pdt. Johnny Weol, memahami makna Pentakosta dari perspektif GPdI berarti kembali kepada pesan Yesus dalam Kisah Para Rasul pasal 1. Sebelum naik ke Surga, Yesus berpesan agar para murid tidak meninggalkan Yerusalem sampai mereka menerima “janji Bapa” — yakni pencurahan Roh Kudus.  “Di Kisah Para Rasul 1:8 kita membaca: ‘Kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksi-Ku…’. Inilah dasar spiritual pelayanan umat GPdI hingga saat ini. Meskipun peristiwa itu terjadi lebih dari 2000 tahun lalu, kami tetap memperingatinya sebagai momen penting — bukan sekadar sejarah, tapi aktualisasi kuasa Allah yang terus bekerja hari ini,” jelasnya dengan penuh semangat.

Hari Pentakosta: Bukan Hari Keramat, Tapi Momen Ilahi

Peringatan hari Pentakosta bagi GPdI bukan sekadar mengenang sebuah hari besar. Bagi GPdI, itu adalah momen lawatan Roh Kudus yang direspons dengan ibadah khusus, doa, dan pujian yang membuka hati umat kepada kuasa Tuhan. “Kami tidak mengkeramatkan sebuah hari, tetapi kami menghidupi makna Pentakosta — bahwa pencurahan Roh Kudus masih terjadi hingga hari ini. Sebagaimana Kisah Para Rasul 2:17 menegaskan bahwa Roh Kudus akan tercurah atas semua manusia,” lanjut Pdt. Weol yang juga menjabat Ketua MD GPdI DKI Jakarta.

Dari Yerusalem ke Azusa Street: Api Roh Kudus yang Tak Pernah Padam

Pdt. Weol juga menyoroti peristiwa besar lainnya dalam sejarah kekristenan, yaitu kebangunan rohani di Azusa Street, Los Angeles, tahun 1906. Meski tidak terjadi tepat pada hari Pentakosta, namun momen itu menjadi titik balik dunia rohani modern.“Azusa Street adalah kebangunan rohani yang telah lama hilang sejak abad ke-4. Itu bukan kebetulan. Tuhan menghidupkan kembali kuasa Roh Kudus yang telah lama padam dalam praktik gereja, dan dari sanalah gelombang kebangunan Pentakosta menyebar ke seluruh dunia,” ungkap Pdt. John yang juga Gembala GPdI El Uzay, Pluit Muara Karang Jakarta Utara.

Dalam peristiwa yang dipimpin oleh William J. Seymour tersebut, banyak orang mengalami baptisan Roh Kudus, berbahasa roh, kesembuhan, dan nubuat. Gelombang ini menjalar ke berbagai bangsa — termasuk ke Indonesia — dan menjadi dasar berdirinya gereja-gereja beraliran Pentakosta.“Hingga hari ini, GPdI tetap meyakini bahwa mujizat, kesembuhan, dan karunia-karunia Roh Kudus masih terus terjadi,” tegasnya.

Bahasa Roh: Bukti Kasih dan Kuasa yang Menyentuh Bangsa-Bangsa

Menjawab pertanyaan tentang bahasa roh, Pdt. Weol mengutip Kisah Para Rasul 2 dan 10:46 sebagai bukti bahwa pencurahan Roh Kudus tak terbatas pada satu bangsa atau bahasa.“Di Kisah Para Rasul 2, Roh Kudus turun atas 120 orang Galilea, tapi mereka bisa berbicara dalam sekitar 17 bahasa asing. Ini menunjukkan bahwa kehadiran Roh Kudus tidak terbatas — Ia menyatakan kuasa-Nya dengan cara apa pun. Bahkan dalam Kisah Para Rasul 10:46, bahasa roh menjadi tanda bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi juga menerima anugerah yang sama.”

Pdt. Weol menutup pembicaraan dengan sebuah pernyataan yang menyentuh: “Roh Kudus bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk dihidupi. Ia bisa hadir di mana saja dan kapan saja. Tapi di Hari Pentakosta, kita secara khusus membuka diri, menanti, dan menyambut-Nya — sebab kuasa itu terus ditawarkan bagi siapa saja yang percaya dan mau menjadi saksi-Nya.”

Hari Pentakosta bukan hanya sekadar bagian dari kalender gerejawi, tapi merupakan api yang menghidupkan kembali gereja Tuhan hingga ke ujung bumi — dari Yerusalem, ke Azusa Street, hingga ke sudut-sudut negeri tercinta. SM

banner 300x250

Related posts

banner 468x60