Ketum BAMAGNAS, Pdt. Dr. Japarlin Marbun: Perang Israel-Iran Itu Konflik Kepentingan Politik, Jangan Tafsirkan Akhir Zaman! 

banner 468x60

Jakarta,Victoriousnews.com- Konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang sempat memanas belakangan ini menjadi sorotan dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun kini telah terjadi gencatan senjata, dampak perang ini tetap terasa, terutama pada sektor ekonomi global. Tak hanya itu, perang ini juga memicu diskusi hangat di kalangan umat Kristen yang mencoba mengaitkannya dengan nubuatan Alkitab, khususnya dalam kitab Yehezkiel pasal 38 tentang Perang Gog di tanah Magog.

Namun, tidak semua tokoh Kristen sependapat dengan tafsir yang mengaitkan konflik ini dengan akhir zaman. Salah satunya adalah Pdt. Dr. Japarlin Marbun, S.Pdk, M.Pd, mantan Ketua Umum Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) dan Ketua Umum DPP Bamagnas. Ia menegaskan bahwa perang antara Israel dan Iran bukanlah penggenapan dari nubuatan Gog dan Magog, melainkan perang biasa yang didorong oleh kepentingan politik dan strategi pertahanan.

 “Ini adalah perang biasa oleh adanya sebuah kepentingan. Israel dulunya berteman dengan Iran, tapi setelah pergantian rezim, Iran menjadi musuh yang bertekad menghancurkan Israel. Selain itu, Iran disinyalir tengah mengembangkan senjata nuklir yang mengancam stabilitas Israel dan kawasan Timur Tengah ,” ujar Pdt. Japarlin.

Lebih jauh, Pdt. Japarlin juga menyoroti adanya kepentingan ekonomi global yang terselubung, khususnya industri militer. Ia mengatakan, negara-negara besar juga terlibat untuk “menghabiskan stok senjata yang sudah kadaluarsa” dan menjadikan konflik sebagai ladang bisnis.

Menyikapi keresahan umat Kristen yang merasa bahwa konflik ini adalah pertanda kedatangan Yesus yang semakin dekat, ia memberi peringatan tegas:

 “Jangan terlalu cepat mengaitkan konflik perang ini dengan akhir zaman. Jangan menakut-nakuti jemaat dan membodohi dengan tafsir sempit. Kita harus melihat dari banyak sisi, bukan hanya dari kacamata rohani, tetapi juga geopolitik dan ekonomi.”

Ia juga mengingatkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus tidak bisa dipastikan waktunya, dan syaratnya jelas dinyatakan dalam Alkitab: Injil harus diberitakan ke seluruh dunia.

 “Kalau ingin Tuhan segera datang, maka tugas kita adalah memberitakan Injil ke seluruh penjuru bumi. Itu syarat yang Alkitabiah. Bukan menebar ketakutan,” jelasnya.

Dalam wawancara tersebut, Pdt. Japarlin juga menyoroti dampak nyata perang terhadap perekonomian Indonesia. Mulai dari melemahnya nilai tukar rupiah, terhambatnya ekspor barang, hingga dibatalkannya perjalanan rohani ke Israel.

“Tour ziarah ke Israel banyak yang batal. Selain itu, perang juga berdampak pada kestabilan ekonomi nasional. Oleh karena itu, kita harus memperkuat ekonomi keluarga dan gereja, agar tidak terlalu terguncang dengan kondisi global,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Pdt. Japarlin mengajak seluruh umat Kristen untuk tetap setia kepada Tuhan, tidak mudah terombang-ambing oleh isu-isu global yang menakutkan, dan fokus menjadi berkat di tengah dunia yang sedang gonjang-ganjing.

Wacana soal hubungan antara konflik Timur Tengah dan nubuat Alkitab bukanlah hal baru. Namun penting untuk mengedepankan sikap bijaksana dan bertanggung jawab dalam menafsirkannya, agar gereja tetap menjadi sumber pengharapan, bukan ketakutan. SM

banner 300x250

Related posts

banner 468x60