Luka Batin, Mudah emosi, fobia, kesepian, adiksi game, sakit psikosomatis dan sebagainya bisa disembuhkan dengan Hipnoterapi—The Heart Technique karya Dr. Adi W Gunawan

Kesehatan2869 Views

JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,-Dr. Adi W. Gunawan, ST., M.Pd., CCH adalah seorang hipnoterapis klinis yang menemukan sebuah teknik baru untuk kesehatan bernama The Heart Technique atau disingkat THT. Teknik baru hipnoterapi ini resmi diperkenalkan dan dirilis  ke tengah masyarakat secara resmi pada hari  Sabtu (30/6), di Hotel Hariston, Teluk Gong, Penjaringan- Pluit Jakarta Utara. THT temuan Adi yang juga pakar mind technology sekaligus peneliti itu ini telah dipatenkan di Dirjen HAKI, Kemenkumham.

Hanya dalam waktu empat hari, workshop yang diumumkan melalui media sosial, langsung menutup pendaftaran. Karena jumlah peserta telah melampaui kapasitas gedung yang hanya mampu menampung 1.100 peserta. Workshop itu berlangsung dua sesi, yakni pertama pukul 09.00 – 12.00 WIB dan kedua pukul 14.00 – 17.00 WIB.

THT merupakan teknik revolusioner, sangat mudah dipelajari dan dipraktikkan, aman dan telah teruji sangat efektif untuk diterapkan pada  diri sendiri. Khususnya mengatasi masalah berkaitan dengan perilaku dan emosi. Tujuan Adi W. Gunawan menciptakan THT itu turut memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, khususnya di aspek mental dan emosi. Dengan berlandaskan hasil kajian teori dan ilmu yang cukup kompleks, meliputi antara lain teori pikiran, motivasi, memori, sistem energi tubuh, khususnya meridian, dan neurosains.

DR. Adi W. Gunawan, ST., MPd., CCH., saat merilis temuan barunya The Heart Technique atau disingkat THT, pada workshop yang digelar Sabtu (30/6), di Hotel Hariston, Pluit Jakarta.

Menurut Adi W. Gunawan, ketika seseorang mengalami suatu kejadian, kejadian ini pada dasarnya netral. Selanjutnya, seseorang itu memberi makna pada kejadian ini, bisa positif, netral, atau negatif. Pemaknaan inilah yang memunculkan emosi. “Bila maknanya positif, emosinya pun positif. Jika maknanya netral, emosinya pun netral. Begitu pula bila diberi makna negatif, maka emosinya pun akan negatif,” kata Akademisi itu, yang juga dikenal sebagai Indonesia’s Leading Expert in Mind Technology dengan reputasi internasional.

Selanjutnya, Adi W. Gunawan menerangkan emosi ini akan mendorong seseorang melakukan respons. Sebab, respons bergantung dari emosi yang dihasilkan. Jika respons yang muncul positif, tentu tidak ada masalah. Persoalannya adalah, yang umum terjadi orang cenderung memberi makna negatif, sehingga mendorong munculnya emosi dan respons negatif. “Setelah emosi muncul, biasanya akan melekat pada memori kejadian dan tertanam di pikiran bawah sadar,” jelas Adi.

Sebagai contoh, Adi W. Gunawan mengungkapkan ketika sakit hati dengan seseorang, maka biasanya individu memberi makna negatif, disusul emosi negatif, dan terakhir respons negatif. Setelah itu, emosi ini akan melekat pada memori kejadian dan tersimpan di bawah sadar. Persoalannya adalah, jika suatu ketika bertemu dengan orang yang sebelumnya membuat sakit hati, maka secara otomatis emosi dan respons negatif ini akan kembali mencuat ke permukaan, dan membuat seseorang tidak nyaman. “Nah, dengan THT, emosi sakit hati itu bisa dinetralisir kembali dengan cepat dan mudah,” tambahnya

Pada orang dewasa, THT berhasil membantu mengatasi masalah antara lain luka batin, perasaan diri tidak berharga, tidak percaya diri, takut bicara di depan umum, mudah emosi, cemas atau ketakutan berlebih, perasaan diri ditolak, mudah panik, takut menikah, kesedihan mendalam, kesulitan diet, beragam fobia, kesepian, kebiasaan menunda, adiksi game atau video, sakit psikosomatis, dan masih banyak lagi. “Bahkan ada beberapa klien yang semula hendak bunuh diri akhirnya tidak jadi, setelah diterapi dengan THT,” ungkapnya.

Adi W. Gunawan menyebutkan, masalah yang berhasil diatasi pada klien anak menggunakan THT, antara lain tidak percaya diri, minder, adiksi atau ketagihan main game atau gadget, malu, prestasi akademik rendah, merasa diri bodoh, merasa diri tidak cakap, tidak suka makan sayur, takut gelap, takut ketinggian, takut sendirian, marah pada teman, takut pada guru, tidak suka pelajaran tertentu, tidak berani tampil di depan umum, merasa kesepian. “Dan masih banyak lagi,” singkatnya.

Selain di Jakarta, workshop THT juga diselenggarakan di kota besar lainnya seperti Medan, pada 8 Juli, dan Denpasar, 9 September 2018. Untuk Medan, hanya dalam waktu dua hari jumlah pendaftar telah mencapai hampir 1.000 peserta. margianto

Comment